iklan

Friday, 15 August 2014

artikel bencana alam


GEMPA BUMI DAN GAMBAR



Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011(per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasiSkala Mercalli.

INFORMASI GEMPA BUMI
#
Waktu Gempa
Lintang
Bujur
Magnitudo
Kedalaman
Wilayah
1
08-08-2014 21:03:52 WIB
4.69
127.36
5.1
129 Km
2
07-08-2014 12:24:51 WIB
4.54
126.46
5.4
10 Km
3
06-08-2014 18:45:25 WIB
-7.26
128.12
6.2
10 Km
4
04-08-2014 19:09:46 WIB
0.2
98.55
5.0
26 Km
5
04-08-2014 17:36:09 WIB
5.35
94.55
5.0
35 Km
6
02-08-2014 04:25:23 WIB
-3.09
101.22
5.1
13 Km
7
01-08-2014 10:10:05 WIB
4.46
96.41
5.1
12 Km
8
27-07-2014 17:15:29 WIB
-2.69
136.51
5.0
10 Km
9
24-07-2014 15:41:09 WIB
-9.15
111.51
5.3
32 Km
10
24-07-2014 15:16:52 WIB
-9.19
113.02
5.0
10 Km



DAMPAK GEMPA BUMI
Selama ini kita tahu bahwa gempa adalah salah satu jenis bencana alam yang paling ditakuti manusia, mengingat akibat yang ditimbulkan bencana ini sangatlah fatal. Proses kedatangannyapun sampai saat belum ada satu alat yang bisa memprediksi dengan akurat. Namun pada dasarnya selain akibat negative yang ditimbulkan oleh gempa bumi, ada juga dampak positif yang bemanfaat untuk proses kelangsungan hidup makhluk di atas bumi. 
Oleh karena itu saya berusaha menguraikan sedikit dampak positif maupun dampak negative sebagai akibat dari gempa bumi.

a.    Dampak positif gempa bumi meliputi;
·      Para ahli dapat membuat struktur perut bumi, karena hanya gelombang gempa yang dapat menerobos lubang perut bumi dengan cara menelurusuri jalur datangnya gempa.
·      Para ahli bisa mengetahui letak sumber minyak bumi.
·      Tektonisme akan membentuk relief bumi yang baru
·      Tektonisme dapat mengangkat mineral tambang ke permukaan bumi.
·      Vulkanisme dapat menghasilkan mineral-mineral baru yang berguna buat kelangsungan hidup makhluk di bumi.
·      Vulkanisme dapat menghasilkan bahan bangunan seperti batu, pasir dan sebagainya.
·      Vulkanisme dapat menghasilkan tanah vulkanis yang subur yang sangat berguna untuk
berbagai macam tanaman.

·      Vulkanisme dapat menghasilkan sumber panas bumi (geothermal)
·      Seisme dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan barang tambang tertentu.
b.   Dampak negative gempa bumi.
·      Gerakan kulit bumi dapat menimbulkan patahan dan penurunan tanah.
·      Goncangan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada bangunan dan infrastruktur masyarakat.
·      Letusan gunung api bisa mengakibatkan korban harta benda dan korban jiwa manusia.
·      Letusan gunung api dapat menimbulkan kebakaran di sekitar daerah tertentu.
·      Letusan gunung merusak perkebunan dan hutan di sekitarnya.
·      Gempa bumi menimbulkan kerugian harta benda dan jiwa.
·      Gempa yang besar bisa memutuskan perhubungan.
·      Gempa besar dapat memicu munculnya bencana skunder seperti kebakaran dan tanah longsor.
·      Gempa besar di dasar laut berpotensi menimbulkan tsunami.

JENIS GEMPA BUMI
Jenis gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan:
Berdasarkan Penyebab
·      Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. * Gempa bumi vulkanik (gunung api) Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
·      Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
·      Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
·      Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.


Berdasarkan Kedalaman
·      Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
·      Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
·      Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa
·      Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
·      Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.


TSUNAMI DAN GAMBAR





Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin membesar.

Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena saat mencapai daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang tinggi daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh tiupan angin. Namun sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman yang salah, para ahli oseanografi sering menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic sea wave) untuk menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih akurat.

