GEMPA BUMI DAN GAMBAR
Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang
terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara
tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu
wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode
waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling
umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah
skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada
skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka
mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat
dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang
luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya
telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar
terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di
Jepang pada tahun 2011(per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar
sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasiSkala
Mercalli.
INFORMASI GEMPA BUMI
#
|
Waktu Gempa
|
Lintang
|
Bujur
|
Magnitudo
|
Kedalaman
|
Wilayah
|
1
|
08-08-2014 21:03:52 WIB
|
4.69
|
127.36
|
5.1
|
129 Km
|
|
2
|
07-08-2014 12:24:51 WIB
|
4.54
|
126.46
|
5.4
|
10 Km
|
|
3
|
06-08-2014 18:45:25 WIB
|
-7.26
|
128.12
|
6.2
|
10 Km
|
|
4
|
04-08-2014 19:09:46 WIB
|
0.2
|
98.55
|
5.0
|
26 Km
|
|
5
|
04-08-2014 17:36:09 WIB
|
5.35
|
94.55
|
5.0
|
35 Km
|
|
6
|
02-08-2014 04:25:23 WIB
|
-3.09
|
101.22
|
5.1
|
13 Km
|
|
7
|
01-08-2014 10:10:05 WIB
|
4.46
|
96.41
|
5.1
|
12 Km
|
|
8
|
27-07-2014 17:15:29 WIB
|
-2.69
|
136.51
|
5.0
|
10 Km
|
|
9
|
24-07-2014 15:41:09 WIB
|
-9.15
|
111.51
|
5.3
|
32 Km
|
|
10
|
24-07-2014 15:16:52 WIB
|
-9.19
|
113.02
|
5.0
|
10 Km
|
DAMPAK GEMPA BUMI
Selama ini kita tahu bahwa gempa adalah salah satu jenis
bencana alam yang paling ditakuti manusia, mengingat akibat yang ditimbulkan
bencana ini sangatlah fatal. Proses kedatangannyapun sampai saat belum ada satu
alat yang bisa memprediksi dengan akurat. Namun pada dasarnya selain akibat
negative yang ditimbulkan oleh gempa bumi, ada juga dampak positif yang
bemanfaat untuk proses kelangsungan hidup makhluk di atas bumi.
Oleh karena itu saya berusaha menguraikan
sedikit dampak positif maupun dampak negative sebagai akibat dari gempa bumi.
a.
Dampak positif gempa bumi meliputi;
· Para ahli dapat
membuat struktur perut bumi, karena hanya gelombang gempa yang dapat menerobos
lubang perut bumi dengan cara menelurusuri jalur datangnya gempa.
· Para ahli bisa
mengetahui letak sumber minyak bumi.
· Tektonisme akan
membentuk relief bumi yang baru
· Tektonisme dapat
mengangkat mineral tambang ke permukaan bumi.
· Vulkanisme dapat
menghasilkan mineral-mineral baru yang berguna buat kelangsungan hidup makhluk
di bumi.
· Vulkanisme dapat
menghasilkan bahan bangunan seperti batu, pasir dan sebagainya.
· Vulkanisme dapat
menghasilkan tanah vulkanis yang subur yang sangat berguna untuk
berbagai macam tanaman.
· Vulkanisme dapat
menghasilkan sumber panas bumi (geothermal)
· Seisme dapat
digunakan untuk mendeteksi keberadaan barang tambang tertentu.
b. Dampak
negative gempa bumi.
· Gerakan kulit bumi
dapat menimbulkan patahan dan penurunan tanah.
· Goncangan yang
ditimbulkan dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada bangunan dan infrastruktur
masyarakat.
· Letusan gunung api
bisa mengakibatkan korban harta benda dan korban jiwa manusia.
· Letusan gunung api
dapat menimbulkan kebakaran di sekitar daerah tertentu.
· Letusan gunung
merusak perkebunan dan hutan di sekitarnya.
