iklan

Saturday, 5 April 2014

PEREKONOMIAN DI KABUPATEN MELAWI NANGA PINOH


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kabupaten Melawi merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi Kalimantan Barat. Kabupaten ini terletak di antara garis 07′-1020′ Lintang Selatan dan 1117′-11227′ Bujur Timur. Kabupaten Melawi berbatasan dengan kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang di sebelah utara, dengan kecamatan Tumbang Selam, Kabupaten Kota Waringin Timur provinsi Kalimantan Tengah di sebelah selatan, dengan kecamatan Serawai Kabupaten Sintang di sebelah timur dan dengan kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang di sebelah barat. Daerah Kabupaten Melawi mempunyai luas wilayah 10.640,80 Km serta memiliki tujuh Kecamatan dengan Nanga Pinoh sebagai ibukotanya.
Sebagian wilayah Menukung yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Melawi, termasuk dalam Taman Nasional Bukit Baka seluas 180.000 hektar yang ditumbuhi 817 jenis pohon serta beragam fauna. Taman nasional yang mencerminkan kehidupan alami hutan tropis ini juga membentang di atas tanah kabupaten tetangga, bahkan provinsi tetangga karena posisinya ada di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Kecamatan Menukung dan Ella Hilir juga memiliki potensi lain. Permukaan tanah yang relatif lebih landai dibanding perbukitan di bagian barat berpeluang untuk pembudidayaan kelapa sawit. Bagi pengusaha yang ingin menanamkan modal di Kecamatan Menukung dan Ella Hilir, tersedia sekitar 80.000 hektar lahan yang menunggu diubah menjadi perkebunan kelapa sawit.
Di Kecamatan Belimbing terdapat sebuah perkebunan besar dengan bendera PT Sinar Dinamika Kapuas (SDK) yang mengadopsi pola plasma inti. SDK tak hanya mengusahakan perkebunan, tetapi sekaligus menyediakan pengolah sawit menjadi minyak sawit mentah atau crude palm oil. Tak hanya sawit dari Melawi saja yang diolah, sawit dari Kabupaten Sintang juga dikirim ke Belimbing untuk diproses lebih lanjut.
Di sektor pertanian tanaman pangan menjadi sektor penting dalam ekonomi Melawi. Mayoritas penduduk atau tepatnya 44,3 persen mencari nafkah dengan bertani palawija dan padi. Para petani umumnya bercocok tanam di lahan kering yang dibagi dua. Sebagian untuk padi ladang atau palawija, sisanya ditanami karet. Getah-getah karet dari kebun-kebun rakyat serta satu perkebunan swasta yang telah diolah menjadi bentuk kotak putih dikirim ke Kabupaten Pontianak untuk diproses menjadi barang setengah jadi yang siap ekspor.

