WILAYAH RAWAN BENCANA
Daerah Rawan
Banjir
DKI Jakarta, Kali Bengawan Solo (Jawa Tengah, Jawa Timur), banjir
lahar dingin Merapi (Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta), daerah
Jratunseluna (Jawa Tengah), banjir lahar dingin Semeru (Jawa Timur), Sungai
Citarum (Jawa Barat), Gunung Bawakaraeng (Sulawesi Selatan), dan kawah Gunung
Ijen (Jawa Timur).
Ciri-ciri
suatu daerah tertentu rawan banjir adalah:
(1) curah
hujan tinggi,
(2) permukaan
tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut,
(3) terletak
pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar
sempit,
(4) terletak
di dekat sungai atau sungai-sungai yang memiliki daerah aliran sungai yang
luas,
(5) kurangnya
tutupan vegetasi di daerah hulu sungai,
(6) banyak
permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang pinggir sungai
(7) aliran
sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai.
Wilayah rawan bencana
alam Gunung Meletus
1. Indonesia
terletak pada busur cincin api mediterania.
Jalur cincin api ini membusur di sepanjang Pulau Sumatera, Selat Sunda,
Pulau Jawa, Pulau Bali, rangkaian Kepulauan di Nusa Tenggara,
dan
berakhir di Kepulauan Banda.
2. Indonesia terletak pada busur cincin api pasifik.
Jalur cincin api ini meliputi serangkaian gunung api di Pulau Sulawesi
Utara,
Kepulauan Maluku, Kepulauan Banda, dan Papua Barat.
Ciri – Ciri dan Wilayah Rawan Bencana Alam Gunung Meletus
Ciri – ciri gunung api akan meletus :
1. Suhu di sekitar gunung naik.
2. Mata air menjadi kering.
3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran.
4. Tumbuhan di sekitar gunung layu.
5. Binatang di sekitar gunung bermigrasi.
1. Suhu di sekitar gunung naik.
2. Mata air menjadi kering.
3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran.
4. Tumbuhan di sekitar gunung layu.
5. Binatang di sekitar gunung bermigrasi.
DAERAH RAWAN BENCANA ALAM TANAH LONGSOR.
Longsor
atau gerakan tanah merupakan salah satu bencana geologis yang disebabkan oleh
peristiwa alam maupun perilaku manusia. Untuk daerah rawan longsor patut diwaspadai di
Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, sebagian lampung, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan sebagian Papua.
Ciri Daerah Rawan Longsor
1.
Daerah
berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat
2.
Lapisan
tanah tebal di atas lereng
3.
Sistem
tata air dan tata guna lahan yang kurang baik
4.
Lereng
terbuka atau gundul
5.
Terdapat
retakan tapal kuda pada bagian atas tebing
6.
Banyaknya
mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoran-longsoran kecil
7.
Adanya
aliran sungai di dasar lereng
8.
Pembebanan
yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau saranan lainnya.
9.
Pemotongan
tebing untuk pembangunan rumah atau jalan
DAERAH RAWAN BENCANA
KEBAKARAN HUTAN
Wilayah
potensial rawan kebakaran hutan di Indonesia tersebar di beberapa
daerah di Sumatra , Kalomantan, dan Jawa. Daerah yang mudah tersulut api (Fine
Fuel Moisture Code/FFMC) terdapat di delapan daerah rawan kebakaran
hutan/lahan di pulau Sumatra (Riau,Jambi,Sumatra Selatan,dan Lampung), serta
empat provinsi di Kalimantan.
Penyebabnya di antaranya :
- Aktivitas manusia yang menggunakan api
di kawasan hutan dan lahan sehingga menyebabkan bencana kebakaran
- Faktor alam yang dapat memicu
terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
- Jenis tanaman yang sejenis dan
memiliki titik bakar yang rendah serta hutan yang terdegradasi menyebabkan
semakin rentan terhadap bencana kebakaran.
- Angin yang cukup besar dapat memicu
dan mempercepat menjalarnya api.
- Topografi yang terjal semakin
mempercepat dan merembetnya api dari bawah ke atas.
DAERAH RAWAN BENCANA
ALAM TSUNAMI
Wilayah Rawan bencana
Tsunami di Indonesia antara lain, Nanggroe Aceh Darusalam ,Sumatera utara ,
Sumatera Barat ,Bengkulu ,Lampung ,Banten ,Jawa Barat bagian Tengah dan
Selatan, Jawa Timur bagian Selatan, Bali, NTT, Sulawesi utara, Sulawesi
Tengah,Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak dan Yapen
(Papua/Irian) ,Balikpapan, dan Sekurau (Kalimantan Timur), Palu (Sulawesi
Tengah), Talaud (Sulawesi Utara), dan Kendari (Sulawesi Tenggara).