· Gempa bumi
menimbulkan kerugian harta benda dan jiwa.
· Gempa yang besar
bisa memutuskan perhubungan.
· Gempa besar dapat
memicu munculnya bencana skunder seperti kebakaran dan tanah longsor.
· Gempa besar di
dasar laut berpotensi menimbulkan tsunami.
JENIS GEMPA BUMI
Jenis gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan:
Berdasarkan Penyebab
·
Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya
aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak
yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa
bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa
Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi
tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet
ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. * Gempa bumi vulkanik (gunung api) Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di
sekitar gunung api tersebut.
·
Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan
meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
·
Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada
daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan
bersifat lokal.
·
Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau
palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Berdasarkan Kedalaman
·
Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi
dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
·
Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa
bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih
terasa.
·
Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini
biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan
Gelombang/Getaran Gempa
·
Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah
gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
·
Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal)
adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan
kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak
dapat merambat melalui lapisan cair.
TSUNAMI DAN GAMBAR
Tsunami adalah
gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam gangguan di
dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng, atau
gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah
lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat
ini akan semakin membesar.
Tsunami juga sering
disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena saat mencapai daratan,
gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang tinggi daripada
menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh tiupan angin.
Namun sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa
pasang surut air laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman yang salah, para
ahli oseanografi sering menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic
sea wave) untuk menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih akurat.
INFORMASI
·
Tahun 2006, tanggal 17
Juli terjadi gempa 6,8 skala richter yang diikuti tsunami setinggi 10
meter di selatan Pulau Jawa, Indonesia dengan korban tewas sekitar 641 jiwa
·
Tahun 2005, tanggal 28
Maret, terjadi gempa 8,7 skala richter yang diikuti tsunami di Pulau Nias dan
Pulau Simeulue dengan korban tewas sekitar 1000 orang.
·
Tahun 1960, terjadi
gempa bumi berukuran 9,5 skala richter di selatan Chile dengan tsunami di
Lautan Pasifik dan menewaskan lebih dari 3000 orang. Dan banyak peristiwa
tsunami lainnya. Coba cari peristiwa tsunami dari literatur lainnya.
DAMPAK TSUNAMI
Dampak positif dari
bencana tsunami
1. Bencana alam merenggut banyak korban,sehingga lapangan pekerjaan menjadi
terbuka luas bagi yang masih hidup.
2. Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban
bencana,menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu saling membutuhkan satu
sama lain..anggap aja ini kegunaannya secara psikologis.
3. Kita bisa mengetahui sampai dimanakah kekuatan konstruksi bangunan kita
serta kelemahannya dan kita dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan
apabila bencana tersebut datang kembali tetapi dengan konstruksi yang lebih
baik..
Dampak negatif dari
bencana tsunami
1. Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari
lagi tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaanya.
2. Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksaan pembangunan pasca bencana karna
faktor dana yang besar.
3. Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana yang
4. Banyak bangunan yang hancur
5. Banyak korban jiwa
6. Menimbulkan kerugian yang besar
7. Menimbulkan perubahan lingkungan
8. Menjadi trauma dengan air
JENIS TSUNAMI
Jenis – jenis tsunami
berdasarkan waktu terjadinya setelah :
Tsunami jarak dekat (lokal) terjadi 0
– 30 menit setelah gempa.
Jarak pusat gempa ke lokasi ini sejauh 200 km. Besar kemungkinan bahwa
daerah di sekitar gempa bumi merasakan atau bahkan merusak bangunan.
Tanda-tanda sebelum terjadi tsunami adalah getaran kuat dan sering diiukuti
oleh pasang naik dan pasang surut air laut.Tanda-tanda ini diperbesar dengan
sistem peralatan yang dilengkapi dengan alarm. Adapun peralatannya sebagai
berikut ;
a. Accelerograph (strong
motion seismograph), dipasang untuk merekam getaran yang kuat saja. Dilengkapi
dengan alarm dan sistem komunikasi untuk penyebaran berita, kontrol
operasional.
b. Tide Gauge ,
adalah perangkat untuk mengukur perubahan muka laut yang disebabkan oleh pasang
naik dan pasang surut muka laut harian, angin dan tsunami.
