MAKALAH SKI
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW
PADA PERIODE MEKAH
DI
S
U
S
U
N
OLEH
XII IPS
MADRASAH ALIYAH BAITUL
MA’ARIF
KABUPATEN MELAWI
TAHUN AJARAN
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul " Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah " dengan
baik. Makalah ini berisikan tentang sejarah dan strategi dakwah Rasulullah SAW
periode Mekah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT meridhai segala
usaha kami. Amin .
Nanga
Pinoh, Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dakwah.................................................................................................................... 2
B.
Dakwah Rasul
SAW Periode Mekkah......................................................................................... 2
1. Periode
rumah tangga ( sembunyi-sembunyi)........................................................................ 3
2.
Periode Dakwah secara terang-terangan.............................................................................. 5
C. Faktor-Faktor
Orang Quraisy Menentang Dakwah Rasul........................................................ 6
D. Problematika Dakwah dan Ketegaran Rasulullah
SAW............................................................ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................................. 8
B. Saran.......................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau
dimuliakan oleh Allah dengan nubuwwah dan risalah terbagi menjadi dua periode
yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri secara total, yaitu:
PERIODE MEKKAH : berlangsung selama lebih kurang 13 tahun
PERIODE MADINAH : berlangsung selama 10 tahun penuh
Dan masing-masing periode mengalami beberapa tahapan sedangkan masing-masing
tahapan memiliki karakteristik tersendiri yang menonjolkannya dari yang
lainnya. Hal itu akan tampak jelas setelah kita melakukan penelitian secara
seksama dan detail terhadap kondisi yang dilalui oleh dakwah dalam kedua
periode tersebut.
Sebagai
seorang muslim hendaknya kita mesti mengetahui kepribadian dan sejarah nabi
Muhammad SAW baik ketika beliau dalam berdakwah di Mekah dan Madinah hingga
beliau diangkat sebagai Rasul. Oleh karena itu kami mencoba untuk mengingatkan
kembali akan sejarah dan perjalanan nabi Muhammad SAW untuk selalu kita contoh
dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui bersama bahwa
umat Islam pada saat sekarang ini lebih banyak mengenal figur/figur yang
sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka sama sekali buta
akan sejarah dan pri kehidupan Rasulullah SAW. Oleh karena itu kami mencoba
untuk membuka, memaparkan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, dan
mudah-mudahan dengan adanya makalah ini menambah rasa kecintaan kita pada nabi
Muhammad SAW. Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini supaya pembaca lebih
mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW dan proses dakwah beliau serta
pembentukan Negara Madinah.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dalam hal ini, kami hanya membahas : tentang Dakwah Rosullullah
SAW periode Makkah.
C.
TUJUAN
Tujuannya adalah untuk memenuhi tugas pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang diberikan kepada kami dari Guru Pembimbing PAI
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Dakwah
Kata dakwah
menurut bahasa atau etimologis adalah berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan.
Kata da’a mengandung arti menyeru, memanggil, dan mengajak.
Sejarah dakwah
dapat di artikan sebagai peristiwa dimasa lampau umat manusia dalam upaya
mereka menyeru, memanggil dan mengajak umat manusia kepada islam serta
bagaimana reaksi umat yang diseru dan perubahan-perubahan apa yang terjadi
setelah dakwah digulirkan, baik langsung maupun tidak langsung.
Menurut Abu Bakar
Zaharia mendefinisikan bahwa dakwah itu adalah bekerjanya para ulama dan
orang-orang yang mempunyai pengetahuan dalam agama, mengajar orang banyak dari
orang-orang umum, sesuatu yang membukakan mata mereka kepada urusan-urusan
agama mereka menurut kemampuan.
Adapun kata dakwah
bentuk ism (da’watan) bererti seruan atau penggilan dan permohonan atau do’a.
