KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Lompat Tinggi”, sengaja dipilih untuk meningkatkan pengetahuan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengajar yang telah banyak membantu penulis agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan arahannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Nanga Pinoh, Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................................................. 1
B.
Maksud
dan Tujuan...................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Lompat Tinggi............................................................................................... 2
B.
Tahapan
Pada Lompat Tinggi...................................................................................... 2
C.
Macam
– Macam Gaya Pada Lompat Tinggi............................................................... 2
D.
Peraturan
Asas Lompat Tinggi..................................................................................... 3
BAB
II PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................................... 5
B.
Saran............................................................................................................................. 5
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di mulai sejak awal Olimpik pada zaman Greece, rekod pertama acara
Lompat Tinggi ketika di Scotland pada abad ke-19, dengan pencapaian atas 1.68
meter oleh peserta pada masa itu. Pelompat pada masa dahulu menggunakan gaya
Gunting. Gaya ini sudah tidak dikenali oleh dunia lain sungguh pun masih ada
peserta-peserta tanah air yang menggunakan gaya ini. Gaya ini dilakukan dengan
lunjakan kaki yang jauh dari palang. Kaki bersilang diatas palang dan badan
menyeberang palang dalam lakuan “duduk berlunjur”. Gaya ini tidak digalakkan
sekali-kali.
Sekitar abad ke-20, teknik ini telah dimodernkan
oleh warga Irish-American M.F. Sweeney’s Eastern cut-off seperti gaya Gunting,
tetapi bagian belakang mendatar semasa melompat melepasi palang. Sweeney telah
berjaya menciptakan teknik yang bekersan dan menciptakan rekod 6’ 5 5/8’’
(1.97m) pada 1895. Gaya Timur ini tidak ada kena mengena dengan orang Timur
atau Asia. Sebenarnya, inilah gaya yang mula-mula diguna oleh Sweeny dan
selepasnya maka habislah orang-orang Pantai Timur Amerika menggunakannya. Ini
sebenarnya yang membolehkan gaya lompatan ini mendapat namanya hingga kini.
Seorang lagi warga Amerika, M.F. Horine, memajukan
dan mencipta teknik yang lebih efisyen iaitu Gaya Guling Barat. Ia berjaya
melompat setinggi 6 kaki 7 inci dalam tahun 1912 dan gayanya pula ditiru oleh
semua peserta-peserta Amerika Barat. Dengan ini terdapatlah namanya Guling
Barat itu. Gaya ini adalah lebih baik dan berkesan dari gaya timur atau gaya
gunting. Gaya ini boleh digalakkan supaya peserta-peserta tanah air
memahirinya.
Pelompat Amerika dan Rusia telah menggunakan satu
gaya yang menjadi ikutan pelompat-pelompat yang lain. Ini merupakan satu gaya
lompat tinggi yang cukup popular dan dari segi mekanik pergerakan gaya ini
sungguh beruntung dan berkesan dari gaya-gaya lompatan yang lain. Dalam
pertandingan Olimpik di Rome dalam tahun 1960, 17 orang peserta memasuki
pertandingan akhir dan dari 17 orang peserta itu 14 orang menggunakan gaya
kelana. Hal ini membuktikan kepopularan gaya ini.
Diantara semua gaya-gaya lompat tinggi yang telah
digunakan oleh peserta-peserta maka gaya guling barat dan gaya kelana sajalah
yang agak saintifik dan lebih berkesan bagi seseorang peserta.
B.
Maksud dan tujuan
Dalam penyusuan
makalah ini, mengandung maksud dan tujuan yaitu :
· Sebagai bahan ajar penulis sendiri
· Sebagai pemenuhan dari tugas yang diberikan kepada penulis
· Untuk mengetahui tentang olahraga lompat tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI LOMPAT TINGGI
Lompat tinggi
merupakan olahraga yang menguji keterampilan melompat dengan melewat tiang
mistar. Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari atletik. Tujuan olahraga
ini untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar tersebut
dengan ketinggian tertentu.Tinggi tiang mistar yang harus dilewati atlet
minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar minimal 3,15 meter. Lompat tinggi
dilakukan di arena lapangan atletik. Lompat tinggi dilakukan tanpa bantun alat.
Dalam pertandingan,
mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati ketinggian mistar.
Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki. Peserta boleh mulai melompat
dimana ketinggian permulaan yang disukainya. Sesuatu lompatan akan dikira batal
jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang semasa
membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya
melompat. Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali
bertutrut-turut (tanpa diambil kira di atas mana kegagalan itu berlaku) akan
keluar dari pertandingan. Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan
(walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi
mengikuti peraturan. Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah
hingga bagian tengah disebelah atas padang. Setiap peserta akan diberi peluang
sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil
melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia dinyatakan gagal. Untuk
menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha melompat setinggi mungkin
yang dapat dilakukan. Pemenang ditentukan dengan lompatan tertinggi yang
dilewati.