INFORMASI
·       Tahun 2006, tanggal 17 Juli  terjadi gempa 6,8 skala richter yang diikuti tsunami setinggi 10 meter di selatan Pulau Jawa, Indonesia dengan korban tewas sekitar 641 jiwa
·       Tahun 2005, tanggal 28 Maret, terjadi gempa 8,7 skala richter yang diikuti tsunami di Pulau Nias dan Pulau Simeulue dengan korban tewas sekitar 1000 orang.
·       Tahun 1960, terjadi gempa bumi berukuran 9,5 skala richter di selatan Chile dengan tsunami di Lautan Pasifik dan menewaskan lebih dari 3000 orang. Dan banyak peristiwa tsunami lainnya. Coba cari peristiwa tsunami dari literatur lainnya.

DAMPAK TSUNAMI
Dampak positif dari bencana tsunami 
1.      Bencana alam merenggut banyak korban,sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas bagi yang masih hidup.
2.      Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban bencana,menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu saling membutuhkan satu sama lain..anggap aja ini kegunaannya secara psikologis.
3.      Kita bisa mengetahui sampai dimanakah kekuatan konstruksi bangunan kita serta kelemahannya dan kita dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan apabila bencana tersebut datang kembali tetapi dengan konstruksi yang lebih baik.. 

Dampak negatif dari bencana tsunami
1.      Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari lagi   tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaanya.
2.      Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksaan pembangunan pasca bencana karna faktor dana yang besar.
3.      Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana yang
4.      Banyak bangunan yang hancur
5.      Banyak korban jiwa
6.      Menimbulkan kerugian yang besar
7.      Menimbulkan perubahan lingkungan
8.      Menjadi trauma dengan air

JENIS TSUNAMI
Jenis – jenis tsunami berdasarkan waktu terjadinya setelah   :
Tsunami jarak dekat (lokal) terjadi 0 – 30 menit setelah gempa.
Jarak pusat gempa ke lokasi ini sejauh 200 km. Besar kemungkinan bahwa daerah di sekitar gempa bumi merasakan atau bahkan merusak bangunan. Tanda-tanda sebelum terjadi tsunami adalah getaran kuat dan sering diiukuti oleh pasang naik dan pasang surut air laut.Tanda-tanda ini diperbesar dengan sistem peralatan yang dilengkapi dengan alarm. Adapun peralatannya sebagai berikut ;
a. Accelerograph (strong motion seismograph), dipasang untuk merekam getaran yang kuat saja. Dilengkapi dengan alarm dan sistem komunikasi untuk penyebaran berita, kontrol operasional.
b. Tide Gauge , adalah perangkat untuk mengukur perubahan muka laut yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang surut muka laut harian, angin dan tsunami.
Ke - 2 alat tersebut dipasang pada tempat yang sama dalam sebuah shelter di pantai yang dilengkapi dengan sistem alarm. Peringatan pertama dari accelerograph dan kedua dari tide gauge. Kedua peringatan tersebut  akan disampaikan kepada :  
1.  Masyarakat setempat berupa alarm,   
2. Aparat setempat yang bertugas untuk koordinasi evakuasi dan
3. BMG pusat untuk sistem monitoring dan informasi darurat untuk disebarkan ke lokasi lain.

Tsunami jarak menengah terjadi 30 – 2 jam setelah gempa
Jarak pusat gempa ke lokasi sejauh 200 – 1000 km. Tanda-tanda sebelum tsunami : getaran kuat dan sering diikuti pasang surut air laut. Sistem peralatan di daerah ini sama dengan alat yang digunakan pada tsunami jarak dekat, namun sistem peralatan mungkin lebih banyak berperan karena getaran tidak terlalu keras. Dan tanda-tanda ini juga diperbesar dengan sistem peralatan yang dilengkapi alarm.

Tsunami jarak jauh  ; terjadi lebih dari 2 jam setelah gempa.
Jarak pusat gempa ke lokasi lebih dari 1000 km, sehingga kecil kemungkinan daerah ini merasakan gempa namun masih mungkin terjadi pasang surut sebelum  gelombang tsunami datang.    