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
ketika terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi
dan tanah longsor di dasar laut serta dampak meteorit, a ir laut seketika
berangsur surut atau naik secara mendadak dari garis pantai.
gelombang air laut bergerak dengan cepat.
gelombang air laut bergerak dengan cepat.
memiliki gelombang pasang yang tinggi amplitudonya
dan panjang. Dalam beberapa kasus amplitudo gelombang dapat mencapai 50 meter.
Sedangkan panjang gelombang mencapai ribuan kilometer. Kapal kapal di tengah
laut tidak merasakan adanya tsunami gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan
mencapai 500 sampai 1000 km perjam, tergantung dengan kedalaman laut . Biasanya
membawa material lumpur laut yang cukup banyak. Biasanya gelombang laut itu akan
menghantam pantai atau pelabuhan terdekat dalam waktu 10 sampai 30 menit.
berpotensi besar menghantam pantai atau pelabuhan
laut yang terdekat dengan sumber tsunami.
Gelombang tsunami biasanya berlapis-lapis. Setiap lapisan gelombang memiliki panjang gelombang sekitar 150 meter dan membutuhkan periode waktu sekitar 10 detik.
Gelombang tsunami biasanya berlapis-lapis. Setiap lapisan gelombang memiliki panjang gelombang sekitar 150 meter dan membutuhkan periode waktu sekitar 10 detik.
Daerah Rawan Terjadi
Gempa Bumi di Indonesia
Gempa bumi, bukan lagi
menjadi fenomena bencana alam yang asing di Indonesia. Gempa bumi pasti selalu
menghantui daerah/wilayah pulau-pulau di Indonesia. Inilah artikel berisi
daerah rawan gempa bumi di Indonesia
· Sumatra :
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung
· Jawa dan
Bali : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali
· Nusa Tenggara:
Matarram, NTB , NTT, Pulau Sumbawa
· Kalimantan :
Banjarmasin, Singkawang (Kalbar)
· Sulawesi :
Palu koro, Poso, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Makassar
· Maluku :
Maluku bagian tenggara, Pulau Ambon, Seram, Buru
· Papua :
Papua Utara, Manokwari, Sorong, Ransiki, Nabire, Fakfak, Kaimana
Ada beberapa ciri-ciri yang dapat terlihat jika
akan terjadi gempa bumi. Beberapa ciri-ciri tersebut antara lain:
Lihat ke langit
kalau di langit ada awan yang berbentuk seperti
angin tornado/seperti pohon/seperti batang, bentuknya berdiri, itu adalah awan
gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.
Awan yang berbentuk aneh itu terjadi karena
adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi, sehingga
gelombang elektromagnetis tersebut ‘menghisap’ daya listrik di awan, oleh
karena itu bentuk awannya jadi seperti tersedot ke bawah.
Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu
sendiri terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng bumi. Tapi
kemunculan awan gempa seperti itu di langit tidak selalu berarti akan ada
gempa. Bisa saja memang bentuknya seperti itu.
Coba diuji medan elektromagnetis di dalam rumah
–
Cek siaran TV, apakah ada suara brebet-brebet
ataukah tidak
–
Jika terdapat mesin fax, cek apakah lampunya
blinking biarpun lagi tidak transmit data
–
Coba minta orang lain mengirim fax ke kita, cek
apakah teksnya yang diterima berantakan atau tidak
–
Coba matikan aliran listrik. Cek apakah lampu
neon tetap menyala redup/remang-remang biarpun tak ada arus listrik
Kalo tiba-tiba TV brebet-brebet, lampu fax
blinking, padahal sedang tidak transmitting, teks yang kita terima berantakan
dan neon tetap menyala biarpun tidak ada arus listrik, itu berarti memang
sedang ada gelombang elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat
mata dan tidak dapat dirasakan oleh manusia.
Perhatikan hewan-hewan
Cek apakah hewan-hewan seperti “menghilang”,
lari atau bertingkah laku aneh/gelisah. Insting hewan biasanya tajam dan hewan
bisa merasakan gelombang elektromagnetis.
Air tanah
Lihat juga apakah air tanah tiba-tiba menjadi
surut tidak seperti biasanya.
Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam
waktu bersamaan, segeralah bersiap-siap untuk evakuasi. Empat tanda tersebut
kemungkinan besar menunjukkan memang akan ada gempa berkekuatan besar.
Walaupun demikian, adanya awan gempa yang
bentuknya aneh itu, tetap tidak bisa memastikan kapan gempa terjadi.
Oleh karena itu jangan tunggu-tunggu lagi,
sebisa mungkin langsung melakukan tindakan penyelamatan diri untuk menghindari
hal-hal yang paling buruk.
Kalau skala
gempanya besar dan episentrumnya terletak di laut, kita harus selalu aware akan
datangnya gelombang tsunami. Tingginya gelombang bisa puluhan meter, bisa juga
hanya dua meter. Tapi biarpun hanya dua meter, gelombangnya tidak main-main.
Kekuatannya dahsyat (seperti tidak ada habisnya) dan tekanannya bisa mencapai
190 kilogr
No comments :
Post a Comment