iklan

Friday, 4 April 2014

MAKALAH DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MEKKAH




MAKALAH SKI
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PADA PERIODE MEKAH

DI

S
U
S
U
N

OLEH



XII IPS




MADRASAH ALIYAH BAITUL MA’ARIF
KABUPATEN MELAWI
TAHUN AJARAN
2013/2014

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul " Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah " dengan baik. Makalah ini berisikan tentang sejarah dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Mekah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT meridhai segala usaha kami. Amin .


Nanga Pinoh,              Oktober 2013


Penyusun







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang........................................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A.     Pengertian Dakwah.................................................................................................................... 2
B.     Dakwah Rasul SAW Periode Mekkah......................................................................................... 2
1.    Periode rumah tangga ( sembunyi-sembunyi)........................................................................ 3
2.    Periode Dakwah secara terang-terangan.............................................................................. 5
C.     Faktor-Faktor  Orang Quraisy Menentang Dakwah Rasul........................................................ 6
D.    Problematika Dakwah dan Ketegaran Rasulullah SAW............................................................

BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan................................................................................................................................. 8
B.     Saran.......................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................. 9






BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau dimuliakan oleh Allah dengan nubuwwah dan risalah terbagi menjadi dua periode yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri secara total, yaitu:
PERIODE MEKKAH : berlangsung selama lebih kurang 13 tahun
PERIODE MADINAH : berlangsung selama 10 tahun penuh
Dan masing-masing periode mengalami beberapa tahapan sedangkan masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri yang menonjolkannya dari yang lainnya. Hal itu akan tampak jelas setelah kita melakukan penelitian secara seksama dan detail terhadap kondisi yang dilalui oleh dakwah dalam kedua periode tersebut.
          Sebagai seorang muslim hendaknya kita mesti mengetahui kepribadian dan sejarah nabi Muhammad SAW baik ketika beliau dalam berdakwah di Mekah dan Madinah hingga beliau diangkat sebagai Rasul. Oleh karena itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan nabi Muhammad SAW untuk selalu kita contoh dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui bersama bahwa umat Islam pada saat sekarang ini lebih banyak mengenal figur/figur yang sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka sama sekali buta akan sejarah dan pri kehidupan Rasulullah SAW. Oleh karena itu kami mencoba untuk membuka, memaparkan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini menambah rasa kecintaan kita pada nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini supaya pembaca lebih mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW dan proses dakwah beliau serta pembentukan Negara Madinah.

B.       RUMUSAN MASALAH
Dalam hal ini, kami hanya membahas : tentang Dakwah Rosullullah SAW periode Makkah.

C.       TUJUAN
Tujuannya adalah untuk memenuhi tugas pelajaran Pendidikan Agama Islam  yang diberikan kepada kami dari Guru Pembimbing PAI


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Dakwah
Kata dakwah menurut bahasa atau etimologis adalah berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan. Kata da’a mengandung arti menyeru, memanggil, dan mengajak.
Sejarah dakwah dapat di artikan sebagai peristiwa dimasa lampau umat manusia dalam upaya mereka menyeru, memanggil dan mengajak umat manusia kepada islam serta bagaimana reaksi umat yang diseru dan perubahan-perubahan apa yang terjadi setelah dakwah digulirkan, baik langsung maupun tidak langsung.
Menurut Abu Bakar Zaharia mendefinisikan bahwa dakwah itu adalah bekerjanya para ulama dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan dalam agama, mengajar orang banyak dari orang-orang umum, sesuatu yang membukakan mata mereka kepada urusan-urusan agama mereka menurut kemampuan.
Adapun kata dakwah bentuk ism (da’watan) bererti seruan atau penggilan dan permohonan atau do’a. Kata ini pertama kali digunakan dalam al-Qur’an dengan arti seruan yang disertai dengan kata (asal kata do’a) itu juga dalam bentuk fi’il. Dengan demikian kata-kata tersebut dapat bermakna usaha atau upaya yang dinamis untuk menegakkan kebaikan.
Sedangkan Menurut Ahmad Mansyur Surya Negara dakwah adalah aktivitas menciptkan perubahan sosial dan pribadi yang didasarkan pada tingkah laku, yaitu perubahan kepribadian seseorang dalam masyarakat secara cultural. Kemudian Emha Ainun Najib mengatakan dakwah sebagai upaya memperkenalkan Islam dengan cara yang menarik, terus menerus direformasikan menyusuaikan dengan perkembangan jaman, namun tetap berdri diatas landasan tauhid, Alqur’an dan Sunnah.
Dari uraian tersebut tergambar bahwa dakwah merupakan akumulasi dan proses transpormasi dan aktualisasi nilai-nilai keimanan yang dilakukan seorang muslim atau suatu lembaga ke Islaman dan merealisasikan dan mewujudkan Islam sebagia ajaran, pandangan, dan kebutuhan hidup umat manusia.( Asep Muhyiddi dkk. 2002 : 27-30)