B.       Rumusan Masalah
Bagaimana perekonomian yang ada di Kabupaten Melawi ?

C.      Tujuan Penulisan
Agar lebih bisa memahami keadaan perekonomian di Kabupaten Melawi secara lebih detail.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MELAWI
Salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian secara nyata di suatu daerah digambarkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun yang bersangkutan terhadap tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Melawi pada tahun 2011 digambarkan oleh laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2011 dibandingkan dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2010. Pada tahun 2011 perekonomian Kabupaten Melawi mengalami peningkatan sebesar 6,05 persen. Dibandingkan tahun 2010, laju pertumbuhan tahun 2011 meningkat 0,76 poin.
Meningkatnya laju pertumbuhan ini disebabkan karena meningkatnya pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertanian yang mempunyai kontribusi yang dominan pada total pembentukan PDRB.
Meningkatnya PDRB secara total tahun 2011 diikuti dengan meningkatnya PDRB per kapita. Pada tahun 2010 PDRB per kapita Melawi mencapai Rp 5.,72 juta, sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi Rp 6,05 juta.
SEKTOR PERTANIAN
Struktur perekonomian Indonesia telah bergeser dari sektor pertanian ke sektor industri. Walaupun demikian, sektor pertanian masih mempunyai peranan penting dalam pembanguan ekonomi. Hal ini disebabkan karena selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat banyak juga sebagai penyedia bahan baku untuk keperluan industri. Oleh sebab itu pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan produksi pertanian karena diharapkan akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah.
Tanaman Pangan
Pada tahun 2011 produksi padi sawah mengalami peningkatan 15,74 persen dibanding tahun 2010. Peningkatan terjadi karena meningkatnya luas panen. Luas panen pada tahun 2011 meningkat sebesar 941 hektar atau sekitar 20,05 persen dibandingkan luas panen pada tahun 2010.
Produksi padi ladang pada tahun 2011 mengalami penurunan, penurunan terjadi  baik pada luasan panen maupun besarnya produktivitas per hektar. Luas panen padi ladang menurun sebesar 1.509 hektar atau sekitar 17,22 persen dibanding tahun 2010, sedangkan produktivitas menurun dari 18,69 kwintal per hektar pada tahun 2010 menjadi 17,48 kwintal per hektar. Penurunan kedua komponen tersebut menyebabkan produksi padi ladang menurun sebesar 22,57 persen dibanding tahun 2010.
Peningkatan produksi padi sawah dan penurunan produksi padi ladang menyebabkan produksi padi secara umum di Kabupaten Melawi mengalami penurunan sebesar 4,4 persen di banding tahun 2010.
Perkebunan
Produksi perkebunan terbesar di Kabupaten Melawi adalah perkebunan karet dan kelapa sawit. Luas tanaman menghasilkan perkebunan karet di Kabupaten Melawi pada tahun 2011 sebesar 17.830 ha, dimana seluruhnya dikembangkan dengan pola perkebunan rakyat dengan produksi karet sebesar 14.807 ton TBS.
Pada tahun 2011 terdapat area perkebunan kelapa sawit yang dikembangkan dengan pola PBS, akan tetapi semua masih merupakan tanaman belum menghasilkan. Sedangkan tanaman menghasilkan  berasal dari area pola PIR seluas seluas 8.953 ha dengan produksi CPO sebesar 24.636 ton. Selain dua komoditi utama di atas, produksi tanaman perkebunan lainnya walaupun sumbangannya sangat kecil tetapi dapat diperhitungkan yaitu: tanaman kelapa dalam (140,5 ton), lada (10 ton), kopi (19,2 ton), aren 5,7 ton, dan pinang (15,3  ton).
SEKTOR KEHUTANAN
Kawasan hutan Kabupaten Melawi berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah pada tahun 2005 seluas 1.064.080 Ha, lebih dari separuhnya (52,45 persen) digunakan sebagai hutan produksi, yang lainnya sebesar 3,95 persen sebagai hutan tanaman nasional. 20,63 persen sebagai hutan lindung dan sisanya sebesar 22,97 persen digunakan sebagai pertanian lahan kering.
Luas lahan kritis di Kabupaten Melawi sebesar 70,53 persen dari seluruh luas wilayah, diman 71,18 persen dari lahan kritis berada di kawasan hutan dan 28,81 persen berada di kawasan lainnya. Lahan kritis yang terluas adalah pada kawasan hutan produksi biasa yaitu sebesar 96,00 persen merupakan lahan kritis.

