iklan

Tuesday 2 December 2014

wilayah rawan bencana alam

WILAYAH RAWAN BENCANA

Daerah Rawan Banjir
DKI Jakarta, Kali Bengawan Solo (Jawa Tengah, Jawa Timur), banjir lahar dingin Merapi (Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta), daerah Jratunseluna (Jawa Tengah), banjir lahar dingin Semeru (Jawa Timur), Sungai Citarum (Jawa Barat), Gunung Bawakaraeng (Sulawesi Selatan), dan kawah Gunung Ijen (Jawa Timur).
Ciri-ciri suatu daerah tertentu rawan banjir adalah:
(1)   curah hujan tinggi,
(2)   permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut,
(3)   terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit,
(4)   terletak di dekat sungai atau sungai-sungai yang memiliki daerah aliran sungai yang luas,
(5)   kurangnya tutupan vegetasi di daerah hulu sungai,
(6)   banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang pinggir sungai
(7)   aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai.

Wilayah rawan bencana alam Gunung Meletus
1.   Indonesia terletak pada busur cincin api mediterania.
      Jalur cincin api ini membusur di sepanjang Pulau Sumatera, Selat Sunda, 
      Pulau Jawa, Pulau Bali, rangkaian Kepulauan di Nusa Tenggara, 
     dan berakhir di Kepulauan Banda.
      2.   Indonesia terletak pada busur cincin api pasifik.
      Jalur cincin api ini meliputi serangkaian gunung api di Pulau Sulawesi Utara, 
      Kepulauan Maluku, Kepulauan Banda, dan Papua Barat.


Ciri – Ciri dan Wilayah Rawan Bencana Alam Gunung Meletus
Ciri – ciri gunung api akan meletus :
1.    Suhu di sekitar gunung naik.
2.    Mata air menjadi kering.
3.    Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran.
4.    Tumbuhan di sekitar gunung layu.
5.    Binatang di sekitar gunung bermigrasi.

DAERAH RAWAN BENCANA ALAM TANAH LONGSOR.
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTmKTCTKoYwbHBFRt2HSn5SAJeaNIZWcob5IN5DeO-0LwIx2sIOTA
              Longsor atau gerakan tanah merupakan salah satu bencana geologis yang disebabkan oleh peristiwa alam maupun perilaku manusia. Untuk daerah rawan longsor patut diwaspadai di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, sebagian lampung, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan sebagian Papua.

Ciri Daerah Rawan Longsor
1.      Daerah berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat
2.      Lapisan tanah tebal di atas lereng
3.      Sistem tata air dan tata guna lahan yang kurang baik
4.      Lereng terbuka atau gundul
5.      Terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing
6.      Banyaknya mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoran-longsoran kecil
7.      Adanya aliran sungai di dasar lereng
8.      Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau saranan lainnya.
9.      Pemotongan tebing untuk pembangunan rumah atau jalan









DAERAH RAWAN BENCANA KEBAKARAN HUTAN
               Wilayah potensial rawan kebakaran hutan di Indonesia  tersebar di beberapa daerah di Sumatra , Kalomantan, dan Jawa. Daerah yang mudah tersulut api (Fine Fuel Moisture Code/FFMC) terdapat di delapan daerah rawan kebakaran hutan/lahan di pulau Sumatra (Riau,Jambi,Sumatra Selatan,dan Lampung), serta empat provinsi di Kalimantan.
Penyebabnya di antaranya :
  1. Aktivitas manusia yang menggunakan api di kawasan hutan dan lahan sehingga menyebabkan bencana kebakaran
  2. Faktor alam yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
  3. Jenis tanaman yang sejenis dan memiliki titik bakar yang rendah serta hutan yang terdegradasi menyebabkan semakin rentan terhadap bencana kebakaran.
  4. Angin yang cukup besar dapat memicu dan mempercepat menjalarnya api.
  5. Topografi yang terjal semakin mempercepat dan merembetnya api dari bawah ke atas.

