TUGAS KARYA ILMIAH
TANAH MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DI
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA :
NIM :
PRODI :
SEMESTER :
KELAS :
UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG
TAHUN 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, tanaman kelapa sawit banyak dikebunkan
oleh perusahaan-perusahaan besar, baik pemerintah maupun swasta. Bahkan
masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman
kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika Indonesia ditargetkan untuk
menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, tentunya banyak
orang-orang yang mengelolanya, mulai dari pembibitan, penanaman sampai ke
teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku profesional.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
·
Sebagai bahan kajian
siswa mengenai panen dan penanganan pasca panen pada tanaman kelapa sawit.
·
Sebagai cara untuk
mempelajari berbagai cara panen dan penanganan pasca panen pada tanaman kelapa
sawit.
·
Sebagai syarat untuk
melaksanakan tugas individu dari guru pembimbing.
C. Rumusan Masalah
·
Apa itu Kelapa Sawit ?
·
Bagaimana karakteristik
dari Kelapa Sawit ?
·
Bagaimana sejarah
penyebaran Kelapa Sawit di Indonesia ?
·
Bagaimana cara
pemasaran Kelapa Sawit ?
·
Apa saja kandungan yang
terdapat dalam Kelapa Sawit ?
·
Apa saja manfaat Kelapa
Sawit ?
·
Bagaimana cara pembudidayaan
dan cara pemeliharaan Kelapa Sawit ?
·
Apa sajakah hasil
olahan yang dihasilkan dari Kelapa Sawit ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis)
adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri,
maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar
sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa
sawit.
B. Karakteristik Kelapa Sawit
1.
Daun
Daunnya merupakan daun yang majemuk. Berwarna hijau tua dan pelapah berwarna
sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja
dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. bentuk daunnya termasuk majemuk
menyirip, tersusun rozet pada ujung batang.
2.
Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah
umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip
dengan tanaman kelapa.
3.
Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu
juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi.
4.
Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu
pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga
jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih
besar dan mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat
female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam
produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan
5.
Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam,
ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam
tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah.
Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid)
akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan
20% persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp
sekitar 34 - 40 persen.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
a. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b. Mesoskarp, serabut buah
c. Endoskarp, cangkang pelindung
inti
C. Sejarah Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia
Pada awalnya bangsa
Portugis mengenal tanaman kelapa sawit saat melakukan perjalanan ke Pantai
Gading (Ghana). Mereka heran ketika menyaksikan penduduk setempat
menggunakannya untuk memasak dan sebagai bahan kecantikan. Tanaman kelapa sawit
masuk ke Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai tanaman hias sekitar tahun
1848. Daerah pertama di Indonesia yang diketahui sangat cocok untuk
membudidayakan tanaman kelapa sawit ini adalah Sumatera Utara.
Perkebunan kelapa sawit
di Indonesia dilakukan oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit. Di
pulau Sumatera saja hingga tahun 1920 sudah puluhan perusahaan perkebunan yang
menanam kelapa sawit. Masa suram bagi tanaman kelapa sawit sempat terjadi pada
waktu penjajahan Jepang, yang mengakibatkan kebun kelapa sawit diganti dengan
tanaman pangan. Hal itu menyebabkan pabrik-pabrik pengolahan tidak lagi
berproduksi.
Potensi areal
perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa sawit. Upaya
perluasan perkebunan komoditas kelapa sawit dilaksanakan dengan jangkauan
daerah penanaman meluas ke luar dari daerah serta kelapa sawit sebelumnya,
yaitu dengan membangun perkebunan-perkebunan baru di Kalimantan, Sulawesi, dan
Papua. Data menunjukkan kecendrungan peningkatan luas areal perkebunan kelapa
sawit, khususnya perkebunan rakyat.
D.
Pemasaran Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit
merupakan komoditi yang sangat menguntungkan, sehingga perluasan areal sangat
maju pesat. Industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia terus mengalami
peningkatan. Sejumlah pabrik dengan kapasitas produksi minyak sawit CPO (Crude
Palm Oil) tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
Pemasaran produk kelapa
sawit pada perkebunan besar negara dilakukan secara bersama melalui kantor
pemasaran yang sudah ditunjuk bersama, sedangkan untuk perkebunan besar swasta,
pemasaran dilakukan oleh masing-masing perusahaan. Pada umumnya perusahaan
besar, baik negara maupun swasta menjual produk kelapa sawit dalam bentuk
olahan, yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Penjualan
langsung kepada eksportir ataupun ke pedagang atau industri dalam negeri.
Perkebunan kelapa sawit
yang dikelola oleh rakyat yang hasil produksinya terbatas, penjualan sulit
dilakukan apabila ingin menjualnya langsung ke industri pengolah. Oleh karena
itu, petani harus menjualnya melalui pedagang tingkat desa atau melalui KUD,
kemudian berlanjut ke pedagang besar hingga ke industri pengolah. Penjangnya
rantai pemasaran hasil perkebunan rakyat ini menyebabkan tingkat keuntungan
yang diperoleh para petani relatif kecil.