Kata ini pertama kali digunakan dalam al-Qur’an dengan arti seruan yang
disertai dengan kata (asal kata do’a) itu juga dalam bentuk fi’il. Dengan
demikian kata-kata tersebut dapat bermakna usaha atau upaya yang dinamis untuk
menegakkan kebaikan.
Sedangkan Menurut
Ahmad Mansyur Surya Negara dakwah adalah aktivitas menciptkan perubahan sosial
dan pribadi yang didasarkan pada tingkah laku, yaitu perubahan kepribadian
seseorang dalam masyarakat secara cultural. Kemudian Emha Ainun Najib
mengatakan dakwah sebagai upaya memperkenalkan Islam dengan cara yang menarik,
terus menerus direformasikan menyusuaikan dengan perkembangan jaman, namun
tetap berdri diatas landasan tauhid, Alqur’an dan Sunnah.
Dari uraian
tersebut tergambar bahwa dakwah merupakan akumulasi dan proses transpormasi dan
aktualisasi nilai-nilai keimanan yang dilakukan seorang muslim atau suatu
lembaga ke Islaman dan merealisasikan dan mewujudkan Islam sebagia ajaran,
pandangan, dan kebutuhan hidup umat manusia.( Asep Muhyiddi dkk. 2002 : 27-30)
B.
Dakwah Rasul SAW Periode Mekkah
Secara umum
dikenal sebagai masyarakat Jahiliyah, zaman kebodohan, atau dalam istilah
Sebelum risalah Nabi Muhammad saw., kondisi kehidupan masyarakat Arab Al-Qur`an
diisyaratkan sebagai kehidupan Adz-Dzulumat. Dekandesi moral masyarakat tampak
dalam aktifitas tercelanya seperti minum-minuman keras, berjudi, berzina, riba
dan mengubur anak perempuan hidup. Disebut demikian, karena kondisi
sosial, politik, dan kehidupan spiritualnya, yang dalam waktu cukup lama, tidak
memiliki nabi, kitab suci, ideology agama, dan tokoh besar yang membimbingnya.
Mereka tidak
memiliki sistim pemerintahan dan hukum yang ideal, dan tidak mengindahkan
nilai-nilai moral. Tingkat keberagamannya hampir kembali pada masyarakat
primitif yang jauh dari Nur Ilahi. Objek
dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau
masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya
masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari Ajaran Agama Tauhid.
Nabi Muhammad SAW
dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571M. Sebelum beliau
dilahirkan ayahnya telah wafat oleh karena itu kakeknyalah yang mengasuh beliau
kemudian di susui oleh Halimatus Sa’diyah. Setelah kakeknya wafat beliau diasuh
oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Salah satu dari usaha Muhammad yang terpenting
sebelum di utus menjadi rosul ialah berniaga ke syam membawa barang-barang
Khadijah. Perniagaan ini menghasilkan laba yang banyak dan menyebabkan adanya
pertalian antara Muhammad dengan Khadijah dan mereka kemudian mereka menikah.
Waktu itu beliau berumur 25 tahun dan Khadijah sudah janda yang berumur 40
tahun.
Menjelang
usianya yang ke 40, rasul saw sudah terbiasa memisahkan diri dari kegalauan
masyarakat, dan beliau berkhalwat ke gua hira, yang terletak bebarapa kilometer
di utara kota mekah. Disana Rasul SAW bertafakur. Pada tanggal 17 ramadhan
tahun 611 Masehi, malaikat Jibril datang menyampaikan Wahyu Allah yang pertama
yaitu surat al-alaq ayat 1-5 :
Artinya : Bacalah dengan nama tuhanmu
yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan tuhanmu itu maha melihat. Dia telah mengajar dengan kalam. Dia
telah mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui ( QS 96
: 1-5 )
Dengan turunnya Wahyu pertama, berarti Nabi Muhammad SAW
telah dipilih oleh Allah sebagai Rasul, namun rasul belum diperintahkan untuk
menyeru manusia kepada Agama Islam. Setelah Wahyu pertama itu turun, Jibril
tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara Nabi Muhammad SAW menantikannya
dan selalu datang ke Gua Hira’. Dalam proses penantian Jibril, kemudian baru
turun Wahyu yang kedua membawa perintah kepada Rasulullah SAW.