Ke - 2 alat tersebut
dipasang pada tempat yang sama dalam sebuah shelter di pantai yang dilengkapi
dengan sistem alarm. Peringatan pertama dari accelerograph dan kedua dari tide
gauge. Kedua peringatan tersebut akan disampaikan kepada :
1. Masyarakat setempat berupa alarm,
2. Aparat setempat yang bertugas untuk koordinasi evakuasi dan
3. BMG pusat untuk sistem monitoring dan informasi darurat untuk disebarkan
ke lokasi lain.
Tsunami jarak menengah terjadi 30 – 2
jam setelah gempa
Jarak pusat gempa ke lokasi sejauh 200 – 1000 km. Tanda-tanda sebelum
tsunami : getaran kuat dan sering diikuti pasang surut air laut. Sistem
peralatan di daerah ini sama dengan alat yang digunakan pada tsunami jarak
dekat, namun sistem peralatan mungkin lebih banyak berperan karena getaran
tidak terlalu keras. Dan tanda-tanda ini juga diperbesar dengan sistem
peralatan yang dilengkapi alarm.
Tsunami jarak jauh ; terjadi lebih dari 2
jam setelah gempa.
Jarak pusat gempa ke lokasi lebih dari 1000 km, sehingga kecil kemungkinan
daerah ini merasakan gempa namun masih mungkin terjadi pasang surut
sebelum gelombang tsunami datang.
Pengertian Tanah Longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan tanah, atau material campuran tersebut yang bergerak ke bawah
atau keluar lereng. Longsor atau gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Beberapa ahli mendefinisikan tanah longsor (landslide) sebagai suatu
pergerakan masa batuan, tanah, atau bahan rombakan penysusun lereng bergerak ke
bawah atau kelur lereng karena pengaruh gravitasi. Secara umum kejadian longsor
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penahan. Faktor
pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu/penahan adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya
material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi
suatu lereng yang curam.
Tanah longsor terjadi apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari
pada gaya penahan. Gaya penahan pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan
dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
lereng, air, beban serta berat jenis tanah atau batuan (PVMBG, 2008). Jadi,
dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tanah longsor/longsoran
(landslide) adalah pergerakan suatu material penyusun lereng berupa
massa batuan, tanah, atau bahan rombakan material (yang merupakan percampuran
tanah dan batuan) menuruni lereng, yang terjadi apabila gaya pendorong pada
lereng lebih besar dari pada gaya penahan. Proses tersebut melalui tiga
tahapan, yaitu pelepasan, pengangkutan atau pergerakan, dan pengendapan.
CIRI-CIRI DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR :
1.
Daerah
berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat
2.
Lapisan
tanah tebal di atas lereng
3.
Sistem
tata air dan tata guna lahan yang kurang baik.
4.
Lereng
terbuka atau gundul
5.
Terdapat
retakan tapal kuda pada bagian atas tebing
6.
Banyaknya
mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoran-longsoran kecil
7.
Adanya
aliran sungai di dasar lereng
8.
Pembebanan
yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau saranan lainnya.
9.
Pemotongan
tebing untuk pembangunan rumah atau jalan
Gejala Umum Terjadinya Tanah Longosr
Sebelum atau saat terjadi tanah longsor, terdapa gejala-gejala yang sering
muncul saat terjadi tanah longsor. Gejala-gejala terjadinya tanah longsor
adalah:
1) Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
2) Biasanya terjadi setelah hujan.
3) Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
4) Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
5) Jika musim hujan, biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya
langsuns hilang.
6) Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.
7) Pohon atau tiang listrik banyak yang miring.
Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih
besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan
batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya
sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Terdapat beberapa
faktor penyebab tanah longsor,diantaranya yaitu:
1. Hujan
Ancaman tanah longsor
biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah
hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di
permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori
atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.
Ketika hujan, air akan
menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali.
Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi,
sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat pada awal
musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan
masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan
lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena
air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat
tanah.
2. Lereng terjal
Lereng atau tebing yang
terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena
pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng
yang menyebabkan longsor adalah 1800 apabila ujung lerengnya
terjal dan bidang longsor mendatar.
3. Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang
padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m
dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk
terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini
sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan
pecah ketika hawa terlalu panas.
4. Batuan yang kurang kuat
Batuan endapan gunung
api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan
lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila
mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila
terdapat pada lereng yang terjal.
5. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak
terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air
di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat
butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga
mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah
karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoranyang dalam dan
umumnya terjadi di daerah longsor lama.
6. Getaran
Getaran yang terjadi
biasanya diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan,getaran mesin, dan getaran lalu
lintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai,
dan dinding rumah menjadi retak.
7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka
air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut
kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya
diikuti oleh retakan.
8. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan
seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya
pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah
lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang
arahnya kearah lembah.
9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak
dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan
di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
10. Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan
memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan
lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti
tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi
penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
11. Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya
terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng
yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi.
Bekas longsoran lama memilki ciri:
a. Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
b. Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya
gembur dan subur.
c. Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
d. Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
e. Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil
pada longsoran lama.
f. Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran
kecil.
g. Longsoran lama ini cukup luas.
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
a. Bidang perlapisan batuan
b. Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
c. Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
d. Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan
13.
Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya
banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat
kurang.
14. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan
tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat
mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang
terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini
menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.
Kebakaran Hutan
Pengertian
kebakaran hutan merupakan suatu faktor
lingkungan dari api yang memberikan pengaruh terhadap hutan, menimbulkan
dampak negatif maupun positif. kebakaran hutan yang terjadi adalah akibat ulah
manusia maupun faktor alam. Penyebab kebakaran hutan yang terbanyak karena
tindakan dan kelalaian manusia. Ada yang menyebutkan hampir 90% kebakaran
hutan disebabkan oleh manusia sedangkan hanya 10% yang disebabkan oleh
alam.
Pengertian dan definisi lain yang diberikan untuk Kebakaran Hutan adalah suatu
keadaan dimana hutan dilanda api
sehingga berakibat timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya kelestarian
lingkungan. Upaya pencegahan Kebakaran Hutan merupakan suatu
usaha Perlindungan
Hutan agar kebakaran hutan yang berdampak negatif tidak meluas.
Menurut Kamus Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Kebakaran
Hutan (Wild Fire Free Burning, Forest Fire) didefinisikan sebagai :
1. Kebakaran yang tidak disebabkan oleh unsur kesengajaan yang mengakibatkan
kerugian. Kebakaran terjadi karena faktor-faktor:
·
alam (misalnya musim
kemarau yang terlalu lama)
·
manusia (misalnya
karena kelalaian manusia membuat api di tengah-tengahhutan di musim kemarau
atau di hutan-hutan yang mudah
terbakar.
Istilah Kebakaran hutan
di dalam Ensiklopedia Kehutanan Indonesia disebut juga Api Hutan. Selanjutnya
dijelaskan bahwa Kebakaran Hutan atau Api Hutan
adalah Api Liar yang terjadi di dalam hutan, yang membakar
sebagian atau seluruh komponen hutan. Dikenal ada 3 macam
kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Api Permukaan atau Kebakaran
Permukaan yaitu kebakaran yang terjadi pada lantai hutan dan
membakar seresah, kayu-kayu kering dan tanaman bawah. Sifat api permukaan
cepat merambat, nyalanya besar dan panas, namun cepat padam. Dalam
kenyataannya semua tipe kebakaran berasal dari api permukaan.
- Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk yaitu
kebakaran yang membakar seluruh tajuk tanaman pokok terutama pada jenis-jenis hutan yang
daunnya mudah terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka api yang
terjadi cepat merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak
terjadi apabila tajuk-tajuk pohon penyusun tidak saling bersentuhan.
- Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai
hutan. Oleh karena sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang
terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala api. Penyebaran api juga sangat
lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu tempat.
Penyebab Terjadinya Kebakaran Hutan
• Sambaran petir pada
hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
• Kecerobohan manusia
antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa mematikan api di
perkemahan.
• Aktivitas vulkanis
seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
• Tindakan yang
disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan
pertanian baru dan tindakan vandalisme.
• Kebakaran di bawah
tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di
atas tanah pada saat musim kemarau.
Proses Terjadinya Kebakaran Hutan
Untuk api dapat menyala dibutuhkan tiga hal utama,
yaitu bahan bakar, panas dan oksigen atau udara. Ketiga komponen tersebut
sering disebut dengan fire triangle (Davis, 1959).
Bahan bakar di hutan dapat berupa humus,
jatuhan daun di lantai hutan, akar, batang, cabang, ranting pohon dan
sebagainya yang semuanya merupakan hasil fotosintesa daripada tanaman dalam
jangka waktu yang panjang. Sedangkan panas biasanya datang dari kondisi
iklim yang berubah ekstrim, dimana penyinaran matahari yang lama dengan jumlah
hari hujan yang sangat minim pada setiap bulan dan tahun. Makin terbukanya
hutan akibat jalan-jalan logging akan menyebabkan semakin mantapnya aliran
udara di dalam hutan, sehingga dengan sendirinya menciptakan kondisi yang
mudah terbakar.
Secara sederhana proses pembakaran hutan dapat
digambarkan sebagai kebalikan daripada proses fotosintesa tanaman sebagai
berikut:
Pembakaran:
Sellulosa + Oksigen + Energy CO2 + Air + Energy
Fotosintesa
CO2 + Air + Energu Sellulosa + Oksigen
Secara teoritis proses pembakaran dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan,
yaitu Konveksi (aliran), radiasi (pancaran) dan Konduksi (hantaran).
Konveksi adalah proses rambatan kalor (panas) dalam suatu zat yang disertai
dengan perpindahan massa. Bagian udara di lantai hutan akan naik suhunya pada
suatu kebakaran bawah yang berakibat massa jenisnya berkurang. Perbedaan massa
jenis udara bagian bawah dan atas menyebabkan adanya pertukaran massa. Ini
menyebabkan adanya aliran massa yang membawa panas.
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Kalor dalam proses
ini dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnet pembawa panas (sinar infra
merah). Peristiwa pancaran kalor dari matahari sampai ke bumi adalah suatu
proses radiasi.
Sedangkan konduksi adalah proses rambatan kalor dalam zat yang tidak
disertai perpindahan massa. Pemanasan pada pangkal batang pohon yang terbakar
akan menaikkan kalor/suhu pada bagian pohon yang lain.
Melalui ketiga proses fisika inilah bagaimana api
dalam suatu kebakaran dapat menyala, muncul dan merambat dengan cepatnya. Angin
yang kencang tentu akan sangat memainkan peranan yang besar dalam menyebarkan
panas dengan proses konveksi, sehingga keadaan mudah terbakar akan semakin
mungkin.
Pemanasan global dari sinar matahari menyebabkan bahan
bakar menjadi kering, sehingga mudah dilalap api dari satu bagian ke bagian
lainnya (konduksi).
Dari keadaan yang disebutkan di atas dapat menimbulkan
api secara alami, bilamana pemanasan telah cukup tinggi dan lama. Belum lagi
jika memang sumber api berasal dari para peladang yang bekerja di hutan ataupun
kelalaian para pekerja hutan.