E.
Kandungan yang Terdapat dalam Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan
minyak nabati yang penting, di samping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga
matahari, dan sebagainya. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas
perdagangan yang menjanjikan. Minyak kelapa sawit mampu menghasilkan berbagai
hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia, seperti minyak goreng, mentega,
sabun, kosmetik, dan lain sebagainya.
Minyak kelapa sawit
yang mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam proses selanjutnya akan
menghasilkan fraksi olein, stearin, dan fatty acid. Olein dipergunakan untuk
pembuatan minyak goreng, stearin digunakan untuk pembuatan mentega, sedangkan
fatty acid dalam pengembangannya dapat digunakan sebagai bahan dasar oleokimia.
F.
Manfaat Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman
kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering dikenal dengan nama CPO
(Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai
industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap.
Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah
industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah
dikembangkan sebagai sakah satu bahan bakar.
Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan dengan minyak
nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
a.
Menjadi sumber minyak
nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi.
b.
Dibanding minyak
lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi.
c.
Dibanding minyak nabati
lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada
industri pangan, maupun pada industri non pangan.
d.
Kandungan gizi minyak
kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
G. Cara Pembudidayaan Kelapa Sawit
1. Syarat Tumbuh
Sebagai tanaman yang
dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik
atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain
keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya, dan
penerapan teknologi.
a. Iklim
·
Curah Hujan dan
Kelembaban
Tanaman kelapa sawit
dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah yang panas, dan lembab.
Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata
sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa sawit
adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada
ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa
sawit ini akan terhambat dan produksinya pun akan rendah.
·
Penyinaran Matahari
Lama penyinaran
matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per hari.pertumbuhan
kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat iklim yang sesuai
yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup. Umumnya
turun pada sore atau malam hari.
·
Suhu
Suhu merupakan faktor
penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata tahunan
daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara 25-27 0C, yang menghasilkan
banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu tinggi. Semakin besar
variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat
tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun.
b.
Tanah sebagai media tempa pertumbuhan
Pertumbuhan dan
produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada karakter lingkungan
fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan. Jenis tanah yang baik
untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning,
hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis.
Kesesuaian tanah untuk
bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis
dan kimia tanah.
·
Sifat Fisis Tanah
Pertumbuhan kelapa
sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit miring, solum dalam dan
mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur, permeabilitas sedang, dan
lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan tanah.
Tanah yang baik bagi
pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara
alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai
berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan batas-batas yang tajam
mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara tipe-tipe tanah memang relatif
sulit.
·
Sifat Kimia Tanah
Tanaman kelapa sawit
dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah
yang memiliki pH rendah biasanya dijumpai pada daerah pasang surut, terutama
tanah gambut. Tanah organosol atau gambut mengandung lapisan yang terdiri atas
lapisan mineral dengan lapisan bahan organik yang belum terhumifikasi lebih
lanjut memiliki pH rendah.
H.
Cara Pemeliharaan Kelapa Sawit
Pemeliharaan tanaman
merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya tanaman karena
menentukan masa perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Perawatan tidak hanya
ditujukan pada tanamannya, tetapi juga pada media tanah pada lahan pertanaman
tersebut. Perawatan tanaman kelapa sawit meliputi penyulaman, pembuatan
piringan, penanaman tanaman sela, pengendalian gulma, pemangkasan, pemupukan,
dan penyerbukan buatan.
I. Hasil Olahan dari Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman
kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering dikenal dengan nama CPO
(Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai
industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap.
Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah
industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan
sebagai salah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit
memiliki keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan
tersebut antara lain:
1)
Menjadi sumber minyak
nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi.
2)
Dibanding minyak
lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi.
3)
Dibanding minyak nabati
lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada
industri pangan, maupun pada industri non pangan.
4)
Kandungan gizi minyak
kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari Karya Ilmiah yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang dibudidayakan yang memerlukan
kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat
berproduksi secara maksimal.
b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain
keadaan iklim dan tanah.
c. Cara pemeliharan tanaman Kelapa Sawit meliputi penyulaman, pembuatan
piringan, penanaman tanaman sela, pengendalian gulma, pemangkasan, pemupukan,
dan penyerbukan buatan.
d. Hasil Olahan yang dihasilkan oleh kelapa sawit, diantaranya adalah industri
pangan, industri kosmetik, dan farmasi.
B. Saran
Kita hendaknya memelihara
dan memanfaatkan Kelapa Sawit dengan baik, karena apabila kelapa sawit
diolah dengan tepat, maka akan membuat keutungan yang cukup besar bagi negara.
No comments :
Post a Comment