iklan

Tuesday 2 December 2014

memahami teks anekdot

      MEMAHAMI TEKS ANEKDOT
Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia











Oleh:



Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 01 Nanga Pinoh
Tahun Ajaran
2014/2015



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun ucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Karena berkahan dan ridho-Nya, penyusun bisa menyelesaikan hasil laporan tepat pada waktunya.
Hasil laporan ini yang berjudul “Menganalisis Teks Anekdot”, kami susun guna memenuhi tugas bahasa indonesia.
Tak lupa juga nada terima kasih penyusun ucapkan kepada berbagai pihak yang telah ikut berperan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun ucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:
1.      Guru bahasa indonesia yang senantiasa membimbing kami para siswanya
2.      Para bloger yang tak henti-hentinya berbagi ilmu dengan cara memposting artikel-artikel ke situs mereka.
3.      Teman-teman sekelas yang terkadang juga sering mengajak untuk berdiskusi
Seperti halnya manusia, laporan  kami ini juga mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak yang telah membaca demi perbaikan selanjutnya.
Akhir kata, penyusun ucapkan semoga hasil laporan  ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Nanga Pinoh,       November 2014
Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Anekdot adalah jenis teks yang berisi peristiwa peristiwa lucu, konyol atau menjengkelkan yang bertujuan untuk menyampaikan kritik ataupun saran.
Kata 'anekdot' dalam (Yunani: ἀνέκδοτον "tidak diterbitkan", secara harfiah "tidak dikeluarkan") berasal dari Procopius Of Caesaria, penulis biografi dari Justinan I , yang membuat sebuah karya berjudul Ἀνέκδοτα (Anekdota, secara beragam diterjemahkan dengan Memoar yang tak diterbitkan atau Kisah Rahasia), yaitu sebuah koleksi kejadian-kejadian singkat dari kehidupan pribadi dari istana Bizantin. Secara bertahap, makna anekdot dipakai untuk setiap kisah singkat yang digunakan untuk menekankan atau mengilustrasikan apapun poin yang si penulis inginkan.
Anekdot memang lucu, tetapi anekdot bukanlah sebuah lelucon, karena tujuan utama anekdot tidak hanya menyebabkan kegembiraan, tetapi mengungkapkan fakta yang lebih umum bahwa cerita pendek itu sendiri, atau untuk membentuk suatu sifat tertentu dari sebuah karakter atau kinerja institusi, dan sebagainya yang melekat atau link ke Mismay esensinya memiliki moral.
Anekdot terkadang bersifat sindiran alami. Di bawah rezim otoritarian di Uni Soviet berbagai macam anekdot politik tersebar di masyarakat sebagai satu-satunya cara untuk membuka dan mencela kejahatan dari sistem politik dan pemimpinnya. Mereka mentertawakan kepribadianVladimir Lenin, Nikita Khrushchev, Leonid Brezhnev, dan pemimpin Soviet lainnya. Pada zaman Rusia modern ada banyak anekdot tentang Vladimir Putin.

Teks anekdot pada umumnya terdiri dari 5 bagian. 5 bagian itu antara lain abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
1)        Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks.
2)        Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini.
3)         Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
4)        Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian crisis tadi.
5)         Koda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. 

Permasalahan atau hambatan
Permasalahan yang dihadapi penyusun dalam pembuatan laporan ini
·      Memahami teks anekdot
·      Mencari unsur-unsur teks anekdot
·      Membuat teks anekdot
·      Membuat teks anekdot berbentuk dialog

Tujuan Pembuatan Laporan
·      Memahami materi teks anekdot yang telah dipelajari kelas X
·      Memahami unsur-unsur anekdot.
·      Memahami struktur anekdot.
·      Untuk memenuhi tugas bahasa indonesia



BAB II
HASIL KEGIATAN

TUGAS 1
MEMBACA TEKS”KUHP dalam Anekdot”

