KATA
PENGANTAR
Segala puji hanyak milik Tuhan Yang Maha Esa.
Berkat limpahan dan karunia-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah dengan judul “Materi dan Energi Dalam Lingkungan”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Materi dan
Energi dalam lingkungan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STKIP Melawi. Saya
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
saya di masa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Nanga Pinoh, Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR
ISI....................................................................................................... i
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.
Pembatas
Masalah..................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A.
Pengertian..................................................................................................
3
B.
Materi dan
Energi Dalam Lingkungan...................................................... 4
C.
Aliran Energi Dan
Materi Dalam Ekosistem Alami.................................. 9
BAB
III PENUTUP............................................................................................ 12
A.
Kesimpulan................................................................................................ 12
B.
Saran ......................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dunia benda terdiri atas materi dan energi.
Tubuh organisme dibangun oeh materi dan hidupnya bergantung pada energi. Dalam
kehidupan alamiah alam manusia yang memiliki bentuk dan badan kasar, terjadi
pemisahan unsur yang sangat drastis antara materi dan energi. Adanya perbedaan
alamiah yang mendasar antara materi dan energi di alam manusia (alam berwujud materi)
ini menjadi alam manusia sangat berbeda kehidupannya alam halus (alam tidak
berwujud materi).
Walaupun telah diketahui adanya hukum kekekalan
energi, yang menyatakan bahwa energi adalah kekal, dan hanya berpindah dari
satu ke yang lainnya. Bilamana hukum dasar alamiah bagi manusia memasuki tahap
berikutnya, maka dalam millenium selanjutnya akan dapat dibuktikan bahwa
sebenarnya energi dan materi mempunyai suatu dasar ikatan yang sama.
Jika hukum ini telah dapat dibuktikan, maka
manusia akan lebih memahami alam tidak berwujud materi yang lebih dikenal
dengan nama alam dunia halus. Dalam alam dunia halus, perwujudaan materi tidak
sedemikian kuat terbentuk karena pergerakan alam dunia halus lebih cepat. Dalam
gerakan alam yang lebih cepat maka materi yang selalu bergerak ini lebih
membentuk unsur energi.
B.
Rumusan Masalah
Dari hasil latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut : “Bagaimana hubungan
materi dan energi dalam lingkungan terhadap rantai makanan, jaring-jaring
makanan dan piramida makanan?”
C.
Pembatasan Masalah
Dari rumusan masalah di atas, agar pembahasan
tidak melebar dan bisa fokus, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Apa yang
dimaksud dengan materi dan energi?
2. Bagaimana
hubungan materi dan energi dalam lingkungan terhadap rantai makanan,
jaring-jaring makanan dan piramida makanan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sebelum abad ke-20, istilah "materi" hanya termasuk "materi
biasa" yang terdiri dari atom-atom, dan belum termasuk fenomena-fenomena
energi lainnya seperti cahaya dan suara. Konsep ini bisa digeneralisasikan dari atom-atom hingga objek manapun
yang memiliki massa sampai mencapai ke tahap
istirahatnya (Energi diam), tapi ini diragukan
karena massa dari sebuah objek
dapat timbul (mungkin yang tak bermassa) dari faktor gerakan dan interaksi
energi. Jadi, dalam Ilmu Fisika sampai hari ini, materi tidak mempunyai arti yang universal, atau tidak
juga konsep yang fundamentil. Materi juga digunakan dengan bebas sebagai
istilah umum untuk substansi yang melengkapi benda
fisik yang bisa diobservasi.
Benda sehari-hari yang kita temui terdiri dari atom-atom. Materi atom ini terbentuk karena adanya interaksi dari partikel subatom—sebuah inti atom dari beberapa proton dan neutron, serta awan dari garis
edar elektron-elektron. Secara khusus, sains
menganggap gabungan dari partikel-partikel ini merupakan materi karena mereka
memiliki massa
diam dan volume. Sebaliknya, partikel
tak bermassa, seperti foton, tidak dianggap sebagai materi karena mereka tidak mempunyai massa diam
atau pun volume. Bagaimanapun juga, tidak semua partikel dengan massa diam
mempunyai volume klasik, semenjak partikel mendasar seperti kuark dan lepton (terkadang disamakan
dengan materi) dianggap sebagai 'acuan partikel' dengan ukuran dan volume yang
tidak efektif. Meskipun demikian, kuark dan lepton menyusun "materi
biasa", dan interaksi mereka memberikan kontribusi untuk volume efektif
dari gabungan dari partikel-partikel yang menyusun "materi biasa".