Pengertian Tanah Longsor

            
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan tanah, atau material campuran tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Longsor atau gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.

Beberapa ahli mendefinisikan tanah longsor (landslide) sebagai suatu pergerakan masa batuan, tanah, atau bahan rombakan penysusun lereng bergerak ke bawah atau kelur lereng karena pengaruh gravitasi. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penahan. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu/penahan adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam.

Tanah longsor terjadi apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari pada gaya penahan. Gaya penahan pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah atau batuan (PVMBG, 2008). Jadi, dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tanah longsor/longsoran (landslide) adalah pergerakan suatu material penyusun lereng berupa massa batuan, tanah, atau bahan rombakan material (yang merupakan percampuran tanah dan batuan) menuruni lereng, yang terjadi apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari pada gaya penahan. Proses tersebut melalui tiga tahapan, yaitu pelepasan, pengangkutan atau pergerakan, dan pengendapan.

CIRI-CIRI DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR :
1.      Daerah berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat
2.      Lapisan tanah tebal di atas lereng
3.      Sistem tata air dan tata guna lahan yang kurang baik.
4.      Lereng terbuka atau gundul
5.      Terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing
6.      Banyaknya mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoran-longsoran kecil
7.      Adanya aliran sungai di dasar lereng
8.      Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau saranan lainnya.
9.      Pemotongan tebing untuk pembangunan rumah atau jalan

Gejala Umum Terjadinya Tanah Longosr
Sebelum atau saat terjadi tanah longsor, terdapa gejala-gejala yang sering muncul saat terjadi tanah longsor. Gejala-gejala terjadinya tanah longsor adalah:
1)   Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
2)   Biasanya terjadi setelah hujan.
3)   Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
4)   Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
5)   Jika musim hujan, biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsuns hilang.
6)   Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.
7)   Pohon atau tiang listrik banyak yang miring.
Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Terdapat beberapa faktor penyebab tanah longsor,diantaranya yaitu:
1.    Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.
Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.
2.    Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 1800 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsor mendatar.
3.    Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.
4.    Batuan yang kurang kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.
5.    Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoranyang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsor lama.
6.    Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan,getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.
7.    Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.
8.    Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya kearah lembah.
9.    Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.



10.    Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
11.    Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:
a.       Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
b.      Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur.
c.       Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
d.      Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
e.       Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran lama.
f.       Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.
g.      Longsoran lama ini cukup luas.
12.    Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
a.       Bidang perlapisan batuan
b.      Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
c.       Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
d.      Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan
13.    Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.                                             
14.    Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.


Kebakaran Hutan
Pengertian



kebakaran hutan merupakan suatu faktor lingkungan  dari api yang memberikan pengaruh terhadap hutan, menimbulkan dampak negatif maupun positif. kebakaran hutan yang terjadi adalah akibat ulah manusia maupun faktor alam. Penyebab kebakaran hutan yang terbanyak karena tindakan dan kelalaian manusia. Ada yang menyebutkan hampir 90% kebakaran hutan  disebabkan oleh manusia sedangkan hanya 10% yang disebabkan oleh alam.
Pengertian dan definisi lain yang diberikan untuk Kebakaran Hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga berakibat timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya kelestarian lingkungan. Upaya pencegahan Kebakaran Hutan  merupakan suatu usaha Perlindungan Hutan agar kebakaran hutan yang berdampak negatif tidak meluas.

