MAKALAH
RADEN TUMENGGUNG PAHLAWAN KABUPATEN MELAWI
DI SUSUN
O
L
E
H
MADRASAH ALIYAH
BAITULMAL PANCASILA
KABUPATEN
MELAWI
TAHUN AJARAN
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber.
Makalah
ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah
ini memuat tentang “Pahlawan Kabupaten Melawi
Raden Tumenggung”, sengaja dipilih untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kabupaten Melawi. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Guru pengajar yang telah banyak membantu penulis agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Nanga Pinoh, Desember
2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................................... i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
- A. Latar belakang................................................................................................................. 1
- B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
- C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN
- A. Kepemimpinan Raden Tumenggung...............................................................................2
1. Asal Usul...........................................................................................................................3
2. Masa Muda ......................................................................................................................3
3. Perjuangannya..................................................................................................................4
4. Akhir Hidup........................................................................................................................4
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan.............................................................................................................................. 5
- B. Saran......................................................................................................................................... 5
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Kabupaten
Melawi merupakan salah satu kabupaten yang ada di Kalimantan Baarat. Kabupaten Melawi
dengan Ibukotanya Nanga Pinoh juga menyimpan berbagai cerita menarik mulai dari
asal nama Nanga Pinoh serta peperangan yang terjadi antar kerajaan sebelum
kemerdekaan Indonesia atau lebih tepatnya sebelum diproklamirkan Kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1945 oleh Bung Karno (Ir. Soekarno) dan Bung Hatta (Moch.
Hatta).
Kabupaten
Melawi merupakan salah satu diantara 11 Kabupaten yang berada di Kalimantan
Barat. Melawi berbatasan dengan Kecamatan Dedai (Kabupaten Sintang), di
sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Tumbang Selam,
Provinsi Kalimantan Tengah, di sebelah Selatan, dengan Kecamatan Serawai (Kabupaten
Sintang), di sebelah Timur dan dengan Kecamatan Sandai (Kabupaten Ketapang) di sebelah barat. Ibukota kabupaten Melawi
adalah Nanga Pinoh, yang biasa dikenal dengan sebutan Kota Juang. Seperti
Kabupaten-Kabupaten lain, di Kabupaten Melawi juga terdapat
peninggalan-penilnggalan sejarah. Perjuangan para tokoh masyarakat juga
berperanan di dalam perjuangan memperebut kemerdekaan dari tangan penjajahan
Belanda maupun Penjajahan Jepang.
Dikatakan
bahwa di Melawi banyak terdapat pertumpahan darah akibat peperangan melawan
Penjajahan. Hal ini terbukti dengan adanya Benteng bekas pertahan pemerintahan
Belanda di pantai sungai Pinoh tepatnya Desa Tanjung Niaga. Dalam memperebutkan
kemerdekaan di Melawi terjadi peperangan antara pejuang di Melawi di bantu juga
oleh pejuang-pejuang lain dari daerah tetangga seperti Sintang, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Timur.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah-masalah
yang akan dibahas. Masalah-masalah yang dimaksud adalah :
1.
Siapa pahlawan merebut yang merebut
kemerdekaan Kabupate Melawi?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui asal usul pahlawan Kabupaten
Melawi Raden Tumenggung.
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Kepemimpinan Raden Tumenggung
Abdul
Kadir, putra sulung Oerip dari perkawinan dengan Siti Syarifah sejak remaja
sudah dimagangkan sebagai abdi kerajaan Sintang. beliau telah berkali-kali
mendapat tugas untuk mengamankan kerajaan dari gangguan pengacau, perampok,
maupun tugas mendamaikan suku-suku Dayak yang sedang bermusuhan.
Pada
tahun 1845 Abdul Kadir diangkat sebagai Menteri Hulubalang Kerajaan Sintang dan
menggantikan ayahnya yang wafat. Pada saat ia mendapat gelar Raden Tumenggung.
Dalam kedudukannya sebagai Kepala Pemerintahan Melawi dan Hulubalang Kerajaan Sintang, ditemukan bukti-bukti hubungan Raden Tumenggung Setia Pahlawan dengan para pimpinan perlawanan rakyat di Sintang.
Dalam kedudukannya sebagai Kepala Pemerintahan Melawi dan Hulubalang Kerajaan Sintang, ditemukan bukti-bukti hubungan Raden Tumenggung Setia Pahlawan dengan para pimpinan perlawanan rakyat di Sintang.
Ketaatan
dan penghormatan rakyat Melawi yang besar terhadap Abdul Kadir Gelar Raden
Tumenggung Setia sangat mengkhawatirkan Pemerintah Belanda karena dianggap
membahayakan posisi Belanda dalam upaya menanamkan kekuasaannya di Melawi. Oleh
karena itu pihak Belanda berusaha menguasai Raden Tumenggung dengan cara
memberikan “Tanda Jasa / Penghargaan“ berupa uang pada saat situasi sulit. Pada
tanggal 27 Maret 1866 Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menetapkan pemberian
tanda jasa berupa uang. Namun ternyata penghargaan tersebut tidak berhasil
merubah sikap anti Belanda pada dirinya. Perlawanan rakyat masih terus
berlangsung.
