KATA PENGANTAR
Bahasa adalah sebuah lambang
bunyi yang bersifat arbitrer, yang digunakan untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sempurna.
Dalam penyampaiannya mutlak susunan kalimat dan sebagainya menjadi hal yang
perlu untuk diperhatikan.
Kesalahpahaman dalam menerima
informasi ini dapat terjadi apabila dalam berkomunikasi tidak memperhatikan
aturan-aturan yang berlaku. Maka dari itu, aturan-aturan ini perlu untuk
dipelajari, dan termasuk didalamnya adalah ejaan bahasa Indonesia. Kesalahan
dalam pengejaan dapat menghambat terjadinya komunikasi.
Berkomunikasi memang bukan
hanya melalui lisan, dapat pula melalui sebuah tulisan. Berkomunikasi melalui
lisan lebih mudah daripada tulisan, karena mimik, gerak-gerik, irama, jeda, dan
unsur-unsur nonbahasa lainnya ikut memperlancar komunikasi itu. Dalam hal ini,
unsure-unsur nonbahasa tidak dapat dituliskan, dan hal ini dapat menyulitkan
komunikasi dan memberi
peluang terjadinya kesalahpahaman. Disinilah ejaan dan tanda baca (fungtuasi)
berperan sampai batas-batas tertentu, yakni menggantikan beberapa unsur nonbahasa
yang diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.
Dengan makalah ini semoga
menjadi pelajaran dan bermanfaat bagi kita semua, dan kami sangat membutuhkan
kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini, agar tercapainya makalah yang lebih
baik lagi untuk kedepannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak
diantara kita yang masih banyak menggunakan kata dan susukan kalimat yang masih
salah dalam beberapa forum. Ada saatnya kita menggunakan kalimat-kalimat baku,
dan ada saatnya pula kita menggunakan kalimat nonbaku.
Hal ini perlu
untuk diperhatikan. Ketika penggunaan kalimat telah sesuai namun penggunaan
ejaannya masih belum benar, ini dapat mengakibatkan kesalahpahaman, atau bahkan
informasi yang hendak disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh
pendengar. Ejaan sangat diperlukan, baik untuk komunikasi secara lisan atau
bahkan tulisan.
Sehingga apa
yang telah ada pada masyarakat umumnya, perlahan pemahaman ejaan yang digunakan
diperhatikan dan diperbaiki dari keadaan semula yang mungkin terjadi kesalahan
dalam pemakaiannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan ejaan?
2. Bagaimana sejarah singkat ejaan
Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana aturan-aturan penulisan
huruf ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian
ejaan.
2. Untuk menjelaskan sejarah singkat
ejaan.
3. Untuk menerangkan aturan-aturan
penulisan huruf.
BAB II
MATERI
A. Pengertian Ejaan
Ejaan merupakan penggambaran lambang-lambang bunyi
ajaran dan interelasi antar lambang dalam suatu bahasa. Ejaan mengalami tahap
perkembangan, sebelum Ejaan Yang Disempurnakan, ejaan telah mengalmi perubahan
berulang kali, yaitu yang pertama Ejaan Van Ophuysen pada tahun 1901, kemudian
Ejaan Republik (Soewandi) pada tahun 1997, baru kemudian Ejaan Yang
Disempurnakan yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972.
B. Sejarah Singkat Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan ditinjau dari dua segi, meliputi segi khusus dan
segi umum. Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai perlambangan
bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang
telah disusun menjadi kata, kelmpok kata atau kalimat. Secara umum, ejaan
berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan bunyi
1. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan
diterbitkan dalam sebuah buku Kitab Logat Melajoe, dan mulai berlaku. Ejaan
tersebut disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar
Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Sebelum ejaan ini dituliskan
oleh penulis, pada umumnya memiliki aturan sendiri dan sangat beragam dalam
menuliskan konsonan, vokal, kata, kalimat, dan tanda baca. Terbitnya Ejaan Van
Ophuysen sedikit banyak mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van
Ophuysen antara lain sebagai berikut:
a) Huruf “y” ditulis dengan “j”
Contoh:
1. Sayang – Sajang
2. Yakin – Jakin
3. Saya – Saja
b) Huruf “u” ditulis dengan “oe”
Contoh:
1. Umum – Oemoem
2. Sempurna - Sempoerna
c) Huruf “k” ditulis dengan ( ‘ )
Contoh:
1. Rakyat – Ra’yat
2. Bapak – Bapa’
3. Rusak – Rusa’
d) Huruf “j” ditulis dengan “dj”
Contoh:
1. Jakarta – Djakarta
2. Raja – Radja
3. Jalan – Djalan
e) Huruf “c” ditulis dengan “tj”
Contoh:
1. Pacar – Patjar
2. Cara – Tjara
3. Curang – Tjurang
2. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
Ejaan Republik disusun oleh Mr.Soewandi. Penyusunan
ini dimaksudkan untuk menyempurnakan Ejaan Van Ophuysen dan diresmikan dan
ditetapkan berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan, pengajaran, dan
kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A, tanggal 19 Maret 1947 dan
diresmikan dengan nama Ejaan Republik.