1.      Teks anekdot mengandung unsur lucu. Betulkah setiap cerita lucu dapat digolongkan ke dalam anekdot ?
Bisa, selagi masih dalam bentuk teks dan memiliki struktur seperti teks anekdot.
2.      Lawak juga mengandung unsur lucu. Apakah teks anekdot sama dengan teks lawak ?
Tergantung pada struktur teks tersebutm jika memiliki abstraksi, oreintasi, krisis, reaksi dan koda, maka teks lawak masih termasuk teks anekdot. Jika tidak memiliki struktur maka teks lawak tersebut tidak termasuk teks anekdot.
3.      Siapakah yang biasanya menjadi tokoh atau partisipan dalam anekdot ? Apakah tokoh atau partisipan yang dimaksud harus selalu orang yang terkenal ?
Yang menjadi tokoh/partisipan boleh siapa saja.
Dalam teks anekdot tidak selalu orang terkenal yang menjadi tokoh/partisipan, terkadan ada orang atau nama yang tidak terkenal/asal-asalan.
4.      Di media apa sajakah teks anekdot ditemukan ? Sebutkan jenis medianya dan contoh anekdot yang dimaksud!
Di televisi, koran, internet, artikel dan lain-lain.
Contohnya bisa dibuat karikatur di televisi
5.      Contoh anekdot berikut ini terjadi di bidang hukum. Di bidang apa sajakah kalian dapat menemukan teks anekdot ?
Hukum, Sosial. Politik, Budaya, Pendidikan, Lingkungan, Administrasi, dan Transportasi

TUGAS 2
MENCARI UNSUR-UNSUR TEKS ANEKDOT

1.      Apakah yang membuat teks tersebut digolongkan ke dalam teks anekdot ?
Sering pula anekdot menjelma sebagai cerminan fenomena sosial, dan cerita diatas merupakan cerminan fenomena sosial
2.      Ciri apa sajakah yang menandai teks anekdot ?
Teks anekdot pada umumnya terdiri dari 5 bagian. 5 bagian itu antara lain abstract, orientation, crisis, reaction, dan coda. Abstract adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks. Orientation adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini. Crisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan. Reaction adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian crisis tadi. Coda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
3.      Siapakah partisipan yang digambarkan dalam anekdot itu ?
partisipan dalam  anekdot tersebut : dosen dan mahasiswa atau bisa juga pengamat dan penegak hukum di suatu negara
4.      Apakah cerita pada teks anekdot itu betul-betul terjadi atau hanya rekaan ?
Sebagian besar rekaan. namun ada pula yg diambil dari kehidupan nyata namun diubah sebagian jalan cerita.
5.      Seandainya cerita itu betul-betul terjadi, beranikah mahasiswa menjawab pertanyaan dosennya dengan tidak serius?
kembali kepada mahasiswanya, berani atau tidak. jika berani apa salahnya dan apalagi jika dosennya baik hati
6.      Singkatan KUHP pada anekdot diplesetkan. apakah maksud dan pesan teks yang dikandung?
Menyampaikan kebiasaan buruk hukum di indonesia
7.      Diskusikan secara berkelompok siapa sebenarnya yang dikritik lewat sindiran dalam teks tersebut!
Pemerintah
8.      Apakah sindiran itu sampai kepada yang dituju?
Jika yang dituju membaca, tentu. ia akan merasa tersindir walau tidak menampakkan perasaan itu
9.      Tunjukkan unsur lucu atau konyol yang terdapat di dalam teks tersebut?
Saat Ahmad menjawab pertanyaan Ali yang dilemparkan pak dosen kepada nya, Ahmad menjawab kepanjangan KUHP "Kasih Uang Habis Perkara" atau Memplesetkan kepanjangan dari KUHP
10.  Jelaskan reaksi yang terjadi pada diri dosen dan pada diri mahasiswa?
Dosen menggeleng-gelengkan kepala dan Mahasiswa lain tertawa