Artinya : Hai orang yang brselimut bangun, dan beri ingatlah.
Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan
perbuatan dosa dan janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh (
balasan ) yang lebih banyak dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu
bersabarlah. ( Al- Muddatsir 1-7 )
Dengan turunnya ayat ini maka dimulailah dakwah Rasulullah
dalam menyampaikan risalah Islam.
Menurut Syaikh
Syafiyur-Rahman Al-Mubarakfuri, {dalam sirah nabawiyah} bahwa dakwah
Rasullullah pada periode Mekah dibagi dalam dua peride yaitu dakwah secara
sembunyi- sembunyi dan dakwah secara terang- terangan:
- Periode rumah tangga ( sembunyi-sembunyi)
Sebagai mana telah di ketahui,
Makkah merupakan sentral agama bangsa Arab. Disana ada peribadatan terhadap
Ka’bah dan penyembahannya terhadap berhala-berhala dan patung-patung yang di
sucikan oleh orang Arab. Untuk memperbaiki keadaan mereka tentu sangat sulit
dan berat, sehingga membutuhkan kemauan keras maka dalam menghadapi kondisi
seperti ini tindakan yang paling bijaksana adalah melalui dakwah dengan cara
sembunyi- sembunyi agar penduduk mekah tidak kaget karena menghadapi sesuatu
yang bertentangan dengan keyakinan dan kebiasaan mereka.
Dakwah Rasul
secara sembunyi-sembunyi ini beliau jalankan selama tiga tahun dan yang menjadi
sentral penanaman risalah Islam yang pertama adalah orang yang paling dekat dengan
beliau, keluarga dan sahabat-sahabat karib beliau. Dimana pada masa ini Rasul
menjalankan dakwahnya secara diam-diam dan hanya memberi pelajaran dan petunjuk
kepada agama Allah( Tauhid). Dari ajakan dan seruan Rasul kepada agama Allah
maka yang mula-mula masuk Islam adalah Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali
bin Abi Thalib yang beru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya
sejak masa kanak-kanak. Lalu Zaid bin Haritsah, pembantu yang telah menjadi
anak angkat beliau, Abu Bakar Ash Shiddiq Ummu Aiman, pengasuh Nabi sejak
ibunya Aminah masih hidup. Dengan masuknya Abu Bakar dalam agama Islam maka Abu
bakarpun turut menyeru para sahabat untuk memeluk Islam dan Banyak orang-orang
yang menerima seruan melalui perantara Abu Bakar seperti Usman bin Affan,
Zubair ibnu Awwan, Sa’ad ibnu Abu Waqqas, Abdurrahman ibnu Auf, Talhah bin
Ubaidillah, Abu Ubaidah ibnul Jarrah, dan Arqam ibnu Abu Arqam, merekalah yang
pertama masuk Islam sehingga mereka di juluki Assabiqunal Awwalun. Dan yang menjadi markas dakwah
Rasul secara sembunyi adalah Rumah Arqam yang pada saat itu dijadikan tempat
pertemuan untuk menyampaikan dakwah Islam.
Setelah banyak
orang masuk Islam laki-laki maupun perempuan, Islam menyebar keseluruh mekkah
dan banyak dikalangan orang-orang Arab yang membicarakannya. Selama tiga tahun
dakwah rasul menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi dan dan dilakukan
melalui perorangan maka terbentuklah kelompok orang mukmin yang senantiasa
saling menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu- mebahu dalam
menyebarkan dakwah Islam. Hingga turun ayat yang mengharuskan Rasul berdakwah
secara terang-terangan.( Sirah Nabawiyah. 1997: 97-101)
Ciri-ciri
umum dakwah menurut diatas adalah diantara lain
1.
