iklan

Saturday, 8 November 2014

Materi Dan Energi Dalam Lingkungan

KATA PENGANTAR


Segala  puji  hanyak milik Tuhan Yang Maha Esa.  Berkat  limpahan  dan karunia-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah dengan judul “Materi dan Energi Dalam Lingkungan”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Materi dan Energi dalam lingkungan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STKIP Melawi. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.


Nanga Pinoh,     Oktober 2014
Penyusun






DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
      A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
      B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 1
      C.     Pembatas Masalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
      A.    Pengertian.................................................................................................. 3
       B.     Materi dan Energi Dalam Lingkungan...................................................... 4
      C.     Aliran Energi Dan Materi Dalam Ekosistem Alami.................................. 9
BAB III PENUTUP............................................................................................ 12
      A.    Kesimpulan................................................................................................ 12
      B.     Saran ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13

BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Dunia benda terdiri atas materi dan energi. Tubuh organisme dibangun oeh materi dan hidupnya bergantung pada energi. Dalam kehidupan alamiah alam manusia yang memiliki bentuk dan badan kasar, terjadi pemisahan unsur yang sangat drastis antara materi dan energi. Adanya perbedaan alamiah yang mendasar antara materi dan energi di alam manusia (alam berwujud materi) ini menjadi alam manusia sangat berbeda kehidupannya alam halus (alam tidak berwujud materi).
Walaupun telah diketahui adanya hukum kekekalan energi, yang menyatakan bahwa energi adalah kekal, dan hanya berpindah dari satu ke yang lainnya. Bilamana hukum dasar alamiah bagi manusia memasuki tahap berikutnya, maka dalam millenium selanjutnya akan dapat dibuktikan bahwa sebenarnya energi dan materi mempunyai suatu dasar ikatan yang sama.
Jika hukum ini telah dapat dibuktikan, maka manusia akan lebih memahami alam tidak berwujud materi yang lebih dikenal dengan nama alam dunia halus. Dalam alam dunia halus, perwujudaan materi tidak sedemikian kuat terbentuk karena pergerakan alam dunia halus lebih cepat. Dalam gerakan alam yang lebih cepat maka materi yang selalu bergerak ini lebih membentuk unsur energi.

B.     Rumusan Masalah

Dari hasil latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut : “Bagaimana hubungan materi dan energi dalam lingkungan terhadap rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan?”

C.    Pembatasan Masalah

Dari rumusan masalah di atas, agar pembahasan tidak melebar dan bisa fokus, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan materi dan energi?
2.      Bagaimana hubungan materi dan energi dalam lingkungan terhadap rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan?



BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian

Sebelum abad ke-20, istilah "materi" hanya termasuk "materi biasa" yang terdiri dari atom-atom, dan belum termasuk fenomena-fenomena energi lainnya seperti cahaya dan suara. Konsep ini bisa digeneralisasikan dari atom-atom hingga objek manapun yang memiliki massa sampai mencapai ke tahap istirahatnya (Energi diam), tapi ini diragukan karena massa dari sebuah objek dapat timbul (mungkin yang tak bermassa) dari faktor gerakan dan interaksi energi. Jadi, dalam Ilmu Fisika sampai hari ini, materi tidak mempunyai arti yang universal, atau tidak juga konsep yang fundamentil. Materi juga digunakan dengan bebas sebagai istilah umum untuk substansi yang melengkapi benda fisik yang bisa diobservasi.
Benda sehari-hari yang kita temui terdiri dari atom-atom. Materi atom ini terbentuk karena adanya interaksi dari partikel subatom—sebuah inti atom dari beberapa proton dan neutron, serta awan dari garis edar elektron-elektron. Secara khusus, sains menganggap gabungan dari partikel-partikel ini merupakan materi karena mereka memiliki massa diam dan volume. Sebaliknya, partikel tak bermassa, seperti foton, tidak dianggap sebagai materi karena mereka tidak mempunyai massa diam atau pun volume. Bagaimanapun juga, tidak semua partikel dengan massa diam mempunyai volume klasik, semenjak partikel mendasar seperti kuark dan lepton (terkadang disamakan dengan materi) dianggap sebagai 'acuan partikel' dengan ukuran dan volume yang tidak efektif. Meskipun demikian, kuark dan lepton menyusun "materi biasa", dan interaksi mereka memberikan kontribusi untuk volume efektif dari gabungan dari partikel-partikel yang menyusun "materi biasa".


Materi adalah setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang, yang jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang disebut massa. Secara umum materi dapat juga didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan menempati volume.
Materi tersusun atas molekul-molekul, dan molekul pun tersusun atas atom-atom. Materi umumnya dapat dijumpai dalam empat fase berbeda, yaitu padat, cairan, gas, dan plasma (wujud zat). Namun, terdapat pula fase materi yang lain, seperti kondensat Bose-Einstein.