TUGAS 3
MEMBEDAH STRUKTUR TEKS ANEKDOT

1.      identifikasilah struktur teks anekdot yang telah kalian baca tersebut.Bandingkan hasilnya dengan struktur teks berikut ini yang meliputi abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^koda
Abstraksi        : Seorang dosen memberikan kuliah hukum pidana
Orientasi         : Suasana kelas biasa-biasa saja
Krisis              : KUHP diplesetkan menjadi “Kasih Uang Habis Perkara”
Reaksi             : Mahasiswa tercengang dan tertawa, sedangkan dosen menggeleng-gelengkan kepala
Koda               : Kelas kembali berlangsung normal
Menurut hasil identifikasi saya, hasilnya sama dengan struktur teks yang ada di soal tersebut.
2.      Apakah abstraksi itu sama dengan pembukaan? Berfungsi sebagai apakah abstraksi itu?
Abstraksi merupakan suatu ringkasan yang lengkap dan menjelaskan keseluruhan isi artikel ilmiah dan ditempatkan pada bagian awal artikel ilmiah. Menurut saya, pembukaan berbeda dengan abstraksi itu sendiri. Pembukaan biasanya berupa rumusan dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan artikel ilmiah.
3.      Apakah orientasi berfungsi untuk membangun konteks perkuliahan?
Kalau menurut saya bisa jadi, karna orientasi berarti pengenalan ataupun pemahaman.
jadi dengan adanya orienstasi terlebih dahulu maka konteks perkuliahan akan lebih mudah terbangun dan calon peserta didik tidak akan terkejut nantinya akn perkuliahan yang sebenarnya karna telah mengenal konsep nya di masa perkuliahan
4.      Seandainya krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan, ketidakpuasan atau kejanggalan apa yang dimaksud?
Yang dimaksud dengan kejanggalan/ketidakpuasan dalam menghadapi krisis adalah sesuatu yang masih melekat dan selalu teringat dengan sesuatu hal yang tidak maksimal.
5.      Setujukah kalian reaksi itu berkenaan dengan tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa atau dosen tentang pelesatan KUHP itu ?
Setuju
6.      Berikan penjelasan seandainya kalian tidak setuju bahwakoda sama dengan penutup.pikirkan bahwa penutup menggambarkan situasi yang seimbang dengan situasi pada orientasi
Orientasi adalah kalimat yang menggambarkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa itu terjadi sedangkan Koda adalah kalimat yang menjelaskan situasi di akhit cerita, bisa juga memberikan kesimpulan



TUGAS 4
MEMBACA TEKS “Anekdot Hukum Peradilan”