DAERAH RAWAN BENCANA ALAM TSUNAMI
Wilayah Rawan bencana Tsunami di Indonesia antara lain, Nanggroe Aceh Darusalam ,Sumatera utara , Sumatera Barat ,Bengkulu ,Lampung ,Banten ,Jawa Barat bagian Tengah dan Selatan, Jawa Timur bagian Selatan, Bali, NTT, Sulawesi utara, Sulawesi Tengah,Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak dan Yapen (Papua/Irian) ,Balikpapan, dan Sekurau (Kalimantan Timur), Palu (Sulawesi Tengah), Talaud (Sulawesi Utara), dan Kendari (Sulawesi Tenggara).
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
ketika terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi dan tanah longsor di dasar laut serta dampak meteorit, a ir laut seketika berangsur surut atau naik secara mendadak dari garis pantai. 
gelombang air laut bergerak dengan cepat. 
memiliki gelombang pasang yang tinggi amplitudonya dan panjang. Dalam beberapa kasus amplitudo gelombang dapat mencapai 50 meter. Sedangkan panjang gelombang mencapai ribuan kilometer. Kapal kapal di tengah laut tidak merasakan adanya tsunami gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan mencapai 500 sampai 1000 km perjam, tergantung dengan kedalaman laut . Biasanya membawa material lumpur laut yang cukup banyak. Biasanya gelombang laut itu akan menghantam pantai atau pelabuhan terdekat dalam waktu 10 sampai 30 menit. 
berpotensi besar menghantam pantai atau pelabuhan laut yang terdekat dengan sumber tsunami. 
Gelombang tsunami biasanya berlapis-lapis. Setiap lapisan gelombang memiliki panjang gelombang sekitar 150 meter dan membutuhkan periode waktu sekitar 10 detik.

Daerah Rawan Terjadi Gempa Bumi di Indonesia
Gempa bumi, bukan lagi menjadi fenomena bencana alam yang asing di Indonesia. Gempa bumi pasti selalu menghantui daerah/wilayah pulau-pulau di Indonesia. Inilah artikel berisi daerah rawan gempa bumi di Indonesia
·         Sumatra           : Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung
·         Jawa dan Bali  : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali
·         Nusa Tenggara: Matarram, NTB , NTT, Pulau Sumbawa
·         Kalimantan      : Banjarmasin, Singkawang (Kalbar)
·         Sulawesi          : Palu koro, Poso, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Makassar
·         Maluku            : Maluku bagian tenggara, Pulau Ambon, Seram, Buru
·         Papua              : Papua Utara, Manokwari, Sorong, Ransiki, Nabire, Fakfak, Kaimana

Ada beberapa ciri-ciri yang dapat terlihat jika akan terjadi gempa bumi. Beberapa ciri-ciri tersebut antara lain:
Lihat ke langit
kalau di langit ada awan yang berbentuk seperti angin tornado/seperti pohon/seperti batang, bentuknya berdiri, itu adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.
Awan yang berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi, sehingga gelombang elektromagnetis tersebut ‘menghisap’ daya listrik di awan, oleh karena itu bentuk awannya jadi seperti tersedot ke bawah.
Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu sendiri terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng bumi. Tapi kemunculan awan gempa seperti itu di langit tidak selalu berarti akan ada gempa. Bisa saja memang bentuknya seperti itu.
Coba diuji medan elektromagnetis di dalam rumah
        Cek siaran TV, apakah ada suara brebet-brebet ataukah tidak
        Jika terdapat mesin fax, cek apakah lampunya blinking biarpun lagi tidak transmit data
        Coba minta orang lain mengirim fax ke kita, cek apakah teksnya yang diterima berantakan atau tidak
        Coba matikan aliran listrik. Cek apakah lampu neon tetap menyala redup/remang-remang biarpun tak ada arus listrik
Kalo tiba-tiba TV brebet-brebet, lampu fax blinking, padahal sedang tidak transmitting, teks yang kita terima berantakan dan neon tetap menyala biarpun tidak ada arus listrik, itu berarti memang sedang ada gelombang elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak dapat dirasakan oleh manusia.
Perhatikan hewan-hewan
Cek apakah hewan-hewan seperti “menghilang”, lari atau bertingkah laku aneh/gelisah. Insting hewan biasanya tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis.
Air tanah
Lihat juga apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya.
Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah bersiap-siap untuk evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang akan ada gempa berkekuatan besar.
Walaupun demikian, adanya awan gempa yang bentuknya aneh itu, tetap tidak bisa memastikan kapan gempa terjadi.
Oleh karena itu jangan tunggu-tunggu lagi, sebisa mungkin langsung melakukan tindakan penyelamatan diri untuk menghindari hal-hal yang paling buruk.

Kalau skala gempanya besar dan episentrumnya terletak di laut, kita harus selalu aware akan datangnya gelombang tsunami. Tingginya gelombang bisa puluhan meter, bisa juga hanya dua meter. Tapi biarpun hanya dua meter, gelombangnya tidak main-main. Kekuatannya dahsyat (seperti tidak ada habisnya) dan tekanannya bisa mencapai 190 kilogr

No comments :

Post a Comment