iklan

Saturday, 4 October 2014

Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “ Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin....


Nanga Pinoh, 22 September 2014


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................... 2
A.    Individu...................................................................................................................................... 2
B.     Kelompok................................................................................................................................... 2
C.     Hubungan Sosial......................................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP............................................................................................................................. 6
A.    Kesimpulan................................................................................................................................. 6
B.     Saran........................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 7

BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya.Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–tengah masyarakat.
   
            Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan  terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
   
            Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu  menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
   
            Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.

Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Individu
1.         Pengertian Individu
Individu dalam hal ini merupakan konsep sosiologi yang berarti bahwa konsep individu tidak boleh diartikan sama dengan konsep sosial, individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, yang mempunyai pikiran, kehendak, kebebasan, memberi arti (meaning) pada sesuatu, maupun menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri (aktor). Dunia yang berada diluar individu, dunia eksternal. Contoh sistem interaksi adalah kebiasaan.
Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah zoon politicon, yaitu makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. Sedangkan ibnu khaldun menyatakan bahwa manusia itu harus hidup dimayarakat. Individu berasal dari kata in-dividere, artinya tidak dapat dibagi – bagikan. Jiwa manusia itu materiil merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Jika manusia dibelah menjadi dua: yaitu belahan fisik (konkret), dan belahan non fisik (abstrak).
2.         Individu Sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri hubungan dengan sesama manusia lain dalam menjalani hidup. Fredman (dalam Udin S. Winataputra, 2008) menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak dilahirkan dengan kecakapan untuk “immediate adaptatian to environment” atau kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Naluri manusia berhubungan dengan sesama dilandasi dengan alasan – alasan sebagai berikut:
a.         Keinginan manusia untuk menjadi satu dengan yang lain.
b.        Keinginan untuk menjadi satu dengan alam disekelilingnya.
Keinginan-keinginan tersebut mendorong manusia untuk berinteraksi, beradaptasi dengan lingkungannya dengan menggunakan pikiran, akal, dan perasaannya sehingga ia bertahan dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

B.       Kelompok
1.         Pengertian Kelompok
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Untuk dikatakan sebagai kelompok sosial, menurut Soekanto (1982 :111 ) terdapat beberapa persyaratan, yaitu
a.    Adanya kesadaran dari kelompok tersebut bahwa ia merupakan bagian kelompok tersebut.
b.    Adanya hubungan timbal balik antar anggota kelompok.
c.    Adanya kesamaan faktor, contohnya tujuan atau nasib yang sama.
d.   Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
Kelompok sosial terbentuk melalui proses interaksi dan proses sosial. Manusia menyesuaikan diri satu dengan yang lainnya. Proses penyesuaian tersebut lama – kelamaan menjurus kepada proses sosialisasi. Selama menjadi kelompok, ia bersedia melakukan beberapa kompromi terhadap tuntutan kelompok.
2.         Macam – Macam Bentuk Kelompok
Kelompok Formal dan Informal
Kelompok formal merupakan kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan. Di dalam kelompok formal terdapat pembatasan yang tegas mengenai hak-hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab anggota-anggota kelompok sesuai dengan statusnya masing-masing, baik fungsional maupun struktural.
Kelompok informal merupakan kelompok yang dibangun berdasarkan hubungan-hubungan yang bersifat personal dan tidak ditentukan oleh aturan-atuan yang resmi.
Kelompok Terbuka dan Tertutup
Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara tetap mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan.
Kelompok tertutup adalah suatu kelompok yang kecil kemungkinannya untuk menerima perubahan dan pembaharuan atau memiliki kecenderungan untuk tetap menjaga kestabilan yang telah ada.
Kelompok Primer dan Sekunder
Kelompok Primer
Merupakan kelompok sosial dimana interaksi sosial terjadi yg anggotanya saling mengenal dekat & memiiki hubungan yg erat dlm kehidupan (Ex : keluarga, rukun tetangga, kelp diskusi, kelp agama dll).
Kelompok sekunder:
Terjadi apabila interaksi sosial dilakukan secara tidak langsung, berjauhan dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan sifatnya lebih objektif.
3.         Fungsi Kelompok
Fungsi Kelompok dalam organisasi
·      Kelompok sasaran untuk mengerjakan tugas yang kompleks dan saling berkaitan dan sukar dilakukan oleh individu
·      Sarana pencetus gagasan baru pemecahan persoalan dengan tujuan cepat dapat menyebarluaskan informasi
·      Kelompok dapat menjadi penghubung penting dalam fungsi pekerjaan
·      Sebagai mekanisme pemecahan persoalan yang memerlukan informasi dari anggota kelompok
·      Mempermudah pelaksanaan keputusan
·      Sebagai wahana sosialisasi
Fungsi Psikologis individu dalam kelompok
·      Kelompok merupakan sarana utama untuk memenuhi kebutuhan sebagai anggota kelompok Ex: Kebutuhn kasih sayang, dukungan
·      Kelompok merupakan sarana untuk mengurangi rasa cemas, kurang aman, dan ketidakberdayaan
·      Anggota kelompok merupakan mekanisme pemecahan persoalan dan menjelaskan tugas
Fungsi yang berhubungan dengan tugas
·      Tugas – tugas yang dibebankan kepada kelompok dengan cara bekerjasama, memecahkan bersama akan dapat menyelesaikan tugas – tugas / persoalan dengan lebih baik karena adanya dukungan dan bantuan orang lain.