1.      Identifikasilah struktur teks anekdot yang telah kalian baca
abrstraksi : suatu hari, seorang tukang kayu pedati melewati jembatan. karena kayu yang dibuat untuk jembatan itu tidak kuat, akhirnya dia beserta kuda dan dagangannya jatuh ke sungai(paragraf 1)
orientasi: si tukang pedati & keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian atas peristiwa itu(paragraf2)
krisis:kemudian, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk mengadukan si pembuat jembatan agar dihukum dan memberi uang ganti rugi(paragraf2)
reaksi:ketika si pembuat jembatan diadili,ia tidak terima malah menyalahkan satu sama lain.(paragraf3)
koda: si pembantu yg berbadan pendek,kurus,&punya uang dimasukkan kepenjara &uangnya disita, sang hakim bertanya khalayak ramai yg menyaksikan pengadilan tersebut."saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, pengadilan ini sudah adil ?" masyarakat yg ada serempak menjawab" aaaaadddiiiillllll"(paragraf 9)
2.      Partisipan yang terlibat pada anekdot tersebut adalah partisipan manusia, seperti yang mulia hakim. Partisipan manusia yang lain adalah :
tukang pedati
Pembuat Jembatan
Tukang kayu
Penjual kayu
Pembantu penjual kayu yang tinggi, gemuk dan tidak punya uang
Pembantu penjual kayu yang pendek, kurus dan punya uang.
Pengawal.
3.      Dalam teks anekdot itu tidak terdapat unsur lucu, tetapi menggambarkan kekonyolan bahwa orang yang tidak bersalah dihukum dan dimasukkan ke penjara. Mengapa si Pembantu yang kurus dan pendek dihukum dan dipenjara, tetapi si Pembantu yang gemuk dan tinggi tidak?
karena pembantu kurus muat untuk dimasukkan ke dalam penjara dan punya uang, sedangkan pembantu yang gemuk dan tinggi sebaliknya
4.      Dalam teks anekdot itu terkandung sindiran, yaitu keputusan yang tidak adil dikatakan adil. Siapa yang disindir?
Yang disindir adalah orang-orang penegak hukum yang gagal menegakkan hukum.Di sisi itu, yang disindir adalah orang-orang yang melakukan suap (membayar orang untuk membenarkan dirinyaa walaupun dia itu salah). Jadi dalam hal ini, jika keduanya tidak menyeleweng, maka hal-hal yg kurang baik itu tidak akan terjadi.
5.      Betulkah sindiran itu dapat diungkapkan dengan pengandaian? Salah satu pengandaian yang ditemukan dalam teks anekdot di atas adalah bahwa peradilan itu dilaksanakan di suatu negara, bukan di negara kita. Pengandaian yang lain adalah:
Sindiran, sindiran itu dapat diungkapkan dengan pengandaian; sindiran itu dapat diungkapkan dengan lawan kata (antonim)
6.      betulkah sindiran dapat diungkapkan dengan lawan kata (antonim)? Dua contoh lawan kata yang digunakan pada anekdot tersebut adalah adil-tidak adil dan benar-salah. Maksudnya adalah bahwa sesuatu yang tidak adil dikatakan sebagai sesuatu yang adil dan sesuatu yang salah dikatakan sebagai sesuatu yang benar atau sebaliknya. Contoh lawan kata yang lain adalah sebagai berikut :
bijaksana - tidak bijaksana
hemat - boros
tumbuh – mati
7.      Dalam anekdot terkandung konjungsi lalu untuk menyatakan urutan peristiwa. konjungsi yang berfungi sejenis dengan itu adalah :
selanjutnya, seterusnya, kemudian
8.      Dalam anekdot itu terkandung konjungsi maka untuk menyatakan akibat perbuatan yang dilakukan oleh seorang tersangka. konjungsi yang berfungsi sejenis dengan itu adalah?
Oleh karena
Sehingga 
9.      fungsi konjungsi dapat digantikan oleh kata-kata. sebagai contoh konjungsi setelah dapat diungkapkan dengan sesampainya dihadapan hakim . kata-kata seperti itu pada teks anekdot itu adalah?
Maka di gantikan, oleh karena itu
Beberapa menit kemudian digantikan, setelah itu
10.  Dari teks anekdot hukum peradilan, dapatkah kalian menyimpulkan bahwa orang yang tidak dapat berdebat disidang pengadilan akan kalah? tunjukkan buktinya pada teks anekdot tersebut. apakah keadaan itu menggambarkan bahwa layanan publik dibidang hukum belum bagus?
Peradilan di Indonesia sebenarnya berbeda dengan model di amerika di mana semua keputusan di Pengadilan Indonesia diputuskan oleh hakim bukan dewan juri. Sehingga apabila seseorang yang didakwa tidak pandai beranekdot namun fakta dan bukti menunjukkan bahwa dia tidak bersalah maka dia tidak akan dihukum. Hal ini berbeda dengan sistem hukum di amerika dimana pengacara dan pihak terdakwa harus pandai beranekdot untuk memenangkan hati dewan juri. 
Contoh : 
di Indonesia, kasus terdakwa yang miskin melawan pelapor yang kaya  
Pengacara : Dewan juri yang terhormat, sebagai seorang yang berasal dari ekonomi rendah, akan sangat memilukan apabila kasus ini dimenangkan oleh orang yang sudah menikmati harta dunia dan juga sebentar lagi merasakan superioritasnya di depan pengadilan, yang harusnya adil tanpa melihat latar belakang ekonomi.