SEKTOR PARIWISATA

Objek wisata yang umumnya terdapat di wilayah Kabupaten Melawi adalah objek wisata alam dan wisata budaya seperti : Taman Nasional Bukit Baka di Menukung, Bukit Matok Permai di Belimbing, Air Terjun Sarai Empangan di Nanga Pinoh, Air Terjun Berasap di Belimbing, Air Terjun Netak di Ella Hilir, Air Terjun Siling Lubang Kuter, Riam/Jeram sepanjang Sungai Pinoh (Riam Kenebak, Gading, Kenibung, Senatan dll), Rumah Panjang , Kesenian dan sebagiannya, sedangkan sarana dan prasarana penunjang pariwisata yang ada di Kabupaten Melawi adalah :
WISATA ALAM
Kabupaten Melawi dialiri oleh  sungai yang cukup besar yaitu Sungai Melawi dan Sungai Pinoh. Sungai Melawi membentang di sebagian kecamatan yaitu, kecamatan Menukung, Ella Hilir dan Nanga Pinoh. Sedangkan sungai Pinoh membentang dari kecamatan Sokan, Tanah Pinoh, Sayan dan bermuara di Nanga Pinoh. Kedua sungai ini merupakan prasarana transportasi yang penting dan strategis bagi beberapa wilayah kecamatan tersebut bagi lau lintas.
Meskipun banyak sekali hambatan - hambatan yang sangat mengganggu, jika terjadi musim kemarau sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas barang dan jasa bagi kebutuhan dan aktivitas ekonomi penduduk di beberapa wilayah tersebut, namun transportasi sungai hingga saat ini masih menjadi andalan, karena prasarana transportasi darat dan fasilitas jalan darat masih belum memadai untuk dapat digunakan secara efektif.
Beberapa sungai besar angkutan di daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan. Selain Sungai Melawi dan Sungai Pinoh, masih terdapat beberapa anak sungai di Kabupaten Melawi.
POTENSI PERDAGANGAN
Jumlah perusahaan perdangan yang memiliki surat ijin usaha (SIUP) pada tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun 2010. Dilihat menurut jenisnya 92,75 persen merupakan perusahaan kecil, berikutnya 2,85 persen merupakan perusahaan besar, selanjutnya 4,40 persen merupakan perusahaan menengah.
Kegiatan ekspor impor di Kabupaten Melawi salah satunya dapat terlihat dari jumlah barang yang keluar/masuk melalui teminal bis Nanga Pinoh. Jenis barang yang masuk meliputi barang kelontong, elektronika, pertanian, makanan, perkebunan, minuman, spare part mesin. tekstil, rokok, bahan bangunan, sembilan bahan pokok, sepeda motor dan BBM. Sedangkan barang yang keluar pada tahun 2011 berasal dari jenis barang pertanian dan perkebunan.


POTENSI PERINDUSTRIAN
Sektor industri dibedakan atas industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. Penggolongan ini berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terdapat di perusahaan yang bersangkutan.
1.    Industri besar adalah perusahaan yang memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih.
2.    Industri sedang memiliki jumlah tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.
3.    Industri kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang.
4.    Industri rumah tangga memiliki jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang.
Jumlah industri besar dan sedang di Kabupaten Melawi pada tahun 2011 sebanyak 2 perusahaan, jumlah ini tidak mengalami perubahan sejak tahun 2009. Berbeda dengan industri besar dan sedang, industri kecil dan mikro jumlahnya terus bertambah setiap tahun. Apabila dilihat dari sektor formal dan informal, jumlah industri yang bergerak di bidang informal sebesar 94 persen. Industri informal ini mampu menyerap tenaga kerja 1.033 tenaga kerja, sedangkan industri formal mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 313 tenaga kerja.

Keadaan Perekonomian Daerah
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Melawi utamanya disumbang oleh sektor Pertanian, pertambangan, hasil hutan, perkebunan, pariwisata,  perdagangan,hotel dan restoran serta industri pengolahan(kelapa sawit). Hal ini dilihat dari PDRB  atas dasar harga berlaku tiap sektor terhadap nilai PDRB agregatnya. Dalam kurun waktu tujuh tahun waktu terakhir, kemakmuran masyarakat Kabupaten Melawi secara umum selalu meningkat tiap tahunnya. Selama tahun 2007 ,rata-ratapendapatan yang dihasilkan per kepala penduduk Kabupaten Melawi  sebesar Rp.  4.181.778,55. Hal ini sekaligus menyatakan bahwa tingkat kemakmuran masyarakat mengalami kemajuan 0,03 persen dibandingkan tahun 2006.
Ketersediaan Lahan
Menampilkan 1 sampai 5 dari 5
No
Sektor/Komoditi
Luas Lahan/Potensi
1
Perkebunan: Karet
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 15,660
2
Perkebunan: Kelapa
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 921
3
Perkebunan: Kelapa Sawit
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 6,404
4
Perkebunan: Kopi
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 162
5
Perkebunan: Lada
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 196