Pada
tahun 1866 Panembahan Sintang mengukuhkan gelar kepada Abdul Kadir menjadi
Raden Tumenggung Setia Pahlawan dengan Melawi sebagai wilayah pemerintahan dan
Nanga Pinoh sebagai ibukotanya. Pada tahun 1868 pihak Raden Tumenggung
melibatkan diri dalam persiapan perang.
Pada
tahun 1869, Raden Tumenggung Setia Pahlawan menyelenggarakan pertemuan di
Kerueng dengan para pimpinan perlawanan Kawasan Melawi dan keputusan yang
dihasilkan dari pertemuan itu antara lain :
a. Perlawanan berkelanjutan akan dilaksanakan dengan
kegiatan pertempuran yang berkesinambungan pada setiap ada peluang di setiap
waktu pada setiap tempat.
b. Merekrut rakyat untuk dilatih dan
diikutsertakan dalam perlawanan.
c. Membangun sistim perlawanan yang dapat
digerakan sesuai dengan situasi.
Pada
tahun 1871 Laskar perlawanan menyerang konsentrasi pasukan Belanda di Selik
(Wilayah Batu Butong) tempat persediaan persenjataan, amunisi dan perbekalan
pasukan Belanda dihancurkan, serta sejumlah serdadu dibinasakan.
Pada
tahun 1871 sampai 1873, untuk mencairkan suasana yang agak membeku dari
kegiatan konfrontasi, agar perang tetap marak, maka Laskar Perlawanan
melancarkan serangan melalui aksi-aksi terbatas di sekitar / di luar
benteng-benteng Belanda, sambil melaksanakan sabotase, penghadangan atau serangan
hit and run terus menerus di berbagai tempat dan kesempatan.
Pada
tahun 1875, pasukan Belanda menyerang ke Pusat Perlawanan di Natai Mangguk
Liang, dalam serangan ini Belanda menangkap Raden Tumenggung Setia Pahlawan dan
merampas barang-barang berharga.
Sistem
perlawanan yang dikembangkan oleh Raden Tumenggung Setia Pahlawan telah menjadi
model perlawanan rakyat terhadap Belanda di Shitang hingga tahun 1913. Pada
tahun 1875 Raden Tumenggung Setia Pahlawan wafat sebagai tahanan Belanda di
Benteng Saka Dua, dan jenazahnya dimakamkan di Tajong Sukadua-Nanga Pinoh
Kalimantan Barat. Atas jasa-jasanya terhadap bangsa dan negara Pemerintah RI
menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional dengan Keputusan Presiden No.
114/TK/1999 tanggal 13 Oktober 1999.
1. Asal
Usul
Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan (lahir: Sintang, Kalimantan
Barat, 1771 - wafat: Tanjung Suka Dua, Melawi, 1875) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia dari Melawi.
Pada tahun 1845, ia diangkat sebagai Kepala Pemerintahan Melawi yang
merupakan bagian dari Kerajaan
Sintang. Sebagai pejabat kerajaan ai mendapat
gelar Raden temenggung. Ia berhasil mengembangkan potensi perekonomian wilayah
ini dan mempersatukan suku Dayak dengan Melayu. Selain itu ia juga berjuang menentang Belanda yang ingin menguasai wilayah ini. Tahun 1999 diangkat
sebagai Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden nomer 114 / TK /
1999 tanggal 13 - 10 - 1999.
Abdul Kadir Raden Tumenggung Setia
Pahlawan lahir di Sintang, Kalimantan Barat pada tahun 1771 Masehi. Ayahnya
bernama Oerip dan ibunya bernama Siti Safriyah. Ayah Abdul Kadir bekerja
sebagai hulubalang atau pemimpin pasukan kerajaan Sintang.
2. Masa Muda
Abdul Kadir sudah mengabdi sebagai
pegawai kerajaan Sintang pada saat usianya masih sangat muda. Selama mengabdi
di kerajaan Sintang, ia mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Ia pernah
mendapat tugas dari Raja Sintang untuk mengamankan kerajaan Sintang dari
gangguan pengacau dan perampok. Tugas tersebut dapat dilaksanakannya dengan
baik.Abdul Kadir kemudian diangkat menjadi pembantu ayahnya yang menjabat
sebagai Kepala Pemerintahan kawasan Melawi. Setelah ayahnya wafat, pada tahun
1845, ia diangkat sebagai kepala pemerintahan Melawi menggantikan kedudukan
ayahnya. Karena jabatannya itu Abdul Kadir mendapatkan gelar Raden Tumenggung
yang diberikan oleh Raja Sintang.