TUGAS 5
MEMBUAT DIALOG BERBENTUK TEKS  “Anekdot Hukum Peradilan”

KPP                          :  Yang Mulia Hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan pedati beserta kuda dan dagangan di dalamnya karena jembatan yang dilalui roboh. Pembuat jembatan itu harus dihukum.
Hakim                      : baiklah akan saya segera proses! Pengawal…..pengawal !
Pengawal 1               : iya, Yang Mulia dengan penuh rasa hormat, ada keperluan apa Yang Mulia memanggil hamba?
(Pengawal 2 menyusul datang)
Hakim                      : ngapain itu terlambat?
Pengawal 2               : maaf Yang Mulia tadi saya ketiduran.
Hakim                      : tidur aja kerjaanmu. Cepat kalian panggilkan pembuat jembatan!!
Pengawal 1+2          : siap Yang Mulia!
(berjalan berlawan arah lalu tubrukan)
Pengawal 1               : siap Yang Mulia ini pembuat jembatan.
KPP                          : gara-gara kamu pedati beserta kuda dan barang dagangan saya hanyut.
PJ                             : gara-gara saya? maaf, apa maksud pembicaraan Anda?
KPP                          : iya, gara-gara kamu keluarga saya mengalami rugi besar.
Hakim                      :  sudah-sudah, diam! Jangan berbuat gaduh di sini!
PJ                             : Yang Mulia, sebenarnya apa kesalahan hamba, sehingga hamba dipanggil  kemari?
Hakim                      : kesalahanmu sangat besar jembatan yang kamu bangun tidak kuat dan kokoh sehingga menyebabkan jembatan itu roboh dan menyebabkan korban dan kerugian cukup besar.
PJ                             : saya? kenapa semua kesalahan tertuju kepada saya saja. Padahal kalau kita pikir panjang kesalahan ini bukan sepenuhnya milik saya. bagaimana dengan tukang kayu? Dia yang membawa kayu untuk membuat jembatan dan ternyata kayu yang dia bawa itu jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta kudanya.
Hakim                      :  ya..ya..ya.. benar juga apa yang kamu katakan. Si tukang kayu yang bersalah. Hai pengawal, bawa si tukang kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pengawal 1+2          : siap Yang Mulia!
Pengawal 1               : Yang Mulia ini Si tukang kayu.
TK                            : Yang Mulia apa kesalahan saya, mengapa hamba dipanggil kemari?
Hakim                      :  kesalahanmu sangat besar . kayu yang kamu bawa sangat jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang kehilangan barang dagangan dan pedati beserta kudanya. Maka kamu harus dihukum dang mengganti seluruh kerugian si tukang pedati ini!
TK                            :  maafkan hamba yang mulia, jika memang itu permasalahannya jangan salahkan hamba. Salahkan saja Penjual kayu yang menjual kayu yang rapuh dan jelek.
Hakim                      :  yaa… benar juga apa yang dikatakan Tukang Kayu ini. Kalau si penjual menjual kayu yang bagus maka jembatan itu tidak akan roboh. Jadi dalang dari permasalah ini ada si penjual kayu. Yayaya… pengawal kemari!
Pengawal 2               : ada apa Yang Mulia?
Hakim                      : cepat bawa Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan   perbuatannya
Pengawal                  : siap Yang Mulia!
Pengawal 1               : Yang Mulia yang terhormat, ini si penjual kayu!
TK                            : ah, jadi gara-gara kamu penjual kayu, saya dipanggil ke pengadilan.
PJ                             : iya, gara-gara kamu ini saya harus datang ke sini. Padahal saya ada seminar  membangun jembatan yang kuat dan kokoh.
KPP                          :  memang kamu itu ya, saya jadi rugi besar. Pokoknya kamu harus ganti rugi semua kerugian saya mulai dari barang dagangan saya yang hanyut sampai pedati dan kuda   saya yang hilang.
PK                         :  weehh, apa maksudnya ini? Yang Mulia dosa apa yang telah hamba perbuat sehingga hamba harus datang kemari  dan dihadapkan dengan permasalah macam ini.
