TUGAS
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Dampak
Negatif Menonton Televisi
Disusun oleh:
Kelompok 4
Kelas : IX C
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 01
KECAMATAN PINOH UTARA
KABUPATEN MELAWI
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah_Nya kepada kita , sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah ini dengan judul “Dampak Negatif Menonton
Televisi”.Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia pada semester Genap di tahun pembelajaran
2014-2015 SMP NEGERI 01 PINOH UTARA dengan harapan dapat bermanfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Dengan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya maka melalui kesempatan ini saya menyampaikan rasa hormat saya
kepada:
1. Guru Pengajar,
selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia kelas IX SMP NEGERI 01 PINOH UTARA yang
telah memberikan dorongan dan masukkan kepada penulis dalam menyusun makalah
ini..
- Kedua
orang tua saya yang tercinta dan selalu memberikan doa , dorongan moril
dan materi, serta selalu menantikan keberhasilan saya pada penyelesaian
makalah ini.
- Serta
teman-teman sekalian yang turut berperan dalam memberikan kritikan serta
masukkan yang membengun sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan/penyusun
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan seperti pepatah “ Tiada Gading
Yang Tak Retak”, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak pembaca.
Akhirnya kami berharap, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
atau pihak yang membutuhkan.
Pinoh Utara , 09
Maret 2015
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................................... i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................................................................. 1
1.2
Tujuan............................................................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian......................................................................................................................................... 2
2.1.1 Dampak.................................................................................................................................. 2
2.1.2 Televisi.................................................................................................................................... 2
2.1.3
Perkembangan........................................................................................................................ 2
2.2 Penyebab......................................................................................................................................... 3
2.3 Dampak........................................................................................................................................... 3
2.4 Solusi............................................................................................................................................... 5
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan....................................................................................................................................... 7
3.2 Saran................................................................................................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Televisi merupakan suatu media
elektronik yang sangat digemari oleh sebagian besar orang di Indonesia. Mulai
dari anak-anak, remaja, orang tua, dan berbagai kalangan lainnya.
Sebagian
dari mereka beranggapan bahwa televisi bukanlah barang yang mewah lagi, karena
di era yang serba modern ini televisi semakin terjangkau.
Mungkin pada zaman dahulu televise
hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja, karena harganya yang mahal. Namun,
di era ini televisi merupakan benda yang sudah sangat umum dimiliki oleh setiap
keluarga. Karena, dengan adanya televisi setiap orang dapat memperoleh
informasi yang cukup luas baik dari Negara sendiri ataupun dari mancanegara,
selain itu televise merupakan media atau sarana untuk berdakwah bagi para ulama
yang sangat praktis. Karena, dengan adanya televisi tersebut setiap pendengar
dimanapun mereka berada dapat mengetahui ceramah tersebut, tanpa bertemu secara
langsung. Namun tanpa disadari ternyata televise juga mempunyai banyak dampak
positif dan negative pada perkembangan anak-anak. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti
di Amerika Serikat mereka
menyebutkan bahwa :
“ televisi hanya cocok atau baik untuk ditonton pada
usia tertentu saja”.
Menurutnya,
televisi juga mampu memberikan berbagai dampak yang sangat positif pada
perkembangan anak-anak, terutama mereka yang masih berusia Batita ( Bayi Tiga
Tahun). Karena televise mampu membantu mereka untuk dapat belajar membaca , namun berdasarkan penelitian
ini juga usia batita merupakan usia yang sangat mudah sekali terpengaruh oleh
perkembangan suatu tekhnologi televisi. Seperti: mampu menurunkan kemampuan
untuk membaca. Membaca kompherensive, bahkan penurunan system memori atau daya
ingat pada anak-anak. Batita yang semasa kecilnya sangat menyukai televise
diperkirakan akan mempengaruhi proses tumbuh kembangnya. Karena, televise hanya
menyodorkan stimulkasi satu arah.
Untuk
itu alasan saya mengangkat materi ini adalah memberitahu atau menginformasikan
kepada pembaca mengenai dampak-dampak dari televisi. Baik dampak yang negative
ataupun dampak yang negative yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak.
1.2 Tujuan
· Ingin
mengetahui dampak negative dan positif dari televisi.
· Ingin
mengetahui cara atau tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecanduan atau ketergantungan anak
terhadap televisi.
· Ingin
mengetahui faktor yang menyebabkan anak-anak menjadi menyukai televisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
2.1.1 Dampak
Dampak adalah suatu
pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh suatu hal, dapat berupa dampak
positif ataupun dampak negative. Biasanya dampak ini dapat timbul melalui
tontonan televise, internet, Handphone (HP), serta kemajuan tekhnologi lainnya.
sedangkan menurut kamus
Bahasa Indonesia pada halaman
91menyebutkan bahwa yang dikatakan dampak adalah suatu hal yang menyebabkan atau
menimbulkan suatu perubahan yang cukup besar dan dapat berpengaruh terhadap
kehidupannya.
2.1.2 Televisi
Televisi merupakan
suatu media elektronik yang dapat disajikan melalui media gelombang, serta
merupakan suatu media yang sangat multifungsi sangat dan banyak sekali manfaatnya.