B.       Dakwah Rasul SAW Periode Mekkah
Secara umum dikenal sebagai masyarakat Jahiliyah, zaman kebodohan, atau dalam istilah Sebelum risalah Nabi Muhammad saw., kondisi kehidupan masyarakat Arab Al-Qur`an diisyaratkan sebagai kehidupan Adz-Dzulumat. Dekandesi moral masyarakat tampak dalam aktifitas tercelanya seperti minum-minuman keras, berjudi, berzina, riba dan mengubur anak perempuan hidup.  Disebut demikian, karena kondisi sosial, politik, dan kehidupan spiritualnya, yang dalam waktu cukup lama, tidak memiliki nabi, kitab suci, ideology agama, dan tokoh besar yang membimbingnya.
Mereka tidak memiliki sistim pemerintahan dan hukum yang ideal, dan tidak mengindahkan nilai-nilai moral. Tingkat keberagamannya hampir kembali pada masyarakat primitif yang jauh dari Nur Ilahi. Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari Ajaran Agama Tauhid.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571M. Sebelum beliau dilahirkan ayahnya telah wafat oleh karena itu kakeknyalah yang mengasuh beliau kemudian di susui oleh Halimatus Sa’diyah. Setelah kakeknya wafat beliau diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Salah satu dari usaha Muhammad yang terpenting sebelum di utus menjadi rosul ialah berniaga ke syam membawa barang-barang Khadijah. Perniagaan ini menghasilkan laba yang banyak dan menyebabkan adanya pertalian antara Muhammad dengan Khadijah dan mereka kemudian mereka menikah. Waktu itu beliau berumur 25 tahun dan Khadijah sudah janda yang berumur 40 tahun.
 Menjelang usianya yang ke 40, rasul saw sudah terbiasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat, dan beliau berkhalwat ke gua hira, yang terletak bebarapa kilometer di utara kota mekah. Disana Rasul SAW bertafakur. Pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 Masehi, malaikat Jibril datang menyampaikan Wahyu Allah yang pertama yaitu surat al-alaq ayat 1-5 :
 Artinya : Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu itu maha melihat. Dia telah mengajar dengan kalam. Dia telah mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui ( QS 96 : 1-5 )
 Dengan turunnya Wahyu pertama, berarti Nabi Muhammad SAW telah dipilih oleh Allah sebagai Rasul, namun rasul belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada Agama Islam. Setelah Wahyu pertama itu turun, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara Nabi Muhammad SAW menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira’. Dalam proses penantian Jibril, kemudian baru turun Wahyu yang kedua membawa perintah kepada Rasulullah SAW.
Artinya : Hai orang yang brselimut bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa dan janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh ( balasan ) yang lebih banyak dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu bersabarlah. ( Al- Muddatsir 1-7 )
 Dengan turunnya ayat ini maka dimulailah dakwah Rasulullah dalam menyampaikan risalah Islam.
Menurut Syaikh Syafiyur-Rahman Al-Mubarakfuri, {dalam sirah nabawiyah} bahwa dakwah Rasullullah pada periode Mekah dibagi dalam dua peride yaitu dakwah secara sembunyi- sembunyi dan dakwah secara terang- terangan:
  1. Periode rumah tangga ( sembunyi-sembunyi)
Sebagai mana telah di ketahui, Makkah merupakan sentral agama bangsa Arab. Disana ada peribadatan terhadap Ka’bah dan penyembahannya terhadap berhala-berhala dan patung-patung yang di sucikan oleh orang Arab. Untuk memperbaiki keadaan mereka tentu sangat sulit dan berat, sehingga membutuhkan kemauan keras maka dalam menghadapi kondisi seperti ini tindakan yang paling bijaksana adalah melalui dakwah dengan cara sembunyi- sembunyi agar penduduk mekah tidak kaget karena menghadapi sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan dan kebiasaan mereka.
Dakwah Rasul secara sembunyi-sembunyi ini beliau jalankan selama tiga tahun dan yang menjadi sentral penanaman risalah Islam yang pertama adalah orang yang paling dekat dengan beliau, keluarga dan sahabat-sahabat karib beliau. Dimana pada masa ini Rasul menjalankan dakwahnya secara diam-diam dan hanya memberi pelajaran dan petunjuk kepada agama Allah( Tauhid). Dari ajakan dan seruan Rasul kepada agama Allah maka yang mula-mula masuk Islam adalah Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang beru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak. Lalu Zaid bin Haritsah, pembantu yang telah menjadi anak angkat beliau, Abu Bakar Ash Shiddiq Ummu Aiman, pengasuh Nabi sejak ibunya Aminah masih hidup. Dengan masuknya Abu Bakar dalam agama Islam maka Abu bakarpun turut menyeru para sahabat untuk memeluk Islam dan Banyak orang-orang yang menerima seruan melalui perantara Abu Bakar seperti Usman bin Affan, Zubair ibnu Awwan, Sa’ad ibnu Abu Waqqas, Abdurrahman ibnu Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah ibnul Jarrah, dan Arqam ibnu Abu Arqam, merekalah yang pertama masuk Islam sehingga mereka di juluki Assabiqunal Awwalun. Dan yang menjadi markas dakwah Rasul secara sembunyi adalah Rumah Arqam yang pada saat itu dijadikan tempat pertemuan untuk menyampaikan dakwah Islam.
Setelah banyak orang masuk Islam laki-laki maupun perempuan, Islam menyebar keseluruh mekkah dan banyak dikalangan orang-orang Arab yang membicarakannya. Selama tiga tahun dakwah rasul menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi dan dan dilakukan melalui perorangan maka terbentuklah kelompok orang mukmin yang senantiasa saling menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu- mebahu dalam menyebarkan dakwah Islam. Hingga turun ayat yang mengharuskan Rasul berdakwah secara terang-terangan.( Sirah Nabawiyah. 1997: 97-101)