Perhatikan dakwah terfokus pada upaya
untuk menyampaikan dakwah dan menyebarkannya dengan cara sirriyyah ( sembunyi ) maupun jahriyyah ( terang-terangan ), dimulai dari
orang yang paling dekat, dalam rangka untuk menyelamatkan manusia dari
kesesatan menuju petunjuk, dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju alam
yang terang benderang.
2.
Memerhatikan
aspek tarbiayah ( pengkaderan terpadu ) bagi orang
yang menerima dakwah dengan berupaya men-‘tazkiyah ( mensucikan ) hati orang yang dididik
dan menumbuhkan mereka selalu dalam suasana hidayah.
3.
Berusaha
untuk tidak terjadi kontak fisik dengan musuh yang mencukupkan diri dengan
melakukan jihad dakwah meskipun gangguan dari pihak musuhcukup menyakitkan hati
pihak kaumuslimin.
4.
Selalu
aktif melakukan manuver dalam dakwah dan tidak terpaku hanya di tempat mulai
tumbuhnya.
5.
Melakukan
kegiatan dan menentukan strategi yang berkesinambungan untuk dakwah depan.
Hubungan dakwah dengan persaudaraan
adalah karena dakwah bisa berjalan dengan lebih baik bahwa di mulai dari
orang-orang yang terdekat yaitu :
1.
Dimulaidari
saudara seperti orang tua terutama Ibu, ayah, adik, kakak, dan saudara lainnya.
2.
Dan
kepada teman terdekat pada nabi dan orang-orang sekitarnya.
3.
Setelah
dahwah berjalan dalam keluarga itu akan menambah kekuatan dalam melakuan dakwah
untuk selanjutnya
4.
Dan
lain-lain.
Dapat disimpulkan bahwa dakwah
dilakukan dalam kelurga sangatlah penting karena sangat berdampak baik. Selama
tiga tahun dakwah rasul menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi dan dan
dilakukan melalui perorangan maka terbentuklah kelompok orang mukmin yang
senantiasa saling menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu- mebahu
dalam menyebarkan dakwah Islam. Hingga turun ayat yang mengharuskan Rasul
berdakwah secara terang-terangan.( Sirah Nabawiyah. 1997: 97-101)
2.
Periode
Dakwah secara terang-terangan.
Dakwah secara
terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah
turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan. Dakwah rasul pada peride ini adalah dengan menyeru
keluarga dekat kepada Islam dengan mengundang Bani Hasyim untuk bermusyawarah
dengan rasul dan mereka memenuhi undangan, namun dalam pertemuan tersebut rasul
tidak menyampaikan apa-apa karena paman beliau Abu Lahab dualuan bicara
sehingga beliau hanya diam saja. Kemudian rasul mengundang mereka untuk kedua
kalinya dan dalam pertemuan itu beliau berkata: Segala puji bagi Allah dan aku
mengujinya, memohon pertolongan, percaya dan tawakal kepada Nya.
Kemudian
beliau melanjutkan ” sesungguhnya seorang pemandu itu tidak akan mendustakan
keluarganya. Demi Allah yang tidak ada ilahselain
dia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian secara kusus dan kepada
manusia secara umum. Demi Allah kalian benar-benar akan mati layaknya sedang
tidur nyenyak dan akan dibangkitkan lagi layaknya bangun tidur. Kalian
benar-benar akan dihisap terhadap apapun yang kalian perbuat, lalu disana ada
surga yang abadi dan neraka yang abadi pula. Namun paman beliau Abu Lahab
menentang beliau.
Tidak berapa lama
turunlah ayat kepada Nabi Muhammad SAW “ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musrik. Sesungguhnya
kami memelihara kamu dari kejahatan orang-orang yang memperolok-olokan kamu.