B.     Materi dan Energi dalam Lingkungan

Pengertian Materi dan Energi
Ekosistem terbentuk dari interaksi antara komponen biotik dan abiotik serta terjadi aliran materi dan energI didalamnya. Materi dan energi merupakan sumber alam. Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, polulasi atau ekosistem yang pengadaannya hingga ketingkat mencukupi (optimum) akan meningkatkan daya pengubahan energi.
Materi semula berawal dari sumber alam seperti udara, air, tanah dan mineral-mineralnya. Sedangkan energy hamper seluruhnya bersumber dari matahari.
Materi merupakan bahan baku untuk membuat berbagai alat, seperti: besi, timah, aluminium, emas dan bahan mineral lainnya. Atau ada konseplain yang menyebutkan bahwa materi merupakan sesuatu pada suatu tempat dan suatu waktu. Perwujudannya adalah berupa benda, seperti: batuan, air, udara, pepohonan, dan lain-lain. Secara filsafat ada 4 unsur utama materi, yaitu: api, udara, air dan tanah.
Energi adalah sesuatu yang memberikan kemampuan untuk menjalankan kerja. Secara umum energy dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu:
1.    Energi kinetik (energi aktif), adalah energi yang dalam keadaan bergerak atau menimbulkan “aksi”. Contoh: sinar matahari, radiasi, panas, listrik, aliran angin.
2.    Energi potensial (energy berkapasitas), mempunyai kemampuan menghasilkan energy kinetik. Contoh: air terjun penggerak turbin listrik, energy kimia dalam baterai, bahan peledak, kayu bakar.

Energi dapat juga dibagi menjadi:
1.    Energi yang tidak dapat habis, misal: energy matahari, angin, gelombang, pasang-surut, air sungai, geotermal.
2.    Energi yang dapat habis, dibagi lagi menjadi:
a.    Energi yang tidak dapat diperbarui, seperti minyak bumi, batubara dan uranium.
b.    Energi yang dapat diperbarui, berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Siklus Energi dan Siklus Materi
Siklus Energi
Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran energi yang terjadi diantara komponen ekosistem. Siklus energy ini diawali dari energi matahari yang ditangkap oleh produsen, kemudian terus berputar tiada henti pada konsumen dan semua komponen ekosistem yang. Hal ini karena menurut hukum termodinamika bahwa energi dapat berubah bentuk, tidak dapat dimusnahkan serta diciptakan. Perubahan bentuk energy ini dikenal dengan istilah transformasi energi.
Aliran energi di alam atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum termodinamika tersebut.
Dengan proses fotosintesis energy cahayamatahari ditangkap oleh tumbuhan, dan diubah menjadi energy kimia atau makanan yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan.
Proses aliran energy berlangsung dengan adanya proses rantai makanan. Tumbuhan dimakan oleh herbivora, dengan demikian energy makanan dari tumbuhan mengalir masuk ketubuh herbivora. Herbivora dimakan oleh karnivora, sehingga energy makanan dari herbivore masuk ketubuh karnivora.
Di alam rantai makanan itu tidak sederhana, tetapi ada banyak, satu dengan yang lain saling terkait atau berhubungan sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Organisme-organisme yang memperoleh energy makanan dari tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dimasukkan ke dalam arastrofik yang sama. Makin tinggi arastrofiknya, makin tinggi pula efisien siekologinya.

Proses Aliran Energi dalam Ekosistem
Aliran energy dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut:
1)        Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadim akanan (energy kimia). Sisanya keluar dari system berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
2)        Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivore dan detrivora. Seperti telah diketahui, terjadinya kehilangan sejumlah energy diantara tingkatan trofik, maka aliran energy berkurang atau menurun  kearah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivore menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
3)        Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari system sebagai materi organik.
4)        Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan jugap ada setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energy untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari sistem
5)        Dikarenakan ekosistem adalah suatu system terbuka, maka beberapa materi organic mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan kewilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari system terbawa arus.
Siklus Materi
Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran materi yang terjadi diantara kompon enekosistem. Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Materi itu antara lain siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur
Secara structural setiap siklus materi terdiri dari bagian cadangan dan bagian yang mengalami pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsure kimia tersebut akan terikat dan sulit bergerak, atau pergerakannya lambat. Di dalam bagian pertukaran, unsure kimia tersebut aktif bergerak atau mengalami pertukaran. Siklus materi dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe gas dan tipe sidimeter.
Siklus nitrogen merupakan salah satu siklus materi tipe gas. Bagian cadangannya terdapat di dalam atmosfer. Sedangkan siklusfosfor merupakan contoh siklus materi tipe sedimenter. Bagian cadangan siklus fosfor terdapat di dalam tanah atau kerak bumi dan sukar terlarut, sehingga siklus ini mudah terganggu.
Siklus Nitrogen
Semua organisme memerlukan unsur nitrogen untuk pembentukan protein dan berbagai molekul organik esensial lainnya. Unsur nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas nitrogen (N2) dan kadarnya 78% dari semua gas di atmosfer. Gas nitrogen ini di atmosfer masuk ke dalam tanah melalui fiksasi nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter, Clostridium), alga biru (Anabaena, Nostoc) dan jamur (Mycorhiza) nitrogen yang masuk ke tanah melalui fiksasi diubah menjadi amonia (NH3) oleh bakteri amonia. Proses penguraian nitrogen menjadi amonia disebut amonifikasi. Nitrogen yang masuk ke tanah bersama kilat dan air hujan berupa ion nitrat (NO3−), sedangkan nitrogen yang ada di dalam tubuh tumbuhan dan akan hewan melalui proses mineralisasi oleh bakteri pengurai menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan melalui proses amonifikasi dan mineralisasi oleh bakteri nitrit (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak menjadi ion nitrit (NO2−), selanjutnya ion nitrit dirombak bakteri nitrat (nitrobacter) menjadi ion nitrat (NO3−). Perombakan amonia menjadi ion nitrit, ion nitrit menjadi ion nitrat disebut nitrifikasi. Tumbuhan umumnya menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat, sedangkan hewan mengambil nitrogen dalam bentuk senyawa organik (protein) yang terkandung pada tumbuhan dan hewan yang dimakan. Sebagian ion nitrat dirombak oleh bakteri denitrifikasi (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans) menjadi nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer.
Siklus fosfor
Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan merupakan faktor pembatas produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur yang penting untuk pembentukan asam nukleat, protein, ATP dan senyawa organik vital lainnya. Fosfor satu-satunya daur zat yang tidak berupa gas, sehingga daurnya tidak melalui udara. Sebagian besar fosfor mengalir ke laut dan terikat pada endapan di perairan atau dasar laut. Begitu sampai di laut hanya ada dua mekanisme untuk daur ulangnya ke ekosistem darat, salah satunya melalui burung-burung laut yang mengambil fosfor melalui rantai makanan laut dan mengembalikan ke darat melalui kotorannya kemudian masuk ke rantai makanan.