Hakim                      :  tenang-tenang. Semuanya mohon tenang saudara-saudara. Begini penjual kayu, kesalahanmu amat sangatlah besar. Kamu telah menjual kayu yang jelek dan rapuhkepada si Tukang kayu sehingga menyebabkan jembatan yang dibangun tidak kuat dan kokoh dan menyebabkan seseorang kehilangan barang dagangan dan kuda beserta pedatinya.
PK                            :  oh, baiklah jika itu permasalahannya. Jangan salahkan saya. salahkan saja pembantu saya yang meyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang member kayu yang jelek kepada si tukang kayu itu.
Hakim                      : pengawal cepat bawa pembantu penjual kayu kehadapanku!
Pengawal                  : siap yang mulia
Pengawal 2               : Yang Mulia ini pembantu si penjual kayu
TK                            : ya ini yang salah! Yang membuat kita harus datang kemari.
PK                            : betul itu. kamu ini menyita waktu kami saja
KPP                          : iya, kamu itu merepotkan saja. Parasit! Jadi beban orang lain saja
Pembantu1               : yang mulia yang saya hormati, apa kesalahan saya sehingga saya dipanggil kemari dan disalahkan banyak orang?
Hakim                      :  kesalahanmu benar-benar fatal, kamu telah menyediahkan kayu yang jelek dan rapuh kepada si Tukang Kayu. Dan si tukang kayu memberikan kayumu yang jelek itu kepada Pembuat jembatan. Sehingga kayumu yang rapuh dan jelek itu digunakan membuat jembatan dan sekarang jembatan yang dibangun itu roboh dan mengakibat seseorang kehilangan barang dagangnya dan pedati beserta kudanya.
Pembantu1               : baa..ba.. aikklaah yang mulia, jika itu semua adalah kesalahan saya. saya relah dihukum
Hakim                    :  pengawaaaaaaaaaaaalllllllllll……. Masukkan si pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya untuk mengganti kerugian      
Pengawal                  : siap Yang mulia…
Hakim                      : hai pengawal, apakah hukuman sudah dilakasanakan?
Pengawal2                : maaf Yang Mulia hukuman belum kami laksanakan sulit sekali untuk melaksanakan.
Hakim                      : mengapa sulit? Bukankah kalian sudah sering melakukannya?
Pengawal1                : sulit seekali yang mulia pembantu ini tidak punya uang, badannya juga terlalu tinggi dan gemuk. Sehingga penjara ini tidak cukup untuknya.
Hakim                      : Haash, bego sekali kalian! Cari pembantu yang kurus dan punya uang!
Pengawal                  : ba..baa..ikk yang mulia
Pegawal                    “ Yang Mulia kami sudah bawakan pembantu yang kurus dan memiliki uang
Pembantu2               : maaf yang mulia yang saya hormati, saya tidak mengerti atas dasar apa saya dipanggil kemari. Seingat saya,saya tidak melakukan kesalahan apapun.
Hakim                      : kesalahan kamu adalah kuruuuuus dan punyaaa uaaannnnnnnnggggggggggg!
Pembantu2               : tapi Yang Mulia,
Hakim                      : Ah sudahlah,pengawal bawa pembantu ini ke dalam penjara dan semua uangnya!
Pengawal                  : baik Yang Mulia
Hakim                      : saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, apakah hukuman untuk pembantu yang kurus dan punya uang ini adil?
Masyarakat               : Aaaadiiiiiiiiiiiiiiiiiiiillllllllllllll




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Secara singkat anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot bisa saja sesingkat pengaturan dan provokasi dari sebuah kelakar
Unsur-unsurAnekdot
Unsur Anekdot dibagi menjadi 6 :
1.    Judul
2.    Partisipan 
3.    Humor
4.    Sindiran/kritikan
5.    Singkat
6.    Nyata

B.       Saran
·      Setelah kita memahami mengenai anedot ini, sebaiknya jika kita ingin mengkritik sesuatu, hendaknya melalui media yang tidak merugikan pihak lain, contohnya melalui anekdot.
·      Sebaiknya teks anekdot itu tidak mengandung unsur SARA dan juga tidak mengandung unsur dewasa. Sebaik-baiknya teks anekdot itu ialah sesuatu yang punya tujuan, seperti menyindir sistem pemerintahan, bukan asal lucu saja.

No comments :

Post a Comment