Materi adalah setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang, yang jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang disebut massa. Secara umum materi dapat juga didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki
massa dan menempati volume.
Materi tersusun atas molekul-molekul, dan molekul
pun tersusun atas atom-atom. Materi umumnya
dapat dijumpai dalam empat fase berbeda, yaitu padat, cairan, gas, dan plasma
(wujud zat). Namun, terdapat pula
fase materi yang lain, seperti kondensat
Bose-Einstein.
B.
Materi dan Energi dalam Lingkungan
Pengertian
Materi dan Energi
Ekosistem terbentuk dari interaksi antara komponen biotik dan
abiotik serta terjadi aliran materi dan energI didalamnya. Materi dan energi
merupakan sumber alam. Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh
organisme hidup, polulasi atau ekosistem yang pengadaannya hingga ketingkat
mencukupi (optimum) akan meningkatkan daya pengubahan energi.
Materi semula berawal dari sumber alam seperti udara, air, tanah
dan mineral-mineralnya. Sedangkan energy hamper seluruhnya bersumber dari
matahari.
Materi merupakan bahan baku untuk membuat berbagai alat, seperti:
besi, timah, aluminium, emas dan bahan mineral lainnya. Atau ada konseplain
yang menyebutkan bahwa materi merupakan sesuatu pada suatu tempat dan suatu
waktu. Perwujudannya adalah berupa benda, seperti: batuan, air, udara,
pepohonan, dan lain-lain. Secara filsafat ada 4 unsur utama materi, yaitu: api,
udara, air dan tanah.
Energi adalah sesuatu yang memberikan kemampuan untuk menjalankan
kerja. Secara umum energy dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu:
1.
Energi kinetik
(energi aktif), adalah energi yang dalam keadaan bergerak atau menimbulkan
“aksi”. Contoh: sinar matahari, radiasi, panas, listrik, aliran angin.
2.
Energi
potensial (energy berkapasitas), mempunyai kemampuan menghasilkan energy
kinetik. Contoh: air terjun penggerak turbin listrik, energy kimia dalam
baterai, bahan peledak, kayu bakar.
Energi
dapat juga dibagi menjadi:
1.
Energi yang
tidak dapat habis, misal: energy matahari, angin, gelombang, pasang-surut, air
sungai, geotermal.
2.
Energi yang
dapat habis, dibagi lagi menjadi:
a.
Energi yang
tidak dapat diperbarui, seperti minyak bumi, batubara dan uranium.
b.
Energi yang
dapat diperbarui, berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Siklus Energi dan Siklus Materi
Siklus Energi
Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran energi yang
terjadi diantara komponen ekosistem. Siklus energy ini diawali dari energi
matahari yang ditangkap oleh produsen, kemudian terus berputar tiada henti pada
konsumen dan semua komponen ekosistem yang. Hal ini karena menurut hukum termodinamika
bahwa energi dapat berubah bentuk, tidak dapat dimusnahkan serta diciptakan.
Perubahan bentuk energy ini dikenal dengan istilah transformasi energi.
Aliran energi di alam atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum
termodinamika tersebut.
Dengan proses fotosintesis energy cahayamatahari ditangkap oleh
tumbuhan, dan diubah menjadi energy kimia atau makanan yang disimpan di dalam
tubuh tumbuhan.
Proses aliran energy berlangsung dengan adanya proses rantai
makanan. Tumbuhan dimakan oleh herbivora, dengan demikian energy makanan dari
tumbuhan mengalir masuk ketubuh herbivora. Herbivora dimakan oleh karnivora,
sehingga energy makanan dari herbivore masuk ketubuh karnivora.
Di alam rantai makanan itu tidak sederhana, tetapi ada banyak, satu
dengan yang lain saling terkait atau berhubungan sehingga membentuk
jaring-jaring makanan. Organisme-organisme yang memperoleh energy makanan dari
tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dimasukkan ke dalam arastrofik yang
sama. Makin tinggi arastrofiknya, makin tinggi pula efisien siekologinya.