Ciri-ciri umum dakwah menurut diatas adalah diantara lain
1.         Perhatikan dakwah terfokus pada upaya untuk menyampaikan dakwah dan menyebarkannya dengan cara sirriyyah ( sembunyi ) maupun jahriyyah ( terang-terangan ), dimulai dari orang yang paling dekat, dalam rangka untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan menuju petunjuk, dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju alam yang terang benderang.
2.         Memerhatikan aspek tarbiayah ( pengkaderan terpadu ) bagi orang yang menerima dakwah dengan berupaya men-‘tazkiyah ( mensucikan ) hati orang yang dididik dan menumbuhkan mereka selalu dalam suasana hidayah.
3.         Berusaha untuk tidak terjadi kontak fisik dengan musuh yang mencukupkan diri dengan melakukan jihad dakwah meskipun gangguan dari pihak musuhcukup menyakitkan hati pihak kaumuslimin.
4.         Selalu aktif melakukan manuver dalam dakwah dan tidak terpaku hanya di tempat mulai tumbuhnya.
5.         Melakukan kegiatan dan menentukan strategi yang berkesinambungan untuk dakwah depan.
Hubungan dakwah dengan persaudaraan adalah karena dakwah bisa berjalan dengan lebih baik bahwa di mulai dari orang-orang yang terdekat yaitu :
1.         Dimulaidari saudara seperti orang tua terutama Ibu, ayah, adik, kakak, dan saudara lainnya.
2.         Dan kepada teman terdekat pada nabi dan orang-orang sekitarnya.
3.         Setelah dahwah berjalan dalam keluarga itu akan menambah kekuatan dalam melakuan dakwah untuk selanjutnya
4.         Dan lain-lain.
            Dapat disimpulkan bahwa dakwah dilakukan dalam kelurga sangatlah penting karena sangat berdampak baik. Selama tiga tahun dakwah rasul menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi dan dan dilakukan melalui perorangan maka terbentuklah kelompok orang mukmin yang senantiasa saling menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu- mebahu dalam menyebarkan dakwah Islam. Hingga turun ayat yang mengharuskan Rasul berdakwah secara terang-terangan.( Sirah Nabawiyah. 1997: 97-101)
2.      Periode Dakwah secara terang-terangan.
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Dakwah rasul pada peride ini adalah dengan menyeru keluarga dekat kepada Islam dengan mengundang Bani Hasyim untuk bermusyawarah dengan rasul dan mereka memenuhi undangan, namun dalam pertemuan tersebut rasul tidak menyampaikan apa-apa karena paman beliau Abu Lahab dualuan bicara sehingga beliau hanya diam saja. Kemudian rasul mengundang mereka untuk kedua kalinya dan dalam pertemuan itu beliau berkata: Segala puji bagi Allah dan aku mengujinya, memohon pertolongan, percaya dan tawakal kepada Nya.
Kemudian  beliau melanjutkan ” sesungguhnya seorang pemandu itu tidak akan mendustakan keluarganya. Demi Allah yang tidak ada ilahselain dia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian secara kusus dan kepada manusia secara umum. Demi Allah kalian benar-benar akan mati layaknya sedang tidur nyenyak dan akan dibangkitkan lagi layaknya bangun tidur. Kalian benar-benar akan dihisap terhadap apapun yang kalian perbuat, lalu disana ada surga yang abadi dan neraka yang abadi pula. Namun paman beliau Abu Lahab menentang beliau.
Tidak berapa lama turunlah ayat kepada Nabi Muhammad SAW “ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu dari kejahatan orang-orang yang memperolok-olokan kamu.
Sesudah ayat ini turun, mulailah Rasulullah SAW menyeru segenap lapisan manusia kepada agama Islam secara terang-terangan baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya. Beliau berdiri diatas bukit shafa lalu berseru ” wahai masyarakat kuraisy Maka semua suku quraisy berkumpul memenuhi seruan rasul lalu rasul berkata” Bagai mana pendapatmu sekalian kalau kuberi taukan kamu bahwa pada permukaan bukit ini ada pasukan berkuda, percayakah kamu? ‘ ya, jawab mereka. Engkau belum pernah kami lihat berdusta.
” Aku mengingatkan kamu sekalian, sebelum menghadapi siksa yang sangat berat” Banu Abdul Muthalib, Banu Abdul Manaf, Banu Zuhra, Banu Taim, Banu Makhzum, dan Banu Asad. Allah memerintahkan aku member peringatan kepada keluarga-keluarga dekat ku, baik untuk kehidupan dunia maupun akirat. Tidak ada suatu keuntungan yang dapat ku berikan kepadamu selain kamu ucapkan” Tidak ada Tuhan selain Allah”.
Lalu Abu Lahab angkat bicara, Sambil meneriakkan, celaka kau hari ini. Untuk itu kau kumpulkan kami hari ini.? Rasul terdiam tidak dapat berbicara lagi, setelah itu datanglah wahyu kepada Rasul :
 Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah Ia. Tidak ada gunanya harta dan apa yang diusahanya, kelak dia akan mhusaasuk api yang begejolak (neraka).Dan begitu pula istrinya pembawa kayu bakar( Penyebar fitnah ) di lehernya ada tali sabut yang di pintal. (QS. Al-lahab: 1-5).
 Semenjak peristiwa itu kemarahan Abu Lahab dan sikap permusuhan dikalangan orang quraisy makin besar. Namun semangat dakwah rasul dan sahabat tidak dapat di rintangi untuk menyebarkan dakwah Islam di mekkah. Setiap hari ada saja penduduk mekah yang masuk Islam mereka tertarik dengan ajaran Islam yang lembut dan hidup saling berkasih sayang dan saling bersaudara.( M. Husain Haikal. 1984 : 100- 106).
Dengan usahanya yang gigih maka hasil yang diharapkan mulai terlihat Jumlah pengikut Rasul yang tadinya hanya 12 orang makin hari makin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja dan orang-orang yang tidak miskin. Setelah dakwah terang-terangan pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambanya jumlah pengikut Rasul, semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum Quraisy terhadap dakwah Rasul.