B.       Jalan Ella-Nanga Pinoh Yang Memprihatinkan Menghambat Pertumbuhan Perekonomian Kabupaten Melawi
      Desa Nanga Nuak, adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi. Di desa ini, faktor utama yang mendukung lancarnya perkembangan ekonomi dan pendidikan adalah jalan. Mengapa demikian ? Karena apabila jalan menuju ibukota Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi tersebut bisa diperbaiki, maka proses berjalannya ekspor produksi barang-barang pokok atau keperluan jual beli ke pasar lancar melalui transportasi darat.Tetapi,  karena kondisi jalan yang rusak parah sejak beberapa bulan ini yang masih juga belum teratasi karena kurangnya perhatian dari pemerintah daerah, akhirnya masyarakat memilih sarana transportasi laut yang memerlukan waktu lama dan biaya yang lebih mahal.Selain kebutuhan barang dan ekonomi, kondisi jalan yang rusak ini bisa menghambat proses belajar mengajar murid-murid di sekolah, baik di tingkat SD,Maupun SMP.


       Karena sumber tenaga pengajar di Desa Nanga Nuak sebagian besar berasal dari luar desa seperti dari Kecamatan Ella Hilir, Desa Popai dan Desa Lengkong Nyadom. Sedangkan daerah-daerah tersebutlah yang terkena jalan rusak parah.Guru-guru sering datang terlambat dikarenakan kondisi jalan yang rusak parah sehingga para guru membutuhkan waktu yang lama untuk menempuh jarak yang lumayan jauh yaitu sekitar 15 km.Apalagi kondisi jalan setelah diguyur oleh hujan, kadang-kadang guru tidak bisa hadir untuk mengajar murid-murid di sekolah karena kondisi jalan yang sangat becek yang bisa menimbulkan kecelakaan. Oleh karena itu,  Saya mewakili masyarakat Desa Nanga Nuak menghimbau kepada pemerintah daerah agar segera mengatasi masalah ini dengan memperbaiki jalan secepatnya. Agar proses jual beli barang dan belajar mengajar di Desa Nanga Nuak, Kecamatan Ella Hilir dapat berjalan dengan lancar.  




BAB III
PENUTUP

  1. A.    Kesimpulan

Dapat dipastikan bahwa ternyata pengaruh pertumbuhan ekonomi berhubungan erat dengan pengganguran. Jika suatu wilayah pertumbuhan ekonomi baik maka pengganguran berkurang.
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu kabupatenn/negara untuk  mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di wilayah/negara tersebut.
Kabupaten Melawi sudah saatnya memberi perhatian utama pada bidang pertanian dan perkebunan, agar bisa keluar dari krisis pangan yang kini mengancam daerah. Maka dari itu setiap komoditas harus didekati secara spesifik karena masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda.
Pertumbuhan Ekonomi di setiap kabupaten berbeda – beda tergantung dari tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar pendapatan / penghasilan dari penduduknya.
Jika pendapatan daerah itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu daerah itu di bawah rata ± rata maka pertumbuhan ekonominya juga rendah.
Jadi, penduduk sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

  1. B.     Saran

Kalau penduduk sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kami selaku penyusun bagi pemerintah kabupaten melawi agar anggaran tahun 2014 ini, di pergunakan untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang selalu digunakan oleh penduduk seperti jalan menuju Ella-Nanga Pinoh, Kota Baru-Nanga Pinoh karena jalan melalui darat tersebut banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Melawi.