Menurut Kamus Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Kebakaran Hutan (Wild Fire Free Burning, Forest Fire) didefinisikan sebagai :
1.    Kebakaran yang tidak disebabkan oleh unsur kesengajaan yang mengakibatkan kerugian. Kebakaran terjadi karena faktor-faktor:
·         alam (misalnya musim kemarau yang terlalu lama)
·         manusia (misalnya karena kelalaian manusia membuat api di tengah-tengahhutan di musim kemarau atau di hutan-hutan yang mudah terbakar.
2.    Bentuk Kerusakan Hutan yang disebabkan oleh api di dalam areal hutan negara.
Istilah Kebakaran hutan di dalam Ensiklopedia Kehutanan Indonesia disebut juga Api Hutan. Selanjutnya dijelaskan bahwa Kebakaran Hutan atau Api Hutan adalah Api Liar yang terjadi di dalam hutan, yang membakar sebagian atau seluruh komponen hutan. Dikenal ada 3 macam kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Api Permukaan atau Kebakaran Permukaan yaitu kebakaran yang terjadi pada lantai hutan dan membakar seresah, kayu-kayu kering dan tanaman bawah. Sifat api permukaan cepat merambat, nyalanya besar dan panas, namun cepat padam. Dalam kenyataannya semua tipe kebakaran berasal dari api permukaan.
  • Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk yaitu kebakaran yang membakar seluruh tajuk tanaman pokok terutama pada jenis-jenis hutan yang daunnya mudah terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka api yang terjadi cepat merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak terjadi apabila tajuk-tajuk pohon penyusun tidak saling bersentuhan.
  • Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai hutan. Oleh karena sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala api. Penyebaran api juga sangat lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu tempat.

Penyebab Terjadinya Kebakaran Hutan 

       Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
       Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
       Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
       Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
       Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

Proses Terjadinya Kebakaran Hutan 

Untuk api dapat menyala dibutuhkan tiga hal utama, yaitu bahan bakar, panas dan oksigen atau udara. Ketiga komponen tersebut sering disebut dengan fire triangle (Davis, 1959).  

 Bahan bakar di hutan dapat berupa humus,  jatuhan daun di lantai hutan, akar, batang, cabang, ranting pohon dan sebagainya yang semuanya merupakan hasil fotosintesa daripada tanaman dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan panas biasanya  datang dari kondisi iklim yang berubah ekstrim, dimana penyinaran matahari yang lama dengan jumlah hari hujan yang sangat minim pada setiap bulan dan tahun. Makin terbukanya hutan akibat jalan-jalan logging akan menyebabkan semakin mantapnya aliran udara di dalam hutan, sehingga  dengan sendirinya menciptakan kondisi yang mudah terbakar.
Secara sederhana proses pembakaran hutan dapat digambarkan sebagai kebalikan daripada proses fotosintesa tanaman sebagai berikut:
Pembakaran:
Sellulosa + Oksigen + Energy        CO2 + Air + Energy

Fotosintesa
CO2 + Air + Energu            Sellulosa + Oksigen


Secara teoritis proses pembakaran dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan, yaitu Konveksi (aliran), radiasi (pancaran) dan Konduksi (hantaran).


Konveksi adalah proses rambatan kalor (panas) dalam suatu zat yang disertai dengan perpindahan massa. Bagian udara di lantai hutan akan naik suhunya pada suatu kebakaran bawah yang berakibat massa jenisnya berkurang. Perbedaan massa jenis udara bagian bawah dan atas menyebabkan adanya pertukaran massa. Ini menyebabkan adanya aliran massa yang membawa panas.
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Kalor dalam proses ini dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnet pembawa panas (sinar infra merah). Peristiwa pancaran kalor dari matahari sampai ke bumi adalah suatu proses radiasi.
Sedangkan konduksi adalah proses rambatan  kalor dalam zat yang tidak disertai perpindahan massa. Pemanasan pada pangkal batang pohon yang terbakar akan menaikkan kalor/suhu pada bagian pohon yang lain.

Melalui ketiga proses fisika inilah bagaimana api dalam suatu kebakaran dapat menyala, muncul dan merambat dengan cepatnya. Angin yang kencang tentu akan sangat memainkan peranan yang besar dalam menyebarkan panas dengan proses konveksi, sehingga keadaan mudah terbakar akan semakin mungkin.
Pemanasan global dari sinar matahari menyebabkan bahan bakar menjadi kering, sehingga mudah dilalap api dari satu bagian ke bagian lainnya (konduksi).
Dari keadaan yang disebutkan di atas dapat menimbulkan api secara alami, bilamana pemanasan telah cukup tinggi dan lama. Belum lagi jika memang sumber api berasal dari para peladang yang bekerja di hutan ataupun kelalaian para pekerja hutan.