Sesudah ayat ini
turun, mulailah Rasulullah SAW menyeru segenap lapisan manusia kepada agama
Islam secara terang-terangan baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya.
Beliau berdiri diatas bukit shafa lalu berseru ” wahai masyarakat kuraisy Maka
semua suku quraisy berkumpul memenuhi seruan rasul lalu rasul berkata” Bagai
mana pendapatmu sekalian kalau kuberi taukan kamu bahwa pada permukaan bukit
ini ada pasukan berkuda, percayakah kamu? ‘ ya, jawab mereka. Engkau belum
pernah kami lihat berdusta.
” Aku
mengingatkan kamu sekalian, sebelum menghadapi siksa yang sangat berat” Banu
Abdul Muthalib, Banu Abdul Manaf, Banu Zuhra, Banu Taim, Banu Makhzum, dan Banu
Asad. Allah memerintahkan aku member peringatan kepada keluarga-keluarga dekat
ku, baik untuk kehidupan dunia maupun akirat. Tidak ada suatu keuntungan yang
dapat ku berikan kepadamu selain kamu ucapkan” Tidak ada Tuhan selain Allah”.
Lalu Abu Lahab
angkat bicara, Sambil meneriakkan, celaka kau hari ini. Untuk itu kau kumpulkan
kami hari ini.? Rasul terdiam tidak dapat berbicara lagi, setelah itu datanglah
wahyu kepada Rasul :
Celakalah kedua tangan Abu
Lahab, dan celakalah Ia. Tidak ada gunanya harta dan apa yang diusahanya, kelak
dia akan mhusaasuk api yang begejolak (neraka).Dan begitu pula istrinya pembawa
kayu bakar( Penyebar fitnah ) di lehernya ada tali sabut yang di pintal. (QS.
Al-lahab: 1-5).
Semenjak peristiwa itu kemarahan Abu Lahab dan sikap
permusuhan dikalangan orang quraisy makin besar. Namun semangat dakwah rasul
dan sahabat tidak dapat di rintangi untuk menyebarkan dakwah Islam di mekkah.
Setiap hari ada saja penduduk mekah yang masuk Islam mereka tertarik dengan
ajaran Islam yang lembut dan hidup saling berkasih sayang dan saling
bersaudara.( M. Husain Haikal. 1984 : 100- 106).
Dengan usahanya yang gigih maka hasil
yang diharapkan mulai terlihat Jumlah pengikut Rasul yang tadinya hanya 12
orang makin hari makin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita,
budak, pekerja dan orang-orang yang tidak miskin. Setelah dakwah
terang-terangan pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul.
Semakin bertambanya jumlah pengikut Rasul, semakin keras tantangan yang
dilancarkan kaum Quraisy terhadap dakwah Rasul.
C.
Faktor-Faktor
Orang Quraisy Menentang Dakwah Rasul.
1. Persaingan merebut kekuasaan
Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian
dan kekuasaan, atau antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengira tunduk kepada
agama Muhammad berarti tunduk kepada kekuasaan Abdul Muthalib. Sedangkan
suku-suku bangsa arab selalu bersaingan untuk merebutkan kekuasaan dan
pengaruh. Sebab itu bukanlah hal yang mudah bagi kaum quraisy untuk menyerehkan
kepemimpinan kepada Muhammad karena menurut mereka berarti suku-suku bangsa
arab akan kehilangan kekuasaan dalam masyarakat.
2. Penyamaan antara hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya
Bangasa arab hidup dengan system kasta, tiap-tiap
manusia digolongkan dalam kelompok kasta yang tak boleh dilampauinya. Tapi
seruan nabi Muhammad membrikan hak yang sama kepada manusia, yang merupakan
suatu dasar yang penting dalam agama islam, agama islam memandang sama antara
hamba sahaya dengan tuannya.
3.