C. Aliran Energi Dan Materi Dalam Ekosistem Alami
Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus tersebut antara lain:
1.      Siklus Nitrogen (N2). Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
2.      Siklus Fosfor. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Fosfor dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus-menerus.
3.      Siklus Karbon dan Oksigen. Karbondioksida di udara diimanfaatkan oleh tumbuhan untuj berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara.
a. Rantai Makanan
Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida,  klorofil dan cahaya matahari. Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup lain memperoleh makanan dengan melalui proses interaksi dengan mahluk hidup lain melalui pola-pola interaksi tertentu.  Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran makhluk hidup lain.  Salah satu bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan.
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,  konsumen, dan dekomposer.  Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.
Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
1.      Rumput bertindak sebagai produsen.
2.      Belalang sebagai konsumen I (Herbivora)
3.      Katak sebagai konsumen II (Carnivora)
4.      Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)
5.      Jamur sebagai dekomposer.
Ada dua tipe dasar rantai makanan:
1.      Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan => herbivora => karnivora.
2.      Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detriivora= organisme pemakan sisa) predator.
b. Jaring-Jaring Makanan
Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana.  Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan.
Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring makanan berikut!
Dapatkah kalian  menentukan ada berapa rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan tersebut? Benar sekali, ada 18 rantai makanan. Untuk bisa menentukan berapa jumlah rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan, kalian harus menuliskan urutannya satu per satu dengan teliti.
c. Piramida Makanan
Seumpama katak pada contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang akan terjadi? Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena tidak ada pemangsanya. Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada makanan. Yang terjadi berikutnya adalah belalang pun akan banyak yang mati karena jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan belalang yang jumlahnya bertambah banyak.
Dari ilustrasi di atas, sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga kelestariannya apabila jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen I, jumlah konsumen I harus lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya. Apabila kondisi tersebut digambarkan maka akan terbentuk suatu piramida makanan. Berikut adalah contoh piramida makanan dari jaring-jaring kehidupan di atas.
Kita sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti kalian ketahui di atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi kelangsungan hidup mahluk hidup. Untuk itu kita harus arif dan bijak dengan tidak melakukan perusakan lingkungan demi keseimbangan alam dan kelangsungan hidup kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat dengan menjaga kelestarian alam di sekitar kita.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran energi antar organismen dapat terjadi karena adanya proses makn dan di makan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya.
2.      Aliran energi di ekosistem dapat dalam bentuk rantai makanan, jaringan-jaringan makanan dan piramida ekologi yang didalamnya terjadi proses pertukaran energi dari sati organisme ke organisme lainnya.
3.      Materi merupakan bahan baku untuk membuat berbagai alat, seperti: besi, timah, aluminium, emas dan bahan mineral lainnya. Atau ada konseplain yang menyebutkan bahwa materi merupakan sesuatu pada suatu tempat dan suatu waktu. Perwujudannya adalah berupa benda, seperti: batuan, air, udara, pepohonan, dan lain-lain. Secara filsafat ada 4 unsur utama materi, yaitu: api, udara, air dan tanah.
4.      Energi adalah sesuatu yang memberikan kemampuan untuk menjalankan kerja.
5.      Materi dan energi merupakan sumber alam. Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, polulasi atau ekosistem yang pengadaannya hingga ketingkat mencukupi (optimum) akan meningkatkan daya pengubahan energi.

B.       Saran
Jagalah kelestarian dan  keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang satu dengan lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.


No comments :

Post a Comment