DAFTAR PUSTAKA




LAMPIRAN

PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO DAERAH ( HARGA KONSTANT )



SEKTOR
TAHUN
2011
2010
2009
2008
2007
RUPIAH (JUTA)
%
RUPIAH (JUTA)
%
RUPIAH (JUTA)
%
RUPIAH (JUTA)
%
RUPIAH (JUTA)
%
PERTANIAN
163.112
28,80
159.802
29,92
155.326
30,62
156.499
32,17
154.440
33,37
PERTAMBANGAN
22.297
3,94
22.158
4,15
20.773
4,09
19.468
4,00
18.574
4,01
INDUSTRI PENGOLAHAN
58.333
10,30
57.713
10,81
54.378
10,72
51.336
10,55
48.612
10,50
LISTRIK DAN AIR BERSIH
1.575
0,28
1.427
0,27
1.248
0,25
1.139
0,23
1.077
0,23
BANGUNAN
50.624
8,94
39.898
7,47
31.692
6,25
27.013
5,55
25.695
5,55
PERDAGANGAN, HOTEL, RESTORAN
183.007
32,31
172.774
32,35
169.458
33,40
167.050
34,34
153.623
33,19
ANGKUTAN/KOMUNIKASI
9.237
1,63
8.714
1,63
8.144
1,61
7.778
1,60
7.581
1,64
BANK/KEU/PERUM
22.974
4,06
20.828
3,90
18.775
3,70
17.057
3,51
16.437
3,55
JASA
55.282
9,76
50.798
9,51
47.496
9,36
39.181
8,05
36.812
7,95
TOTAL
566.440
100
534.110
100
507.289
100
486.521
100
462.851
100
LAJU PERTUMBUHAN

6

5

4

5

-

Sumber Data: 
http://melawikab.bps.go.id/
Badan Pusat Statistik Kabupaten Melawi
Jl Juang Km. 04 Kompleks Rumah Dinas DPRD, Nanga Pinoh, Melawi 78672
Telp (0568) 21841
Fax (0568) 21842

PEREKONOMIAN SEKTOR PERTANIAN

LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS, DAN PRODUKSI PADI SAWAH
Harvested Area, Yield Rate, and Production of Wetland Paddy
2011
No.
Kecamatan
Luas Panen
Produktifitas
Produksi
District
Harvested Area
Yield Rate
Production
(Ha)
(Kuintal/Ha)
(Ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
S o k a n
504
31,26
1.575
2.
Tanah Pinoh
640
32,35
2.070
3.
Tanah Pinoh Barat
411
26,50
1.089
4.
S a y a n
1.164
33,15
3.859
5.
Belimbing
231
29,76
687
6.
Belimbing Hulu
198
26,42
523
7.
Nanga Pinoh
464
29,98
1.391
8.
Pinoh Selatan
558
27,08
1.511
9.
Pinoh Utara
258
27,83
718
10.
Ella Hilir
645
30,42
1.962
11.
Menukung
561
30,73
1.724
2 0 1 1
5.634
30,37
17.110
2 0 1 0
4.693
31,50
14.784
2 0 0 9
4.014
32,60
13.084
2 0 0 8
3.914
33,58
13.145
2 0 0 7
2.679
29,11
7.799
Sumber / Source : Badan Pusat Statistik Kabupaten Melawi
LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS, DAN PRODUKSI PADI LADANG
Harvested Area, Yield Rate, and Production of Dryland Paddy
2011
No.
Kecamatan
Luas Panen
Produktifitas
Produksi
District
Harvested Area
Yield Rate
Production
(Ha)
(Kuintal/Ha)
(Ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
S o k a n
1.122
17,86
2.004
2.
Tanah Pinoh
587
19,06
1.119
3.
Tanah Pinoh Barat
320
15,31
490
4.
S a y a n
893
16,90
1.509
5.
Belimbing
320
18,39
589
6.
Belimbing Hulu
170
17,62
300
7.
Nanga Pinoh
300
18,76
563
8.
Pinoh Selatan
775
16,41
1.272
9.
Pinoh Utara
375
18,42
691
10.
Ella Hilir
945
16,96
1.603
11.
Menukung
1.448
17,56
2.543
2 0 1 1
7.255
17,48
12.682
2 0 1 0
8.764
18,69
16.380
2 0 0 9
8.516
18,82
16.027
2 0 0 8
7.256
19,10
13.859
2 0 0 7
7.569
16,34
12.368
Sumber / Source : Badan Pusat Statistik Kabupaten Melawi


LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS, DAN PRODUKSI PADI (SAWAH+LADANG)

Harvested Area, Yield Rate, and Production of Paddy

2011

No.
Kecamatan
Luas Panen
Produktifitas
Produksi

District
Harvested Area
Yield Rate
Production

(Ha)
(Kuintal/Ha)
(Ton)

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

1.
S o k a n
1.626
22,01
3.579

2.
Tanah Pinoh
1.227
25,99
3.189

3.
Tanah Pinoh Barat
731
21,60
1.579

4.
S a y a n
2.057
26,10
5.368

5.
Belimbing
551
23,16
1.276

6.
Belimbing Hulu
368
22,36
823

7.
Nanga Pinoh
764
25,58
1.954

8.
Pinoh Selatan
1.333
20,88
2.783

9.
Pinoh Utara
633
22,26
1.409

10.
Ella Hilir
1.590
22,42
3.565

11.
Menukung
2.009
21,24
4.267


2 0 1 1
12.889
23,11
29.792

2 0 1 0
13.457
23,16
31.163

2 0 0 9
12.530
23,23
29.111

2 0 0 8
11.170
24,18
27.004

2 0 0 7
10.248
19,68
20.167

Sumber / Source : Badan Pusat Statistik Kabupaten Melawi

JUMLAH PETANI DAN LUAS AREA TANAMAN PERKEBUNAN MENURUT JENIS TANAMAN
DI KABUPATEN MELAWI
Number of Farmer and Planted Area of Estates by Kind of Plant at Melawi Regency
2011
No.
Jenis Tanaman
Petani
Belum Menghasilkan
Menghasilkan
Tua / Rusak
Jumlah
Not Produce
Produce
Old/
Damaged
Total
Type of Plant
Farmer
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1.
K a r e t
15.998,0
10.437,0
17.830,0
3.678,0
31.945,0
2.
Kelapa Dalam
1.377,0
164,0
395,0
159,0
718,0
3.
Kelapa Hibrida
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4.
Kelapa Sawit
3.202,0
12.209,0
8.953,0
0,0
21.162,0
5.
L a d a
68,0
1,0
18,0
15,0
34,0
6.
K o p i
125,0
0,0
46,0
16,0
62,0
7.
Kakao
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8.
Kapuk/Randu
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9.
Aren
584,0
0,0
48,0
26,0
74,0
10.
Pinang
676,0
15,0
140,0
20,0
175,0
11.
Cengkeh
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12.
Tebu
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2011
22.030,0
22.826,0
27.430,0
3.914,0
54.170,0
2010
21.824,0
10.854,0
26.890,0
3.886,0
41.630,0
2009
22.035,0
11.336,0
26.911,0
3.271,0
41.518,0
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Melawi
LUAS TANAMAN MENGHASILKAN DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN MENURUT JENIS TANAMAN DI KABUPATEN MELAWI
Planted Productive and Production of Estates by Kind of Plant
2011
No.
Jenis Tanaman
Luas Tanaman Menghasilkan
Produksi
Total Area
Production
Type of Plant
(Ha)
(Ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
K a r e t
15.998,0
14.807,0
2.
Kelapa Dalam
1.377,0
123,0
3.
Kelapa Hibrida
0,0
0,0
4.
Kelapa Sawit (CPO)
3.202,0
29.319,0
5.
L a d a
68,0
11,0
6.
K o p i
125,0
20,0
7.
Kakao
0,0
0,0
8.
Kapuk/Randu
0,0
0,0
9.
Aren
584,0
6,0
10.
Pinang
676,0
21,0
11.
Cengkeh
0,0
0,0
12.
Tebu
0,0
0,0
2011
22.030,0
44.307,0
2010
26.890,0
39.163,1
2009
26.911,0
39.326,0
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Melawi
LUAS AREA (Ha) TANAMAN KARET MENURUT POLA PENGEMBANGAN
Planted Area (Ha) of Rubber by Development Design
2011
No.
Pola Pengembangan
TBM
T M
TT / R
Jumlah
Development Design
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pola PIR
a. Kebun Inti
0
0
0
0
b. Kebun Plasma
0
0
0
0
2.
Pola UPP
0
0
0
0
3.
Pola PBS
0
0
0
0
(lama dan baru)
4.
Pola Swadaya (Rakyat)
10.437
17.830
3.678
31.945
2 0 1 1
10.437
17.830
3.678
31.945
2 0 1 0
10.674
17.289
3.557
31.520
2 0 0 9
11.156
17.291
2.932
31.379
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Melawi