Seperti : sebagai sarana hiburan.
Televisi merupakan
suatu barang yang sudah sangat banyak dimiliki oleh setiap orang
dimanapun berada. Bahkan di
pelosok desa pun televisi adalah hal yang sudah umum ditemukan. Televisi
pertama kali ditemukan pada tahun 1929 oleh Vladimir
Zworikykin, seorang kebangsaan dari Amerika. Selain sebagai media
hiburan, media informasi, dan sarana dakwah. Ternyata televisi mempunyai
berbagai dampak yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan seseorang, baik
dampak negative atau dampak yang positif.
Namun pada hakekatnya televisi banyak
mengandung dampak negatifnya dibandingkan dengan hal yang positifnya. Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia
misalnya mencatat, rata-rata anak usia Sekolah Dasar menonton televisi antara 30
hingga 35 jam setiap minggu. Artinya pada hari-hari biasa mereka menonton
tayangan televisi lebih dari 4 hingga 5 jam sehari. Sementara di hari Minggu
bisa 7 sampai 8 jam. Jika rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400
jam, atau 18.000 jam sampai seorang anak lulus SLTA. Padahal waktu yang
dilewatkan anak-anak mulai dari TK sampai SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti
anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk
kegiatan apa pun, kecuali tidur (Pikiran Rakyat, 29 April 2004).
2.1.3 Perkembangan
Perkembangan merupakan
suatu proses yang menunjukkan adanya proses perubahan ke arah yang lebih maju.
Sedangkan anak adalah suatu keturunan yang dihasilkan dari pernikahan antara
laki-laki dan perempuan.
Perkembangan menurut
para pakar adalah proses perubahan dalam individu yang bersifat kualitatif
ataun fungsi psikologis yang berlangsung secara terus menerus ke arah lebih
baik.
2.2
Penyebab
Bahasa
televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak
menjadi malas belajar dan terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca
buku merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan anak menjadi malas.
2.3
Dampak
Televise
mempunyai beberapa dampak negative pada perkembangan anak-anak, diantaranya :
Terhadap
perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan
bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat
kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan,meningkatkan agresivitas
dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara
realitas dan khayalan.
Ø
Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak
merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi
konsumtif atau lebih mudah terpengaruh atau tertarik dengan suatu hal yang
baru. Misalnya : ketika anak A melihat suatu iklan permen atau cokelat.
kemudian iklan tersebut di tampilkan dengan sangat menarik. Mulai dari
kemasannya, tampilannya, bahkan dari model iklannya . hal ini pasti akan dapat
mempenharuhi otak anak untuk cenderung lebih konsumtif.
Ø
Berpengaruh terhadap Sikap
Anak
yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar
kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi
berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama
dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan
dapat terbawa hingga mereka dewasa.
Hal
ini diperkuat oleh pendapat Team
Andriwongso.com, mereka mengatakan bahwa “ apabila seseorang menonton
televisi baik dengan berita kriminal atau sinetron yang tidak mendidik, hal ini
akan menginspirasi orang tersebut untuk melakukan perbuatan criminal.”
Ø
Mengurangi semangat belajar
Bahasa
televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak
menjadi malas belajar.
Ø
Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu
sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola
pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan
mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan
kognitifnya.
Ø
Mengurangi konsentrasi
Rentang
waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan
ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.
Ø
Mengurangi kreativitas
Dengan
adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang
individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal
memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan,
seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan
menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain
karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini
membuat anak tidak kreatif.
Kita
biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu
senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat.
Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka
mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan
cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan
tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak
beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain
itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan
menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya
menimbulkan kegemukan.
Ø
Merenggangkan hubungan antar
anggota keluarga
Kebanyakan
anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama
bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga
menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang
’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan
keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di
TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih
memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara
yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.
Ø
Matang secara seksual lebih cepat
Banyak
sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak
menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas
baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia
anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari
seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka
memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat.
Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan
sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat
antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral
& etika.
Ø
Dampak sinar biru
Televisi
memancarkan sinar biru yang juga dihasilkan oleh matahari. Namun sinar biru ini
berbeda dengan sinar ultra violet. Sinar biru tak membuat mata mengedip secara
otomatis. Namun parahnya, sinar biru langsung masuk ke retina tanpa filter.
Panjang gelombang cahaya yang dihasilkan adalah 400-500nm sehingga berpotensi
memicu terbentuknya radikal bebas dan melukai fotokimia pada retina mata anak.
Sepuluh
tahun kemudian saat anak sudah dewasa, kerusakan yang ditimbulkan oleh sinar
biru terlihat amat jelas. Retina mata tak lagi bening sehat seperti masa
kanak-kanak sehingga kemampuan berfungsinya pun menjadi juga berkurang.
Selain
dampak negative tersebut , televisi juga mempunyai dampak positif diantaranya:
·
Televisi mampu membantu anak-anak yang
berusia batita untuk mempermudah dalam membaca. Karena, tayangan dalam televisi
hanya menampilkan sat stimulasi
( suatu rancangan, kecenderungan , atau dorongan) yang sangat baik bagi
prkembangan anak-anak.