3. Perjuangan
Dalam perjuangannya, ia berhasil
mempersatukan suku-suku Dayak dengan Melayu serta dapat mengembangkan potensi
ekonomi daerah Melawi. Namun demikian, ia juga berjuang keras menghadapi ambisi
Belanda-datang di Sintang pada tahun 1820-yang ingin memperluas wilayah
kekuasaannya ke daerah Melawi. Dalam menghadapi Belanda, ia memakai strategi
peran ganda, yaitu sebagai pejabat pemerintah Melawi ia tetap bersikap setia
pada Raja Sintang yang berarti setia pula pada pemerintahan Belanda. Tetapi
secara diam-diam ia juga menghimpun kekuatan rakyat untuk melawan Belanda. Ia
membentuk kesatuan-kesatuan bersenjata di daerah Melawi dan sekitarnya untuk
menghadapi pasukan Belanda. Pada tahun 1866, Belanda memberikan hadiah uang dan
gelar Setia Pahlawan kepada Abdul Kadir Raden Tumenggung agar sikapnya melunak
dan mau bekerjasama dengan Belanda. Namun demikian Abdul Kadir tidak merubah
sikap dan pendiriannya. Ia tetap melakukan persiapan untuk melawan pemerintahan
Belanda. Pada akhirnya di daerah Melawi sering terjadi gangguan keamanan
terhadap Belanda yang dilakukan oleh pengikut Abdul Kadir Raden Tumenggung.
Pada tahun 1868, Belanda yang marah akibat sering mendapat gangguan keamanan
kemudian melancarkan operasi militer ke daerah Melawi. Pertempuranpun tidak
bisa dihindari antara pasukan Belanda melawan pengikut Abdul Kadir Raden
Tumenggung. Dalam menghadapi Belanda, Abdul Kadir tidak memimpin pertempuran
secara langsung, melainkan ia hanya mengatur strategi perlawanan. Sebagai
kepala pemerintahan Melawi, ia bisa memperoleh berbagai informasi tentang
rencana-rencana operasi militer pemerintah Belanda. Berkat informasi itulah,
para pemimpin perlawanan dapat mengacaukan operasi militer Belanda.
4. Akhir
Hidup
Selama
tujuh tahun (1868-1875) Abdul Kadir Raden Tumenggung berhasil menerapkan
strategi peran ganda, namun akhirnya pemerintah Belanda mengetahuinya. Pada
tahun 1875 ia ditangkap dan dipenjarakan di benteng Saka Dua milik Belanda di
Nanga Pinoh. Tiga minggu kemudian ia meninggal dunia dalam usia 104 tahun.
Jenasahnya dimakamkan di Natali Mangguk Liang daerah Melawi. Abdul Kadir Raden
Tumenggung Setia Pahlawan adalah satu satunya pahlawan yang meninggal dunia
pada usia di atas 100 tahun. Tokoh pejuang yang mampu menghimpun serta
menggerakkan rakyat untuk melawan Belanda. Pemikirannya untuk melawan penjajah
Belanda menjadi contoh bagi perlawanan rakyat selanjutnya. Atas jasa-jasanya
dalam perjuangan menghadapi penjajah Belanda, maka pada tahun 1999 berdasarkan
Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 114/TK/Tahun 1999 tertanggal
13 Oktober 1999, pemerintah Indonesia menganugerahkan Abdul Kadir Raden
Tumenggung Setia Pahlawan sebagai Pahlawan Nasional.
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
Kabupaten Melawi merupakan salah satu kabupaten baru
yang baru terbentuk. Kabupaten Melawi merupakan pemekaran dari Kabupaten
Sintang. Sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 135/1213/SJ tanggal 21
Mei 2004 Perihal Pedoman Teknis Pelaksanaan 13 (tiga belas) Undang-undang
tentang pembentukan 24 (dua puluh empat) Kabupaten, di mana Kabupaten Melawi
merupakan salah satu dari 24 Kabupaten baru yang dibentuk oleh Pemerintah.
Dasar Pembentukan Kabupaten Melawi adalah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2003 Tentang Pembentukan
Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sekadau di Propinsi Kalimantan Barat. Peresmian
Kabupaten Melawi bersama-sama 23 (dua puluh tiga) Kabupaten lainnya dan 13
(tiga belas) Propinsi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 7
Januari 2004 di Jakarta.
Pembentukan
Kabupaten Melawi tersebut bertujuan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat yang
berkembang di Kabupaten Sintang untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Guna menunjang
tugas-tugas pokok pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dimaksud,
ditetapkanlah Penjabat Bupati Melawi pertama melalui Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 131.41-16 tahun 2003 Tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Melawi
atas nama Drs. A. SUMAN KURIK, MM yang dilantik pada tanggal 14 Januari 2004
oleh Gubernur Kalimantan Barat. Untuk pertama kalinya Penjabat Bupati Melawi
dibantu oleh 9 (sembilan) orang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Surat Tugas
Bupati Sintang nomor 824/045/BKD-C tanggal 20 Januari 2004.
- B. Saran
Seharusnya pemerintah
memberi informasi tentang sejarah-sejarah yang ada diKabupaten Melawi melalui
blogger agar masyarakat mudah mengaksesnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://tamanmakampahlawan.com/abdul-kadir-gelar-raden-tumenggung-setia-pahlawan/
No comments :
Post a Comment