Proses Aliran Energi dalam Ekosistem
Aliran energy
dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut:
1)
Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi
matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses
fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang
sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya
sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadim akanan (energy kimia).
Sisanya keluar dari system berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan
oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran
dari sistem.
2)
Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan
mungkin dilakukan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui
herbivore dan detrivora. Seperti telah diketahui, terjadinya kehilangan
sejumlah energy diantara tingkatan trofik, maka aliran energy berkurang atau
menurun kearah tahapan berikutnya dari
rantai makanan. Biasanya herbivore menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung
tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung
mangsanya.
3)
Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka
akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari system
sebagai materi organik.
4)
Organisme-organisme pada setiap tingkat
konsumen dan jugap ada setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energy
untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari sistem
5)
Dikarenakan ekosistem adalah suatu system
terbuka, maka beberapa materi organic mungkin dikeluarkan menyeberang batas
dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan kewilayah, ekosistem
lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari system terbawa
arus.
Siklus Materi
Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran materi yang
terjadi diantara kompon enekosistem. Materi yang menyusun tubuh organisme
berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia
yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Materi itu antara lain
siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur
Secara structural setiap siklus materi terdiri dari bagian cadangan
dan bagian yang mengalami pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsure kimia
tersebut akan terikat dan sulit bergerak, atau pergerakannya lambat. Di dalam
bagian pertukaran, unsure kimia tersebut aktif bergerak atau mengalami
pertukaran. Siklus materi dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe gas dan tipe
sidimeter.
Siklus nitrogen merupakan salah satu siklus materi tipe gas. Bagian
cadangannya terdapat di dalam atmosfer. Sedangkan siklusfosfor merupakan contoh
siklus materi tipe sedimenter. Bagian cadangan siklus fosfor terdapat di dalam
tanah atau kerak bumi dan sukar terlarut, sehingga siklus ini mudah terganggu.
Siklus Nitrogen
Semua organisme
memerlukan unsur nitrogen untuk pembentukan protein dan berbagai molekul
organik esensial lainnya. Unsur nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer
dalam bentuk gas nitrogen (N2) dan kadarnya 78% dari semua gas di
atmosfer. Gas nitrogen ini di atmosfer masuk ke dalam tanah melalui
fiksasi nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter, Clostridium), alga biru
(Anabaena, Nostoc) dan jamur (Mycorhiza) nitrogen yang masuk ke tanah melalui
fiksasi diubah menjadi amonia (NH3) oleh bakteri amonia. Proses penguraian
nitrogen menjadi amonia disebut amonifikasi. Nitrogen yang masuk ke tanah
bersama kilat dan air hujan berupa ion nitrat (NO3−), sedangkan nitrogen yang
ada di dalam tubuh tumbuhan dan akan hewan melalui proses mineralisasi oleh
bakteri pengurai menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan melalui proses
amonifikasi dan mineralisasi oleh bakteri nitrit (nitrosomonas dan
nitrosococcus) dirombak menjadi ion nitrit (NO2−), selanjutnya ion nitrit
dirombak bakteri nitrat (nitrobacter) menjadi ion nitrat (NO3−). Perombakan
amonia menjadi ion nitrit, ion nitrit menjadi ion nitrat disebut
nitrifikasi. Tumbuhan umumnya menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat, sedangkan
hewan mengambil nitrogen dalam bentuk senyawa organik (protein) yang terkandung
pada tumbuhan dan hewan yang dimakan. Sebagian ion nitrat dirombak oleh
bakteri denitrifikasi (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans)
menjadi nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer.
Siklus fosfor
Fosfor
merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan merupakan faktor
pembatas produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur yang penting untuk
pembentukan asam nukleat, protein, ATP dan senyawa organik vital lainnya.
Fosfor satu-satunya daur zat yang tidak berupa gas, sehingga daurnya tidak
melalui udara. Sebagian besar fosfor mengalir ke laut dan terikat pada endapan
di perairan atau dasar laut. Begitu sampai di laut hanya ada dua mekanisme
untuk daur ulangnya ke ekosistem darat, salah satunya melalui burung-burung
laut yang mengambil fosfor melalui rantai makanan laut dan mengembalikan ke
darat melalui kotorannya kemudian masuk ke rantai makanan.