B. TAHAPAN PADA LOMPAT TINGGI
Semua gaya lompatan dapat
dibedakan menjadi 4 tahap, yaitu :
a)
Awalan, gerakan berlari menuju
mistar
b)
Tolakan, gerakan kaki menumpu
pada lantai untuk menaikkan badan
c)
Melayang, gaya dan kedudukan
badan ketika berada di udara dan di atas mistar.
d)
Mendarat, jatuhnya badan diatas
matras.
C.
MACAM – MACAM GAYA DALAM LOMPAT TINGGI
1.
Gaya Gunting (Scissors)
Gaya gunting bisa dikatakan
Gaya Sweney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih
digunakan gaya jongkok. Tepatnya tahun 1880, selanjutnya tahun 1896 sweny mengubahnya dari gaya
jongkok menjadi gaya gunting. Diganti karena kurang ekonomis.Cara melakukan:Si
pelompat mengambil awalan dari tengah. Bila pelompat pada saat akan melompat,
tumpuan pakai kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendarat (jatuh)
dengan kaki lagi. Waktu di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki
kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.
2.
Gaya Guling sisi (Western Roll)
Pada gaya ini sama dengan gaya
gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun
kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah tapi dari samping.
3. Gaya
Guling (Straddle)
Pelompat
mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah tergantung
ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil.
Menumpu pada
kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun
itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar
telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang
pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan
kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada
bahu.
4. Gaya
Fosbury Flop
Cara melakukanya:
·
Awalan, harus dilakukan dengan cepat dan menikung/
agak melingkar, dengan langkah untuk awalan tersebut kira – kira 7-9 langkah.
·
Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat
tinggi yang lainya.Yakni, harus kuat dengan bantuan ayunan kedua
tangan untuk membantu mengangkat seluruh badan. Bila kaki tolakan menggunakan
kaki kanan, maka tolakan harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu
menolak kaki bersamaan dengan kedua tangan keatas disamping kepala, maka badan
melompat keatas membuat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama-sama.
·
Sikap badan diatas mistar, sikap badan diatas mistar terlentang dengan
kedua kaki tergantung lemas, dan dagu agak ditarik ke dekat dada dan punggung
berada diatas mistar dengan busur melintang.
·
Cara mendarat, mendarat pada karet busa dengan ukuran (5 x 5
meter dengan tinggi 60 cm lebih) dan diatasnya ditutup dengan matras sekitar 10
– 20 cm, dan prtama kali yang mendarat punggung dan bagian belakang kepala.
Yang diutamakan dalam melakuakan Lompatan ialah, lari awalan
dengan kecepatan yang terkontol.Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu
banyak.Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar. Doronglah bahu dan lengan keatas pada saat take
off. Lengkungan punggung di atas mistar. Usahakan mengangkat yang sempurna
dengan putaran kedalam dari lutut kaki ayun (bebas).Angkat kemudian
luruskan kaki segera sesudah membuat lengkungan.
D. PERATURAN ASAS LOMPAT TINGGI
Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki.Peserta boleh mula melompat
di mana-mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan akan dikira
batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang
semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya
melompat. Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali
bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan
terkeluar daripada pertandingan. Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan
(walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi
mengikut peraturan Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah
hingga bahagian tengah disebelah atas padang.
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1.
Lari awalan yang terlalu cepat
2.
Meluruskan kaki penolak terlalu jauh kedepan.
3.
Gerak kombinasi kaki yang tidak sempurna.
4.
Badan condong mendekati mistar.
5.
Posisi tangan pada mistar terlalu tinggi.
6.
Melewati mistar dalam posisi duduk.
7.
Membuat lengkung badan terlalu awal.
8.
Gerak terlambat dari gaerk angkat kaki akhir.
Hal – hal yang harus di utamakan :
1. Lari
awalan dengan kecepatan yang terkontrol.
2. Hindari
kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak.
3. Capailah
gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar.
4. Usahakan
angkat vertikan pada saat take off/pada saat kaki bertolak meninggalkan tanah.
5. Doronnglah
bahu dan lengan keatas pada saat take off.
6. Lengkungkan
punggung di atas mistar.
7. Usahakan
mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalm dari lutut kaki ayun (bebas).
8. Angkat
kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkung
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lompat tinggi merupakan
olahraga yang menguji ketrampilan meompat dengan melewat tiang mistar.Lompat
tinggi adalah salah satu cabang dari atletik. Tujuan olahraga ini untuk
memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar tersebut dengan
ketinggian tertentu.Tinggi tiang mistar yang harus dilewati atlet minimal 2,5
meter, sedangkan panjang mistar minimal 3,15 meter. Lompat tinggi dilakukan di
arena lapangan atletik.Lompat tinggi dilakukan tanpa bantun alat.
Dalam pertandingan,
mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati ketinggian mistar.
Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki Peserta boleh mulai melompat di
mana-mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan akan dikira
batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang
semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya
melompat Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali
bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan
terkeluar daripada pertandinga Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan
(walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi
mengikut peraturan Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah
hingga bahagian tengah disebelah atas padang.Setiap peserta akan diberi peluang
sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil
melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia dinyatakan gagal. Untuk
menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha melompat setinggi mungkin
yang dapat dilakukan.Pemenang ditentukan dengan lompatan tertinggi yang
dilewati.
No comments :
Post a Comment