iklan

Saturday, 8 November 2014

Peran Pertumbuhan Gereja Dalam Relevansi Masa Kini

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis penjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan dan karunianya, karena atas berkat dan rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Peran Pertumbuhan Gereja Dalam Relevansi Masa Kini”. Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat dalam mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN) serta sebagai syarat dalam mencapai nilai mata pelajaran Agama Kristen.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan sumbangan waktu, tenaga, bimbingan, nasehat dan kepada penulis sehingga makalahn ini dapat selesai. Untuk itu kepada kesempatan ini penulis mengucapkann banyak terima kasih kepada :
1.      Bapak Suharyadi, S.Th selaku kepala Sekolah SMA Kristen Ekklesia Nanga Pinoh.
2.      Bapak Daud, S.Th selaku guru  mata pelajaran Agama Kristen   SMA Kristen Ekklesia Nanga Pinoh.
3.      Beserta Bapak/Ibu guru SMA Kristen Ekklesia Nanga Pinoh.
4.      Orang Tua Penulis yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan makalah ini.
5.       Teman-teman yang telah mendukung penulis dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang akan semakin membagun demi mengembangkan dan penyempurnaan laporan ini.                                
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Nanga Pinoh,         Oktober 2014
Penulis,


JESIKA


LEMBARAN PENGESAHAN

JUDUL                             :      Peranan Pertumbuhan Gereja Dalam Relevansi Masa Kini

DISUSUN OLEH             :     1 . NAMA          : JESIKA
  2 . KELAS        : XII D (IPS)

                                                  

Makalah Ini Telah Disahkan dan Disetujui
 Di Nanga Pinoh, Tanggal         Oktober 2014



Guru Agama Kristen                                                              Penyusun Makalah



     DAUD, S.Th                                                                           JESIKA                                                  

Mengetahui
Kepala SMA Kristen Ekklesia Nanga Pinoh


SUHARYADI, S.Th

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I      PENDAHULUAN ................................................................................ 1
                 A. Latar Belakang .................................................................................. 1
                 B. Masalah .............................................................................................. 4
                 C. Tujuan ................................................................................................ 4
BAB II    PERANAN PERTUMBUHAN GEREJA DALAM RELEVANSI
MASA KINI .......................................................................................... 5
                 A. Pengertian Pertumbuhan Gereja......................................................... 5
                 B. Komponen Pertumbuhan Gereja ........................................................ 6
C. Pandangan Alkitab tentang Pertumbuhan Gereja............................. 10
BAB III   PENUTUP .......................................................................................... 13
                 A. Kesimpulan ...................................................................................... 13
                 B. Saran ................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15


BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kristen Katolik dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Portugis, khususnya di pulau Flores dan Timor.
Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada abad ke-16 M dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Wilayah penganut animisme di wilayah Indonesia bagian Timur, dan bagian lain, merupakan tujuan utama orang-orang Belanda, termasuk Maluku, Nusa Tenggara, Papua dan Kalimantan. Kemudian, Kristen menyebar melalui pelabuhan pantai Borneo, kaum misionarispun tiba di Toraja, Sulawesi. Wilayah Sumatera juga menjadi target para misionaris ketika itu, khususnya adalah orang-orang Batak, dimana banyak saat ini yang menjadi pemeluk Protestan.
Umat Katolik Perintis di Indonesia: 645 – 1500 Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Barat. Fakta ini ditegaskan kembali oleh (Alm) Prof. Dr. Sucipto Wirjosuprapto. Untuk mengerti fakta ini perlulah penelitian dan rentetan berita dan kesaksian yang tersebar dalam jangka waktu dan tempat yang lebih luas. Berita tersebut dapat dibaca dalam sejarah kuno karangan seorang ahli sejarah Shaykh Abu Salih al-Armini yang menulis buku "Daftar berita-berita tentang Gereja-gereja dan pertapaan dari provinsi Mesir dan tanah-tanah di luarnya". yang memuat berita tentang 707 gereja dan 181 pertapaan Serani yang tersebar di Mesir, Nubia, Abbessinia, Afrika Barat, Spanyol, Arabia, India dan Indonesia.
Dengan terus dilakukan penyelidikan berita dari Abu Salih al-Armini kita dapat mengambil kesimpulan kota Barus yang dahulu disebut Pancur dan saat ini terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatera Barat adalah tempat kediaman umat Katolik tertua di Indonesia. Di Barus juga telah berdiri sebuah Gereja dengan nama Gereja Bunda Perawan Murni Maria (Gereja Katolik Indonesia seri 1, diterbitkan oleh KWI)
Awal Mula: abad ke-14 sampai abad ke-18 Dan selanjutnya abad ke-14 dan ke-15 entah sebagai kelanjutan umat di Barus atau bukan ternyata ada kesaksian bahwa abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis yang berdagang rempah-rempah.
Banyak orang Portugis yang memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia, dimulai dari kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546 dan 1547, pelopor misionaris Kristen, Fransiskus Xaverius, mengunjungi pulau itu dan membaptiskan beberapa ribu penduduk setempat. Selama masa VOC, banyak praktisi paham Katolik Roma yang jatuh, dalam hal kaitan kebijakan VOC yang mengutuk agama itu. Yang paling tampak adalah di Flores dan Timor Timur, dimana VOC berpusat. Lebih dari itu, para imam Katolik Roma telah dikirim ke penjara atau dihukum dan digantikan oleh para imam Protestan dari Belanda.Seorang imam Katolik Roma telah dieksekusi karena merayakan misa kudus di suatu penjara semasa Jan Pieterszoon Coen menjabat sebagai gubernur Hindia Belanda.
Pada tahun 2006, 3% dari penduduk Indonesia adalah Katolik, lebih kecil dibandingkan para penganut Protestan. Mereka kebanyakan tinggal di Papua dan Flores. Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eopa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda. Pada 1965, ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang yang tidak ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan hak-haknya yang penuh sebagai warganegara. Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu pertumbuhan anggota, sebagian besar dari mereka merasa gelisah atas cita-cita politik partai Islam. Protestan membentuk suatu perkumpulan minoritas penting di beberapa wilayah. Sebagai contoh, di pulau Sulawesi, 17% penduduknya adalah Protestan, terutama di Tana Toraja dan Sulawesi Tengah. Sekitar 65% penduduk di Tana Toraja adalah Protestan. dibeberapa wilayah, keseluruhan desa atau kampung memiliki sebutan berbeda terhadap aliran Protestan ini, seperti Adventist atau Bala Keselamatan, tergantung pada keberhasilan aktivitas para misionaris.
Di Indonesia, terdapat dua provinsi yang mayoritas penduduknya adalah Protestan, yaitu Papua dan Sulawesi Utara, dengan 60% dan 64% dari jumlah penduduk.Di Papua, ajaran Protestan telah dipraktikkan secara baik oleh penduduk asli. Di Sulawesi Utara, kaum Minahasa yang berpusat di sekeliling Manado, berpindah agama ke Protestan pada sekitar abad ke-19. Saat ini, kebanyakan dari penduduk asli Sulawesi Utara menjalankan beberapa aliran Protestan. Selain itu, para transmigran dari pulau Jawa dan Madura yang beragama Islam juga mulai berdatangan. Pada tahun 2006, lima persen dari jumlah penduduk Indonesia adalah penganut Kristen Protestan.

B. Masalah
1. Bagaimana peran pertumbuhan gereja dalam relevansi masa kini?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah agama kristen protestan di Indonesia
2.      Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan gereja
3.      Untuk mengetahui komponen pertumbuhan gereja
4.      Untuk mengetahui pandangan alkitab tentang pertumbuhan gereja