C. Aliran Energi Dan Materi Dalam Ekosistem Alami
Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau
senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan
reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia. Siklus tersebut antara lain:
1. Siklus Nitrogen (N2). Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia.
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia
ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga
menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh
bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah
menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan
berulang dalam ekosistem.
2. Siklus Fosfor. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan
oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang
terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen
laut. Fosfor dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik
terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh
akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus-menerus.
3. Siklus Karbon dan Oksigen. Karbondioksida di udara diimanfaatkan oleh
tumbuhan untuj berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan
digunakan manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati,
dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan
dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara.
a. Rantai Makanan
Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan
sendiri melalui proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida,
klorofil dan cahaya matahari. Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup
lain memperoleh makanan dengan melalui proses interaksi dengan mahluk hidup
lain melalui pola-pola interaksi tertentu. Hal ini disebabkan karena
mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran makhluk hidup
lain. Salah satu bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah
proses makan dan dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk
suatu rantai makanan.
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup
dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan
sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh
sebuah rantai makanan.
Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan
tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan
ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai
dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh
dan berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat
trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan
zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata
lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua
disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh
hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen
sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan
seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen
puncak.
Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
1. Rumput bertindak sebagai produsen.
2. Belalang sebagai konsumen I (Herbivora)
3. Katak sebagai konsumen II (Carnivora)
4. Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)
5. Jamur sebagai dekomposer.
Ada dua tipe dasar rantai makanan:
1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan
=> herbivora => karnivora.
2. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme
(detriivora= organisme pemakan sisa) predator.
b. Jaring-Jaring Makanan
Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana.
Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan,
karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis
herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis
produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang
saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan.
Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan
sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring
makanan berikut!
Dapatkah kalian menentukan ada berapa rantai makanan penyusun
jaring-jaring makanan tersebut? Benar sekali, ada 18 rantai makanan. Untuk bisa
menentukan berapa jumlah rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan, kalian
harus menuliskan urutannya satu per satu dengan teliti.
c. Piramida Makanan
Seumpama katak pada contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang
akan terjadi? Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat
karena tidak ada pemangsanya. Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena
tidak ada makanan. Yang terjadi berikutnya adalah belalang pun akan banyak yang
mati karena jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan belalang yang
jumlahnya bertambah banyak.
Dari ilustrasi di atas, sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga
kelestariannya apabila jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen I,
jumlah konsumen I harus lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya.
Apabila kondisi tersebut digambarkan maka akan terbentuk suatu piramida
makanan. Berikut adalah contoh piramida makanan dari jaring-jaring kehidupan di
atas.
Kita sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain.
Seperti kalian ketahui di atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting
bagi kelangsungan hidup mahluk hidup. Untuk itu kita harus arif dan bijak
dengan tidak melakukan perusakan lingkungan demi keseimbangan alam dan
kelangsungan hidup kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang
terdekat dengan menjaga kelestarian alam di sekitar kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu
ekosistem. Proses aliran energi antar organismen dapat terjadi karena adanya
proses makn dan di makan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok
organisme dengan kelompok organisme lainnya.
2. Aliran energi di ekosistem dapat dalam bentuk rantai makanan,
jaringan-jaringan makanan dan piramida ekologi yang didalamnya terjadi proses
pertukaran energi dari sati organisme ke organisme lainnya.
3.
Materi
merupakan bahan baku untuk membuat berbagai alat, seperti: besi, timah,
aluminium, emas dan bahan mineral lainnya. Atau ada konseplain yang menyebutkan
bahwa materi merupakan sesuatu pada suatu tempat dan suatu waktu. Perwujudannya
adalah berupa benda, seperti: batuan, air, udara, pepohonan, dan lain-lain.
Secara filsafat ada 4 unsur utama materi, yaitu: api, udara, air dan tanah.
4.
Energi adalah
sesuatu yang memberikan kemampuan untuk menjalankan kerja.
5.
Materi dan
energi merupakan sumber alam. Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan
oleh organisme hidup, polulasi atau ekosistem yang pengadaannya hingga
ketingkat mencukupi (optimum) akan meningkatkan daya pengubahan energi.
B. Saran
Jagalah kelestarian dan
keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang satu
dengan lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.
No comments :
Post a Comment