·
Dapat mengetahui berita atau info
terkini mengenai perjembangan dunia. Baik yang terjadi di luar negeri ataupun
dalam negeri.
·
Merupakan suatu media dakwah yang sangat
praktis dan informative bagi para ulama.
·
TV dapat dijadikan sebagai motifator,
apabila yang ditayangkan didalamnya seputar orang-orang sukses atau orang yang
berhasil karena prestasinya. Sehingga kita dapat mencontoh kesuksesan mereka.
2.4
Solusi
Oleh
karena itu menonton televisi harus dikurangi. Karena televisi mempunyai beragam
dampak yang sangat mempengaruhi perkembangan otak dan mempengaruhi suatu kehidupan
manusia.Yang tidak mengenal batas
usia, tingkat pendidikan, status sosial, keturuna n dan suku bangsa. Semua
lapisan masyarakat dapat terpengaruh dampak buruk dari TV, orangtua, anak-anak,
si kaya ataupun si miskin, si pintar dan si bodoh, mereka dari latar belakang
apa saja, tetap terkena dampak yang sama. Namun hal ini dapat diatasi melalui
beberapa cara, seperti melalui instansi pemerintah, instansipendidikan,
instansi agama, keluarga dan individu semua bersama-sama mendukung program ‘Hari Tanpa TV’
ini, untuk membangun bangsa yang lebih baik. Jika di dalam Negara kita ini di
galakkan hari tanpa TV maka kita akan menjadi Negara yang cukup maju
dibandingkan dengan sekarang ini.karena, dengan TV dalam keadaan mati,
kita jadi memiliki kesempatan untuk berpikir, membaca, berkreasi dan melakukan
sesuatu. Untuk menjalin hubungan yang lebih menyenangkan dalam keluarga dan
masyarakat. Mengurangi waktu menonton TV membuat kita mempunyai lebih banyak
waktu untuk bermain di luar, berjalan-jalan atau melakukan olahraga yang kita
senangi. Lalu solusi yang dapat kita ambil dalam menyelesaikan masalah ini
adalah melalui orang tua dan juga melalui pemerintah.
Berikut
ini adalah beberapa cara yang
dapat dilakukan melalui peran orang tua, yaitu:
· Beri batasan waktu untuk menonton
televisi. Kapan ia boleh dan kapan waktunya ia harus berhenti menonton
televisi. Untuk anak prasekolah, kondisi tersebut mungkin agak sulit karena
pada usia tersebut anak sudah mulai bisa membantah. Cobalah membuat kesepakatan
bersama mengenai batasan-batasannya. Misalnya jenis tayangan yang ia inginkan
dan lamanya waktu menonton. Untuk batita, tetapkan batasan waktunya, yaitu
cukup satu jam sehari. Sedangkan untuk usia prasekolah boleh menonton televisi
kurang dari dua jam sehari.
·
Manfaatkan waktu yang sedikit tersebut
sekaligus sebagai sarana belajar anak. Duduklah bersama anak dan diskusikan isi
tayangan pilihannya.
·
Siapkan kegiatan alternatif pengganti
agar anak tidak lagi merengek dan kembali menonton televisi.
·
Tanamkan nilai-nilai keluarga secara
berulang agar anak mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya
sehingga anak lebih percaya diri menghadapi teman-temannya.
·
Dan cara yang dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah:
·
Membuat peraturan bahwa televise, play
station, atau laptop tidak boleh di hidupkan mulai dari pukul 19.00-21.00 WIB.
·
Melakukan seleksi penayangan film secara
ketat sebelum ditayangkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Berdasarkan sumber yang kami dapatkan
ternyata televisi atau Tv mempunyai banyak sekali dampaknya. Baik dampak
positif atau negative, namun televisi lebih banyak mengandung dampak negative
dibandingkan dengan positifnya. Terlebih lagi televisi lebih berpengaruh terhadap perkembangan anak batita ( Bayi Tiga Tahun ). Karena
pada masa ini mereka sangat mudah sekali terhasut atau terpengaruh dengan
tontonan televisi dan peran orang tua dalam hal ini sangatlah diperlukan.
3.2
saran
Ø
Bagi orang tua :
Saran saya agar orang tua dapat
meningkatkan perhatian anak-anaknya yang sedang dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan. Terutama mereka yang sedang mempunyai anak usia tiga sampai lima
tahun, harus lebih perhatian dan mewaspadai tayangan yang akan ditonton oleh
anak-anak.
Ø
Bagi pemerintah :
Saran kami terhadap pemerintah supaya
pemerintah dapat bertindak tegas terhadap perkembangan dunia film Indonesia.
Terutama apabila film tersebut akan di tayangkan , pemerintah harus dapat
melakukan seleksi yang ketat terhadap film tersebut, serta menentukan jam
tayang khusus bagi film anak-anak.
Ø
Bagi produser film :
Saran
kami terhadap produser film agar dapat membuat atau menciptakan film dengan
banyak mengandung unsure positifnya. Seperti : mengandung nilai moral,
keagamaan, dan nilai lainnya.
No comments :
Post a Comment