BAB II
PERANAN PERTUMBUHAN GEREJA DALAM
RELEVANSI MASA KINI

A.     Pengertian Pertumbuhan Gereja
Sebagaimana kehidupan tanaman memerlukan pertumbuhan secara alami, maka gereja pun memerlukan pertumbuhan yang berlangsung secara sehat dan alamiah. Suatu tumbuhun dapat bertumbuh dengan baik bila terdapat ketersediaan media dan sari makanan yang cukup. Demikian pula gereja dapat bertumbuh dengan baik bila kehidupan orang-orang percaya di dalamnya memiliki kehidupan dan memaknai dan menghayai kebenaran firman Allah sebagai makanan rohani bagi pertumbuhan tersebut. Sehingga dengan demikian pertumbuhan gereja tidak dapat didasarkan pada karya tangan manusia. Megahnya sebuah gedung ibadah, peralatan musik, dan meriahnya suasana perkumpulan bukan sebuah indicator utama dalam sebuah pertumbuhan gereja local.
Hal tersebut dilihat secara obyektif bahwa ada orang-orang Kristen yang mengalami penganiayaan, mereka berada di tempat yang sunyi dan besembunyi di balik batu-batu untuk beribadah. Mereka memiliki iman yang tidak kalah dengan orang-orang di perkotaan yang sering kali nyaman dengan kehidupan gereja yang melimpah dalam hal fasilitas. Dalam pertumbuhan gereja yang sehat tidak pula ditentukan dari banyaknya orang dan ramainya orang berkumpul dalam suatu peribadatan yang berlangsung di hari Minggu atau tengah minggu.
Dengan demikian sebaiknya orang Kristen melihat lebih dalam lagi untuk memahami arti pertumbuhan yang sesungguhnya. Keseimbangan antara kualitas dan kuantitas tentu sangatlah penting,. Kulaitas iman yang baik dari perkumpulan orang percaya harus dapat menarik banyak orang datang kepada Allah. Namun sebuah realitas yang baru harus dipahami bahwa gereja yang bertumbuh harus pula dapat mengembangkan pos-pos pelayanan yang pada akhirnya didewasakan dan terus berkembang. Jadi gereja yang bertumbuh harus dapat menyebar. Hal ini tentu sangat Alkitabiah sekali bila berpijak dari Amanat Agung Tuhan Yesus dalam kitab Matius 28:19,20. Kisah Rasul 1:8.

B.               Komponen Pertumbuhan Gereja
1)      Pertumbuhan Kuantitatif
Pertumbuhan kuantitatif atau jumlah merupakan pertumbuhan yang alkitabiah sebagaimana terjadi dalam sejarah pertumbuhan gereja dimulai sejak zaman para Rasul. Pertumbuhan tersebut berlangsung secara berkesinambungan. Dalam kitab Kisah Rasul dituliskan bahwa pada awalnya orang-orang yang mengikut Kristus dan disebut sebagai murid Yesus berkumpul di Yerusalem untuk menanti turunnya Roh Kudus. Pada saat janji turunnya Roh Kudus tersebut digenapi maka orang-orang percaya tersebut dipenuhi dengan Roh Kudus dan atas mereka tampak seperti lidah-lidah api.
Dari peristiwa pentakosta inilah terjadi suatu titik balik dimana para murid yang kemudian menjadi rasul-rasul memiliki kuasa untuk memberitakan Injil di seluruh negeri. Para rasul kemudian dengan berani memberitakan Injil, demikian pula murid-murid yang lain pada waktu itu menerima pencurahan Roh Kudus dengan keberanian memberitakan Injil.
Multiplikasi dan pertumbuhan terjadi setelah mereka menerima Roh Kudus dan berani memberitakan Injil Kristus. Khotbah Petrus telah menguncang banyak orang dengan penuh kuasa dan keberanian dari Allah, Ia menyampaikan Karya Kristus kepada orang-orang Yahudi sehingga pada hari itu sekitar tiga ribu orang menerima diri dan dibaptis.
Peran gereja disini adalah  menarik banyak orang melalui kesaksian, persekutuan, penggembalaan dan pemberitaan Injil. Sehingga bertambahlah para pengikut Kristus. Pemberitaan Injil disini memiliki peran yang besar baik secara langsung maupun melalui kesaksian pribadi.
Contoh pertumbuhan gereja secara kuantitatif dalam kitab kisah Para Rasul:
§  Kisah 1:5; sebanyak seratus dua puluh orang bertobat dan menerima Yesus
§  Kisah 2:14; pertobatan tiga ribu jiwa saat Petrus berkhotbah
§  Kisah 2:41-47; pertambahan yang berlangsung setiap hari karena kuasa Roh Kudus bekerja di  tengah-tengah jemaat