C.      Hubungan Sosial
1.    Pengertian Hubungan Sosial
       Interaksi sosial ialah hubungan-hubungan sosial yang dinamis baik yang menyangkut hubungan antara 2 individu dan individu, individu dan kelompok, atau kelompok dan kelompok lain. Interaksi terjadi apabila memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak dan komunikasi.
       Hubungan sosial memiliki pengertian yg lebih luas daripada interaksi sosial. Hubungan sosial ialah hubungan yang terwujud antara individu dan individu, individu dan kelompok, serta kelompok dan kelompok sebagai akibat dari hasil interaksi antar sesama mereka.
2.    Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial
a.    Hubungan antarpribadi
Wujud dari hubungan antarpribadi ialah pergaulan dengan orang lain, seperti pertemanan. Di dalam pertemanan biasanya muncul rasa saling pengertian dan saling prihatin terhadap kepentingan sesame.
b.   Kelompok sosial
Kelompok social merupakan salah satu bentuk hubungan social. Kelompok social ialah kumpulan orang-orang yg memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Di dalam kelompok social orang-orang dapat saling melihat, berbicara, bertukar pikiran, dan bersosialisasi. Adanya kedekatan di dalam kelompok member peluang terjadinya berbagai bentuk kegiatan bersama.
c.    Gemeinschaft dan Gessellschaft
Gemeinschaft( paguyuban) ialah bentuk kehidupan bersama yg berdasarkan ikatan batin yg murni, bersifat alamiah, dan kekal. Hubungan antarmanusia dalam gemeinschaft tidak didasarkan untung rugi. Hubungan ini terjadi karena rasa cinta dan timbulnya kesatuan batin yang bersifat kodrati, seperti keluarga dan kekerabatan. Pada umumnya hal ini masih berlangsung di pedesaan yg masih penuh rasa kekeluargaan.
Gessellschaft( patembayan) ialah bentuk ikatan bersama yg didasarkan atan kesepakatan bersama dan tujuan-tujuan tertantu dan biasanya berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Contoh, ikatan pedagang dan serikat buruh.
d.   Hubungan kelembagaan atau lembaga sosial
Lembaga merupakan suatu system hubungan social dan ikatan teroganisir yg memiliki tujuan memenuhi kebutuhan hidup atau kepentingan tertentu di masyarakat. Lembaga dasar yang teramat penting adalah keluarga, keagamaan, politik, perekonomian, dan pendidikan. Lembaga-lembaga itu saling memengauhi satu sama lain.
e.    Ketetanggaan
Bentuk hubungan social pun dapat berlangsung anatrkeluarga yg saling berdekatan yg dikenal sebagai tetangga. Tetangga adalah satuan social yg terdiri dari orang-orang yg berdekatan tempat tinggalnya. Hubungan social ketetanggaan terbentuk setelah antarkeluarga memiliki beberapa kekurangan dan timbulnya rasa saling membutuhkan.
f.     Hubungan kelas dalam kelas sosial
Bentuk hubungan social dapat juga terbentuk atas dasar kelas social. Kelas social ialah kelompok-kelompok masyarakat yg terbentuk karena perbedaan penghormatandan status social.
g.    Hubungan gender
Hubungan gender yaitu hubungan social antara laki-laki dan perempuan yg dapat salaing membantu atau sebaliknya. Gender adalah sifat dan perilaku yg dilekatkan pada laki2 dan perempuan ygg dibentuk secara social maupun budaya. Gender berbeda dengan seks. Gender ditentukan oleh oleh social dan budaya setempat, sedangkan seks merupakan pembagian jenis kelamin yg ditentukan oleh Tuhan.
3.    Faktor-Faktor  Hubungan Sosial
            Faktor hubungan social terbagi atas 2, yaitu faktor pendorong dan factor penghambat.
a.    Faktor Pendorong
1)   Faktor Sosial
Sebagai mahluk social, seseorang tidak mungkin dapat hidup sendiri.
2)   Faktor Ekonomi
Jika kita ingin menjahit baju tapi kita tdk memiliki keahlian menjahit baju tentu saja yg kita lakukan adalah meminta penjahit untuk menjahitkan baju kita. Ini menunjukkan factor ekonomi dapat mendorong terjadinya hubungan social.
3)   Faktor Pendidikan
Pada dasarnya, setiap orang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian tertentu. Untuk memenuhi hal itu, orang-orang memerlukan guru untuk mengajar, mendidik, dan melatihnya. Ini membuktikan bahwa factor pendidikan mendorong terjadinya hubungan social.
b.   Faktor Penghambat
1)   Hambatan sosiologis
Hambatan sosiologis berkaitan dengan perbedaan status social, agama, ideology, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya. Contoh pengusaha kaya jarang dapat bersatu dengan orang miskin.
2)   Hambatan Antropologis
Hambatan antropologis berkaitan dengan perbedaan ras atau suku bangsa. Hal ini disebabkan mereka tidak mengerti kebudayaan bangsa lain.
3)   Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis berkaitan dengan proses-proses kejiwaan atau mental baik normal maupun abnormal, yg mempengaruhi tingkah laku. Misal tatkala orang sedeih sangat sulit untuk kita melakukan hubungan social dengannya.