LUAS AREA (Ha) TANAMAN KELAPA SAWIT MENURUT POLA PENGEMBANGAN
Planted Area (Ha) of Oil Palm by Development Design
2011
No.
Pola Pengembangan
TBM
T M
TT / R
Jumlah
Development Design
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pola PIR
a. Kebun Inti
0
2.800
0
2.800
b. Kebun Plasma
0
6.153
0
6.153
2.
Pola UPP
0
0
0
0
3.
Pola Kemitraan
12.209
0
0
12.209
(bagi hasil)
4.
Pola Swadaya (Rakyat)
0
0
0
0
2 0 1 1
12.209
8.953
0
21.162
2 0 1 0
0
8.953
0
8.953
2 0 0 9
0
8.953
0
8.953
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Melawi

PEREKONOMIAN SEKTOR PARIWISATA
No.
Obyek Wisata Alam
Lokasi
Keterangan
1.
Batu Manok
Riam kenebak Kec. Nanga Pinoh

2.
Batang Kayu Belian(ulin)
Nanga Sungai Pinoh Desa Tanjung Niaga Kec. Nanga Pinoh
Masih Ada
3.
Pengayuh (dayung) Batu Lelaki dan Perempuan (pengayuh sifat)
Desa Selaoh Kec. Pinoh Utara

4.
Tongkat Awan
Desa Sawah Tunjuk Kec. Tanah Pinoh

5.
Riam Dara Nimpai
Pantai Sungai Pinoh kec. Tanah Pinoh

6.
Batu Dara Tanggoi
Desa Nanga Raya Kec. Belimbing Hulu

7.
Telapak Kaki diatas Batu
Km 35 PT. SBK Desa Siai Kec. Manukung

8.
Patung Batu Manusia, Kucing dan Anjing
Kec. Menukung

9.
Gunung Kerapau
Kec. Menukung

10.
Batu kapal
Kec. Menukung

11.
Labang Lobur
Desa Sepakat Kec. Sokan

Dok. Humas Sekda/Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Melawi

PEREKONOMIAN SEKTOR HUTAN

PRODUKSI KAYU BULAT MENURUT ASAL KAYU DI KABUPATEN MELAWI
Logs Production by Wood Origin in Melawi Regency
2011
(m3)
No.
Asal Kayu
Produksi Kayu Bulat /Production of Logs
Origin
Target
Realisasi
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
a. H P H
93.826
65.382
b. I P K
0
0
c. H T I
40.189
0
2.
Hak Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (HPHHBK)
a. Gaharu Buaya
20
0
b. Rotan Sega
0
0
c. Rotan Cacing
0
0
d. Rotan Semambu
0
0
e. Manau
0
0
Sumber / Source : Dinas Kehutanan, Perkebunan, dan Lingkungan Hidup Kabupaten Melawi