C.      Faktor-Faktor  Orang Quraisy Menentang Dakwah Rasul.
1.    Persaingan merebut kekuasaan
Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan, atau antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengira tunduk kepada agama Muhammad berarti tunduk kepada kekuasaan Abdul Muthalib. Sedangkan suku-suku bangsa arab selalu bersaingan untuk merebutkan kekuasaan dan pengaruh. Sebab itu bukanlah hal yang mudah bagi kaum quraisy untuk menyerehkan kepemimpinan kepada Muhammad karena menurut mereka berarti suku-suku bangsa arab akan kehilangan kekuasaan dalam masyarakat.
2.    Penyamaan antara hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya
Bangasa arab hidup dengan system kasta, tiap-tiap manusia digolongkan dalam kelompok kasta yang tak boleh dilampauinya. Tapi seruan nabi Muhammad membrikan hak yang sama kepada manusia, yang merupakan suatu dasar yang penting dalam agama islam, agama islam memandang sama antara hamba sahaya dengan tuannya.
3.    Takut dibangkitkan dari alam kubur
Agama islam mengajarkan bahwa pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dari dalam kuburnya dan semua amal pernebuatan manusia akan di hisab , orang-orang yang berbuat baik maka Allah akan membalasnya dengan surga akan tetapi orang yang berbuat jahat akan dibalas dengan neraka. Kaum Quraisy tidak dapat menerima agama islam yang mengajarkan manusia akan dibangkitkan kembali sesudah mati.