4)   Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis berkaitan dengan hubungan timbal balik antara lingkungan dan hubungan manusia. Hambatan ekologis berarti terjadinya gangguan lingkungan terhadap berlangsungnya hubungan social.
4.    Dampak Hubungan Sosial
a.    Mendorong proses internalisasi
Proses Internalisasi adalah proses penghayatan yg berlangsung sepanjang hidup individu mulaisaat dilahirkan hingga akhir hayatnya. Dalam sepanjang hidupnya seseorang terus belajar untuk mengolah perasaan,hasrat,nafsu,dan emosi yg kemudian membentuk keperibadian. Melalui hubungan social, proses internalisasi terjadi pada diri seseorang.
b.   Mempermudah Proses Sosialisasi
Proses Sosialisasi ialah proses belajar anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya. Proses sosialisasi mudah berlangsung ketika adanya hubungan social yg terjadi dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.
c.    Mempermudah Proses Enkulturisasi
Proses enkulturisasi ialah proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat, system norma, serta semua peraturan yg terdapat dalam kebudayaan seseorang. Karena adanya hubungan social dalam masyrakat, proses enkulturisasi terjadi.
d.   Terjadinya Difusi
Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan sesuatu dari satu pihak ke pihak lain. Berbagai bentuk hubungan social dapat mengakibatkan terjadinya difusi, baik difusi kebudayaan, difusi teknologi, ataupun penyebaran manusia ke seluruh dunia.
e.    Terjadinya akulturasi
Akulturasi ialah pencampuran dua kebudayaan atau lebih yg saling bertemu dan saling mempengaruhi. Terjadinya akulturasi tidak menyebabkan hilangnya keperibadian dari masing-masing kebudayaan tersebut. Hubungan social antarkebudayaan atau antarbangsa dapat menimbulkan akulturasi, baik positif maupun negative.
f.     Terjadinya asimilasi
Hubungan social yg terjadi dalam masyarakat dapat menimbulkan asimilasi dalam masyarakat tersebut. Asimilasi adalah proses social yg timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yg berbeda saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu yg lama, sehingga kebudayaan asli lambat laun berubah membentuk kebudayaan baru.
g.    Mendorong inovasi
Inovasi adalah proses pembaruan yg berbeda dari yg sudah ada atau yg sudah dikenal sebelumnya. Inovasi sangat berkaitan erat dengan penemuan baru dan teknologi. Hubungan social yg terjadi dalam masyarakat yg satu dengan lainnya dapat mendorong timbulnya inovasi dalam masyarakat yg bersangkutan.
h.   Menciptakan konflik
Konflik adalah proses social antara perorangan atau kelompok masyarakat tertentu yg berusaha dengan sadar atau tidak sadar untuk menentang, menjatuhkan, atau melawan pihak lain. Adakalanya, hubungan social yg terjadi disuatu masyarakat dapat menimbulkan konflik. Hal itu terjadi karena ada di antara dua masyarakat tersebut terdapat seperangkat perbedaan pendapat, paham atau ideology, gaya hidup, status dan peran social, perbedaan kebudayaan, serta perbedaan yg sulit untuk dipertemukan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan terjadinya hubungan sosial ditengah-tengah kalangan masyarakat, yang saling memengaruhi antara individu dengan individu lain maupun kelompok dengan kelompok.
Hubungan sosial sangat penting, karena dalam kehidupan manusia, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Banyak faktor yang mendorong terjadinya hubungan sosial, dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Oleh karena itu, kita belajar menjalin hubungan yang erat dengan sesama memperbanyak komunikasi dengan sesama.
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama.
Individu dalam hal ini merupakan konsep sosiologi yang berarti bahwa konsep individu tidak boleh diartikan sama dengan konsep sosial, individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, yang mempunyai pikiran, kehendak, kebebasan, memberi arti (meaning) pada sesuatu, maupun menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri (aktor). Dunia yang berada diluar individu, dunia eksternal. Contoh sistem interaksi adalah kebiasaan.

B.     Saran
Kita sebagai manusia biasa tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain, dan jangan mempunyai anggapan bahwa kita tidak akan pernah membutuhkan bantuan orang lain.
Oleh karena itu marilah kita sama – sama, bahu – membahu dengan saling membantu antar sesama dalam menghadapi kehidupan ini.


DAFTAR PUSTAKA

http://kasmanjaati78.wordpress.com/2010/11/12/macam-macam-bentuk-kelompok/

No comments :

Post a Comment