Takut
dibangkitkan dari alam kubur
Agama islam mengajarkan bahwa pada
hari kiamat manusia akan dibangkitkan dari dalam kuburnya dan semua amal
pernebuatan manusia akan di hisab , orang-orang yang berbuat baik maka Allah
akan membalasnya dengan surga akan tetapi orang yang berbuat jahat akan dibalas
dengan neraka. Kaum Quraisy tidak dapat menerima agama islam yang mengajarkan
manusia akan dibangkitkan kembali sesudah mati.
4.
Taklid
kepada nenek moyang
Para kaum Quraisy taklid secara
buta terhadap nenek moyang yang telah berurat dan berakar pada bangsa arab
karena itu sangat beratlah terasa bagi mereka meninggalkan agama nenek moyang
dan mengikuti agama baru yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.
5.
Memperniagakan
patung
Salah satu dari usaha orang arab
dahulu adalah memahat patung yang menggambarkan Latta, Uzza , Manna , dan Hubal patung-patung
itu mereka jual kepada Jamaah Haji, mereka membelinya supaya mendapat berkat
atau untuk kenang-kenangan. Tetapi agama Islam melarang menyembah memahat dan
menjual patung, karena itu saudagar-saudagar patung memandang agama Islam
sebagai penghalang rezeki mereka, oleh karena itu, mereka menentang agama
Islam.
D.
Problematika Dakwah dan Ketegaran Rasulullah
SAW
Jalan dakwah Rasulullah tidak mulus,
banyak rintangan yang menghadang dijalan dakwah beliau, mulai dari cara yang
halus, setengah kasar, sampai yang paling kasar, yaitu rencana sistematis
pembunuhan Rasulullah SAW.
1.
Di antara jalan yang halus adalah:
· Melakukan
negosiasi kepada Abu Thalib agar Muhammad menghentikan dakwahnya
· Menawarkan
kepada Muhammad apa saja yang diinginkan baik harta, wanita, kedudukan,
atau dokter kalau memang beliau memiliki kelainan jiwa.
· Menawarkan
ibadah secara bergantian.
2. Di antara jalan
yang agak setengah kasar adalah dengan:
· Mencemooh,
menghina, melecehkan, mendustakan, serta menertawakan, seperti dituduh sebagai
orang gila.
· Melontarkan
propaganda palsu dengan mengatakan bahwa ajaran Muhammad adalah dongeng orang-orang
terahulu.
3.
Di antara tindakan kasar antara lain
· Menebar
duri di tempat Rasulullah lewat.
· Melakukan
penyiksaan kepada beberapa pengikut Islam.
· Blokade
multidimensi.
· Upaya
pembunuhan Nabi Muhammad SAW.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini
adalah bahwa sanya nabi Muhammad saw merupakan nabi dan rasul yang diutus
kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus dengan
perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari keburukan
kepada jalan kebenaran untuk menyembah allah swt. Dan kita sebagai umat islam
untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri taulaadan bagi kita dalam
kehidupan sehari-hari serta melanjutkan perjuangan dakwah beliau dalam
menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar Baik dalam lingkungan keluarga, agama,
masyarakat, dan bernegara.
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6
Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira,
Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw. untuk
membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.
Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan
mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah,
terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau
berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara
alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero jagad.
Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak
lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di seputar
keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada
warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad
Saw.
Reaksi kaum Quraisy
terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu cepat berkembang
dan hal tersebut sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar Quraisy.
Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa
akan menjadi tersaingi dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka,
tunduk kepada Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan
kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul
Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah saw.
B.
Saran
Adapun
saran penulis kepada pembaca agar dapat lebih mengetahui tentang kehidupan nabi
Muhammad SAW serta proses dakwah yang beliau lakukan mulai dari periode mekkah
sampai madinah. Dan apa bila ada kritikan yang di sampaikan kepada pemakalah
dalam rangka untuk memperbaiki penulisan selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments :
Post a Comment