4.    Taklid kepada nenek moyang
Para kaum Quraisy taklid secara buta terhadap nenek moyang yang telah berurat dan berakar pada bangsa arab karena itu sangat beratlah terasa bagi mereka meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama baru yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.
5.    Memperniagakan patung
Salah satu dari usaha orang arab dahulu adalah memahat patung yang menggambarkan Latta, Uzza , Manna , dan Hubal patung-patung itu mereka jual kepada Jamaah Haji, mereka membelinya supaya mendapat berkat atau untuk kenang-kenangan. Tetapi agama Islam melarang menyembah memahat dan menjual patung, karena itu saudagar-saudagar patung memandang agama Islam sebagai penghalang rezeki mereka, oleh karena itu, mereka menentang agama Islam.

D.      Problematika Dakwah dan Ketegaran Rasulullah SAW 
Jalan dakwah Rasulullah tidak mulus, banyak rintangan yang menghadang dijalan dakwah beliau, mulai dari cara yang halus, setengah kasar, sampai yang paling kasar, yaitu rencana sistematis pembunuhan Rasulullah SAW.
1.    Di antara jalan yang halus adalah:
·      Melakukan negosiasi kepada Abu Thalib agar Muhammad menghentikan dakwahnya
·      Menawarkan kepada Muhammad apa saja yang diinginkan  baik harta, wanita, kedudukan, atau dokter kalau memang beliau memiliki kelainan jiwa.
·      Menawarkan ibadah secara bergantian.
2.    Di antara jalan yang agak setengah kasar adalah dengan:
·      Mencemooh, menghina, melecehkan, mendustakan, serta menertawakan, seperti dituduh sebagai orang gila.
·      Melontarkan propaganda palsu dengan mengatakan bahwa ajaran Muhammad adalah dongeng orang-orang terahulu.
3.    Di antara tindakan kasar antara lain
·      Menebar duri di tempat Rasulullah lewat.
·      Melakukan penyiksaan kepada beberapa pengikut Islam.
·      Blokade multidimensi.
·      Upaya pembunuhan Nabi Muhammad SAW.









BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
                 Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sanya nabi Muhammad saw merupakan nabi dan rasul yang diutus kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus dengan perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari keburukan kepada jalan kebenaran untuk menyembah allah swt. Dan kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri taulaadan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari serta melanjutkan perjuangan dakwah beliau dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar Baik dalam lingkungan keluarga, agama, masyarakat, dan bernegara.
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw. untuk membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.
Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad Saw.
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi  dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah saw.

B.       Saran
                 Adapun saran penulis kepada pembaca agar dapat lebih mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW serta proses dakwah yang beliau lakukan mulai dari periode mekkah sampai madinah. Dan apa bila ada kritikan yang di sampaikan kepada pemakalah dalam rangka untuk memperbaiki penulisan selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA




No comments :

Post a Comment