2)      Pertumbuhan Kualitatif
Pertumbuhan Kualitatif adalah pertumbuhan yang berlangsung berdasarkan nilai-nilai hubungan pribadi para murid atau anggota jemaat dengan Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Pertumbuhan kulaitatif ini berlangsung secara progresif yang dicerminkan dalam kehidupan yang saling mengasihi dan ikatan persatuan yang erat. Jadi Pertumbuhan kualitatif berhubungan erat dengan kesatuan tubuh Kristus. Kesatuan adalah sebuah indicator penting, dimana tubuh Kristus hidup saling mengasihi, menerima perbedaan satu dengan yang lain dan berjalan menuju kepada satu tujuan kesempurnaan seperti Kristus Yesus.
Dalam pertumbuhan kulaitiatif sangat ditekankan kedewasaan rohani; tindakan, ucapan dan pemikiran  yang berazaskan kepada karakter Kristus. Ada banyak hambatan dari suatu pertumbuhan kualitatif karena orang-orang di dalamnya tidak pernah mencapai pertumbuhan iman yang baik atau sehat. Sikap mementingkan diri, hasutan iblis, pola pikir yang tidak berubah, silat kata dan pertengakaran merupakan penyebab mandegnya suatu pertumbuhan.
Contoh pertumbuhan gereja dalam Kitab Kisah Para rasul:
§  Mereka setiap hari berkumpul bersama berdoa dan memecahkan roti di rumah-rumah
§  Persekutuan dan kerelaan untuk berbagi dengan saudara seiman
§  Kejujuran untuk mempersembkan harta milik kepada Allah
§  Kerelaan dan semangat untuk memberitakan karya keselamatan Kristus
3)      Gereja sebagai organisme yang hidup
Pertumbuhan organic dicerminkan dalam pertumbuhan organisasi dan structural gereja. Sebuah gereja yang sehat tentunya memiliki sistim kepemimpinan gerejawi yang lebih teratur dan dapat menyerap orang-orang didalamnya untuk membangun kerjasama. Semua program dan rencana gereja dapat berjalan dengan maksimal bila ada sistim kerja dan tata usaha yang baik di dalamnya. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa tata laksana dan manajemen gereja bertujuan untuk menjalankan kepemiminan yang efektif. Pengaturan kerja dan pemilihan orang-orang yang masuk dalam bidang-bidang pelayanan harus berlandaskan karunia yang dimiliki. Sebagai contoh dalam pelayanan sebuah ibadah atau kebaktian gereja; disana ada yang bertugas sebagai pemain musik, pemimpin pujian, penghitung persembahan, usher dan pengkhotbah. Semua acara tersebut dapat berjalan bila di atur melalui sebuah managemen gereja yang baik.
Dalam sebuah pelayanan tentunya bukan hanya acara kebaktian yang diatur, tetapi lebih dari itu adalah pengaturan dalam memberdayakan dan mengelola jemaat sehingga tujuan gereja dapat tercapai. Dalam kitab Kisah Para rasul ada pelayan meja, di Kitab Timotius disebutkan ada para diaken, rasul, dan pemberita Injil. Tingkatan jabatan gereja pun diatur dengan suatu aturan khusus. Demikian pula pendaftaran suatu lembaga gereja di kantor pemerintah memerlukan syarat kelengkapan pengurus. Jadi dengan demikian sudah seharusnya gereja menyadari betapa pentingnya pertumbuhan organisme.
Kepemimpinan yang cakap hanya dihasilkan dari sebuah pengaturan yang jelas dari sebuah organisasi. Demikian pula struktur dan bagan organisasi sangat membantu dalam pertumbuhan secara organic Pelayanan yang diatur melalui organisasi gereja tentunya lebih erat hubunganya supaya kesatuan tubuh Kristus tetap terjaga dan disiplin gereja dapat ditegakkan.
Gereja yang sehat dan Alkitabiah memiliki keseimbangan dalam pertumbuhan; kualitatif, kuantitatif dan organic. Ron Jenson dan Jim Stevens dala buku Dinamika Pertumbuhan Gereja menuliskan definisi pertumbuhan gereja sebagai berikut: “Pertumbuhan gereja adalah kenaikan yang seimbang dalam kauntitas, kualitas dan kompleksitas organisasi sebuah gereja lokal. (2000; hal.8 ).

