MACAM – MACAM KAIN TRADISIONAL INDONESIA
· KAIN ULOS
Ulos atau kain ulos
adalah salah satu kain khas Indonesia yang dikembangkan oleh masyarakat
Batak, Sumatera. Cara membuat ulos serupa dengan membuat songket khas Palembang
yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin. Warna dominan pada ulos adalah merah,
hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas dan perak.
Ulos kerap digunakan pada perhelatan remi dn upacara
adat Batak.Ulos juga sering diberikan kepada sang ibu yang sedang
mengandung karena dipercaya akan mempermudah lahirnya sang bayi ke dunia dan
untuk melindungi ibu dari segala mara bahaya yang mengacam saat proses
persalinan.
Mengulosi adalah suatu
kegiatan adat yang penting bagi orang batak. Dalam setiap kegiatan seperti
upacara pernikahan, kelahiran dan dukacita ulos selalu menjadi bagian adat yang
selalu diikutsertakan. Menurut pemikiran moyang orang Batak, salah satu unsur
yang memberikan kehidupan bagi tubuh manusia adalah “kehangatan” . karena
orang-orang batak memilih hidu di daratan yang tinggi sehingga memiliki
temperatur yang dingin.
· KAIN GRINGSING
· KAIN TAPIS
Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional
masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap
lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, munculnya kain
tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang mengarah kepada kesempurnaan
teknik tenun, maupun cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan
perkembangan kebudayaan masyarakat.
Kain
tapis adalah pakaian wanita suku
Lampung yang berbentuk
kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan
sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung;
"Cucuk").
Dengan demikian
yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan
menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada
bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.
Tapis
Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang digunakan dalam
membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh
pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun
gadis-gadis (muli-muli) yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan
tujuan untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis
saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam
sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
·
KAIN
SASIRANGAN
Sasirangan adalah kain adat suku
Banjar di Kalimantan Selatan, kain
yang didapat dari proses pewarnaan rintang dengan menggunakan bahan perintang
seperti tali, benang atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu..
Desain/corak
didapat dari teknik-teknik jahitan dan ikatan yang ditentukan oleh beberapa
faktor, selain dari komposisi warna dan efek yang timbul antara lain :
jenis benang/jenis bahan pengikat. Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini,
telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI
· KAIN SONGKET
Songket
mungkin menjadi andalan lain dari kota Palembang setelah pempek. Songket
sendiri memiliki arti ‘mengait’ atau ‘mencungkil’, ini terkait dengan teknik
pembuatan kain tersebut yang mengaitkan dan menyelipkan benang emas. Kamu bisa
menemukn berbagai motif berbeda untuk songket, di mana masing-masing motif
memiliki makna berbeda. Beberapa motif songket Palembang yang terkenal antara
lain: Saik Kalamai, Buah Palo, Berantai Merah, Kunang-Kunang, Simasam dan
Berantai Putiah.
Karena
harganya termasuk mahal, kain songket biasanya digunakan saat upacara adat,
pesta ataupu perayaan. Kalau kamu ingin mencari kain ini langsung di Palembang,
coba saja datangi daerah Pandai Sikek dan Silungkang.
· KAIN BEBALI
Kain
Bebali atau yang di Bali Utara lebih dikenal dengan nama wangsul dan di Bali Timur dikenal dengan nama gedogan , terdiri
dari dua suku kata, yakni kain dan bebali. Kain, merupakan hasil tenunan yang
dipergunakan untuk menutupi tubuh. Sedangkan Bebali pengertiannya upacara.
Maka, kain Bebali merupakan suatu hasil tenunan yang dipergunakan untuk
kepentingan upacara, sehingga kain Bebali mengandung nilai – nilai dalam
kehidupan sosio kultur.
Mengutip
pendapat I Made Seraya, dinyatakan bahwa kain bebali mempunyai arti
penting dalam masyarakat karena mempunyai nilai-nilai tertentu antara lain,
nilai guna, nilai artistik termasuk nilai estetika di dalamnya. Lebih jauh
lagi, Dr. URS Ramseyer,
seorang antrolog budaya dari Swiss dan ketua Yayasan Basel dankt Bali,
mengatakan bahwa tenun Bebali adalah sebuah contoh yang baik sekali untuk
memperlihatkan bagaimana satuan-satuan budaya material memiliki fungsi sebagai
pembawa pesan-pesan bagi komunikasi pengetahuan (kearifan) budaya.
No comments :
Post a Comment