KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Lempar Lembing”, sengaja dipilih untuk meningkatkan pengetahuan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengajar yang telah banyak membantu penulis agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan arahannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Nanga Pinoh, Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................................................... 1
C. Metode Penulisan......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lempar Lembing........................................................................................ 2
B. Peraturan Lomba Lempar Lembing.............................................................................. 3
C. Persyaratan Suatu Lempar Lembing yang Syah........................................................... 3
D. Teknik – Teknik Dalam Lempar Lembing.................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................... 6
B. Saran............................................................................................................................. 6
A.
LATAR BELAKANG
Lempar lembing
merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar.
Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil.
Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek
moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi
dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru
berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok
tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih kental dengan
aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau
perkotaan.
Perubahan gaya hidup
pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak
lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga
yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi
upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan
sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini
olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar
lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik
lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.
B.
TUJUAN
1.
Mengetahui pengertian
lempar lembing
2.
Mengetahui persyaratan
yang syah pada olah raga lempar lembing
3.
Mengetahui teknik
bermain lempar lembing
C.
METODE PENULISAN
Metode yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan cara browsing atau mencari dari internet sebagai bahan dari pembuatan makalah ini.
Metode yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan cara browsing atau mencari dari internet sebagai bahan dari pembuatan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN LEMPAR LEMBING
Lembing adalah olahraga
yang merupakan keturunan dari banyak bentuk kompetisidiperebutkan di berbagai
bagian dunia kuno yang melibatkan melemparkan dari peluru. Lembing adalah salah
satu peristiwa yang membentuk bagian dari Olimpiade kuno, dan itu termasuk
dalam perdana Olimpiade modern pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh
lintasan dan lapangan payung tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional
(IAAF).
Javelin kompetisi
paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada Olimpiade, di
mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki dan
perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik Dunia
kejuaraan atletik dan berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah bagian
dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan
lapangan. Ini juga merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik dasalomba
dan heptathlon.
Beruang lembing
sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya yang
mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang menembak,
melempar palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk mempertimbangkan
berbagai faktor fisik, termasuk efek angin, sudut di mana objek dilepaskan,
ketinggian di mana objek dilepaskan, dan kecepatan objek pada rilis. Ini adalah
pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu sendiri yang memisahkan olahraga
ini dari peristiwa melempar lain.
Proyektil yang
digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala, dibangun
dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau komposit lain
bahan sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek dipegang oleh
pelempar sebelum pengiriman.
Berbeda dengan gerak
kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet untuk
menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing aturan
melarang spin atau memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan lembing
(bagian belakang pesaing mungkin tidak menghadapi garis melemparkan setiap saat
sebelum pelepasan lembing).
B.
PERATURAN LOMBA LEMPAR LEMBING
1. Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali
pegangan lembing.
2. Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3
m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram.
3. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
4. Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
5. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung
lemparan
C.
PERSYARATAN SUATU LEMPARAN YANG SYAH
·
Lembing harus di pegang
pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian
teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya
non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
·
Lemparan itu tidak syah
apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
·
Pelempar pada waktu
membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
·
Lemparan tidak syah
bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis
lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis
paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
·
Sesudah membuat gerakan
awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali
pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor
lemparan.
·
Pelempar tidak boleh
meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah.
Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis
lempar dan garis perpanjangan.
1.
Peralatan lembing
·
Konstruksi : Lembing
terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali
pegangan.
·
Badan lembing di buat
dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang
runcing.
·
Tali pegangan (melilit
pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis
tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal
dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
·
Panjang lembing untuk
putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr
dan putri 600 gr.
2.
Jalur Lari Awalan
Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
·
Kemiringan kesamping
dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
3.
Garis Lengkung Lemparan
Lemparan harus
dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan
jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih
selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah.
Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku
atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat
putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
D.
TEKNIK-TEKNIK DALAM LEMPAR LEMBING
Olah raga lempar
lembing merupakan cabang olahraga atletik, dimana atlet dari melemparkan
lembing atau tombak pada lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan. Lembing
yang digunakan dalam olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya
terdapat mata lembing yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari tiga bagian,
yaitu mata lembing yang berbentuk runcing, badan lembing, dan tali pegangan
pada lembing. Pada olahraga lempar lembing, panjang dan berat lembing yang digunakan
berbeda, untuk putra panjangnya 2,6 sampai 2,7 meter dengan berat 800 gram.
Sedangkan untuk putri panjang lembing adalah 2,2 sampai 2,3 meter dan beratnya
600 gram. Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa teknik yang harus
diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara membawa
lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
1.
Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang perlu diperhatikan. Ada tiga macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang perlu diperhatikan. Ada tiga macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
·
Cara Finlandia :
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing
serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau
pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari
ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari
telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan
jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan
lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang
peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin,
1992).
·
Cara Amerika : Pertama
lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong
hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau
pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari
diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam
keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari
telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan
cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali
pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
·
Cara Menjepit : caranya
hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan
jari jari lainnya memegang biasa.
2.
Cara Membawa Lembing
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.
1. Membawa lembing diatas pundak
Lembing dipegang di
atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan
dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang
menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
2. Membawa lembing Di bawah
Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata
lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat
dengan tanah.
3. Membawa lembing di depan dada
Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas
melewati pundak sebelah kanan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Di dalam gerakan lempar
lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh bagian atas dan bawah
mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang lengkap
dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar lembing
yang baik.
B.
SARAN
Sebagai calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis gerak lempar lembing mulai dari gerakannya itu sendiri, sendi yang berperan, bidang dan sumbu yang terkait, serta otot-otot yang digunakan, diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya kelak
Sebagai calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis gerak lempar lembing mulai dari gerakannya itu sendiri, sendi yang berperan, bidang dan sumbu yang terkait, serta otot-otot yang digunakan, diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya kelak
No comments :
Post a Comment