C.     Pandangan Alkitab Mengenai Pertumbuhan Gereja
Sekalipun Alkitab tidak secara khusus membicarakan pertumbuhan gereja, prinsip pertumbuhan gereja adalah pemahaman bahwa Yesus mengatakan, “Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (Matius 16:18). Paulus meneguhkan bahwa gereja berdasar pada Yesus Kristus (1 Korintus 3:11). Yesus Kristus juga adalah Kepala gereja (Efesus 1:18-23) dan hidup gereja (Yohanes 10:10). Setelah mengatakan demikian, patut diingat bahwa “pertumbuhan” adalah istilah yang relatif. Ada berbagai macam pertumbuhan, dan beberapa di antaranya sama sekali tidak berhubungan dengan angka.
Gereja bisa saja hidup dan bertumbuh sekalipun angka keanggotaan/kehadiran tidak berubah. Kalau orang-orang dalam gereja itu bertumbuh dalam kasih karunia dan pengenalan akan Tuhan Yesus, tunduk pada kehendakNya dalam kehidupan mereka, baik secara pribadi maupun bersama-sama, itulah gereja yang mengalami pertumbuhan yang sejati. Pada saat yang sama, gereja dapat menambah kegiatan setiap minggu, memiliki jumlah yang besar dan tetap mati secara rohani.
Semua jenis pertumbuhan mengikuti pola tertentu. Sebagaimana makhluk yang bertumbuh, gereja setempat memiliki orang-orang yang menanamkan benih (penginjil) dan yang menyiram (pendeta/pengajar), dan mereka yang menggunakan karunia-karunia rohani mereka bagi pertumbuhan rohani mereka di gereja setempat. Namun perhatikan bahwa adalah Allah yang memberi pertumbuhan (1 Korintus 3:7). Mereka yang menanam dan mereka yang menyiram sama-sama akan mendapat pahala, masing-masing menurut jerih lelah mereka (1 Korintus 3:8).
Haruslah ada keseimbangan antara menanam dan menyiram supaya gereja setempat dapat bertumbuh, dan ini berarti bahwa dalam gereja yang sehat setiap orang harus mengenali karunia rohaninya sehingga dia dapat berfungsi sepenuhnya dalam tubuh Kristus. Kalau menanam dan menyiram tidak lagi seimbang, gereja tidak akan berhasil sesuai dengan rencana Allah. Tentunya harus ada ketergantungan dan ketaatan pada Roh Kudus setiap hari sehingga kuasaNya dapat disalurkan dalam diri mereka yang menanam dan menyiram sehingga pertumbuhan dari Allah dapat terwujud.
Akhirnya, gambaran dari gereja yang hidup dan bertumbuh ditemukan dalam Kisah 2:42-47 di mana dikatakan bahwa orang-orang percaya, “bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” Kemudian dikatakan pula bahwa mereka saling melayani satu dengan yang lainnya dan menjangkau mereka yang perlu mengenal Tuhan, dan “tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” Ketika hal-hal ini ada, gereja akan mengalami pertumbuhan rohani, tanpa memperdulikan apakah bertambah atau tidak secara angka.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Gereja berasal dari bahasa Protugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia). Kelahiran gereja secara resmi diakui baru berdiri pada hari pentakosta, Namun pada mulanya pentakosta adalah pesta panen Yahudi dan selanjutnya menjadi pesta peringatan pemberian Hukum/Perintah kepada Musa di Gunung Sinai.
Pada tahun 313, dimana ditetapkan, bahwa Gereja mendapat kebebasan sepenuh-penuhnya, bahkan segala milik yang telah dirampas oleh Negara, harus dikembalikan atau dibayar. Bukan hanya itu saja, Kaisar Konstantin juga mengeluarkan begitu banyak dana untuk membangun Gereja-gereja besar di Konstantinopel, Al-Quds, Bethelem, dan tempat-tempat lainnya yang memiliki posisi penting dalam sejarah Geraja Apostolik. Dia juga mengeluarkan maklumat yang berisi pelarangan kaum nasrani bekerja di hari minggu. Hal ini nampaknya dilakukan hanya untuk menghormati kebijakan Gereja yang menganggap hari minggu sebagai hari istirahat. Kemudian kita kenal tiga Gereja besar yang masih berdiri kokoh sampai sekarang, yakni Gereja Katolik Roma, Gereja Protestan, dan Gereja Ortodoks Timur.

B.     Saran
Ketahuilah bahwa dengan mengenal peran pertumbuhan gereja dalam relevansi masa kini kita sebagai umat yang dikasihinya dapat menjadikan Gereja bukan hanya sebagai tempat untuk rutinitas setiap minggunya saja hanya karena kita sebagai umat kristiani tetapi juga bisa menyadari begitu kudusnya Gereja sebagai tempat yang dapat memberikan ketenangan tersendiri bagi umat yang datang untuk beribadah dan memuji Tuhan. Kami berharap apa yang telah kami sampaikan pada waktu yang sebelumnya memberikan pencerahan bagi pembaca dan pendengarnya. Amin.





DAFTAR PUSTAKA





No comments :

Post a Comment