1. Gabungan huruf
oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u dalam Ejaan Republik.
2. Bunyi hamzah
(‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam Ejaan Republik.
3. Kata ulang
boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
4. Huruf e taling
dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
5. Tanda trema (“)
dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan Republik.
Van Ophuysen
|
Republik
|
Oemoer
Ma’loem Rata-rata ẽkor |
Umur
Maklum
Rata2,Rata-rata
ekor
|
3. Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan Yang disempurnakan (EYD)
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 16 Agustus
1972.Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman umum,karena dasarnya hanya
mengatur hal-hal yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat
khusus,yang belum di atur dalam pedoman itu,yang di sesuaikan dengan bertitik
tolak pada pedoman umum itu. Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil
penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di susun sebelumnya.
Hal-hal yang diperhatikan dalam
Ejaan EYD:
1.
Perubahan Huruf
|
Ejaan Lama
|
|
Ejaan EYD
|
Dj
Tj
Nj
Ch
|
Djika,wadjar
tjakap,pertjaja njata,sunji achir,chawatir |
J
C
Ny
Kh
|
Jika, wajar
Cakap, percaya
Nyata, sunyi
Akhir, khwatir
|
2.
Huruf f, v dan z merupakan unsur serapan dari bahasa
asing yang telah diresmikan pemakaiannya.
Misal:
Khilaf
Fisik |
Zakat
Universitas |
3.
Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu
pengetahuan tetap digunakan , misalnya pada kata furqan dan xenon.
4.
Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di yang
merupakan kata depan. Sebagai awalan, di- di tulis serangkai dengan unsur yang
menyertainya, sedangkan di sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misal:
Awalan
|
Kata Depan
|
di-
dicuci dibelikan dilatarbelakangi |
Di
Dikantor Di belakang Di tanah |
5.
Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang
unsur-unsurnya.angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan.
Misal:
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
Hal-hal yang
diatur dalam EYD:
a.
Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf
miring
b.
Penulisan kata
c.
Penulisan tanda baca
d.
Penulisan singkatan dan akronim
e.
Penulisan angka dan lambang bilangan
f.
Penulisan unsur serapan
C. Aturan Penulisan Huruf
1. Pemenggalan Kata
Adakalanya
kata harus dipenggal, misalnya karena pindah baris, atau untuk keperluan lain.
Kata-kata seperti labrak, keprok, dan caplok sering
dipenggal menjadi la-brak, ke-prok, dan ca-plok. Cara
pemenggalan tersebut salah, dan yang benar adalah lab-rak, kep-rok,
dan cap-lok.
Kata-kata
serapan, seperti geografi, moderator, dan musikus, sering
dipenggal menjadi ge-o-graf-i, mo-de-rat-or, dan mu-sik-us.
Padahal kata-kata ini seharusnya dipenggal menjadi ge-o-gra-fi, mo-de-ra-tor,
mu-si-kus.
2. Penulisan Kata Depan dan Partikel
Kata depan di dan ke terpisah
dengan kata yang mengikutinya. Berbeda dengan penulisan awalan di dan ke yang
harus digabung dengan kata dasarnya.
Dipisah
|
Digabung
|
di pasar
di rumah
di rumah sakit
|
ditangkap
dikubur
dipukul
|
3. Penulisan Gabungan Kata
Unsur kata-kata yang bisa berdiri sendiri penulisannya
dipisah. Sedangkan kata-kata yang tida bisa berdiri sendiri penulisannya
digabung.
Dipisah
|
Digabung
|
Buku tulis
Luar negeri
Garam dapur
|
Antarkota
Prasyarat
Prasejarah
|
4. Penulisan Kata Ulang
Kata ulangdihasilkandari
proses perulangan dan ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh
:Lari-lari, Ragu-ragu, kadang-kadang, dll.
Kata ulang
yang berubah bunyi.
Contoh
:Sayur-mayur, Warna-warni, Bolak-balik.
Perulangan berimbuhan sekaligus, diawal
saja atau akhir.
Contoh:
Berpeluk-pelukan, Berjalan-jalan, Hormat-menghormati.
5. Penulisan Kata Berimbuhan
Macam-macam bentuk
imbuhan: meng-, per-, peng-, ter-, -an, -kan, -i
Penulisan Bentuk Gabungan Terikat
Gabungan kata
adalah bentuk terikat yang tidak mandiri sebagai kata, tetapi memiliki arti penuh.
Contohnya: …..kuselesaikan….. , ….kaunyatakan…,
…bantuanmu…, …bukunya…
6. Penulisan Bentuk Singkatan dan
Akronim
Singkatan adalah
bentuk bahasa yang dipendekan dari kata atau kelompok kata yang terdiri dari atas
satu bunyi atau lebih.
1. Ada
singkatan biasa (tanpa tanda titik)
2. Singkatan
umum (dengan tanda titik)
3. Singkatan
ukuran
4. Akronim
7.
Penulisan Unsur Serapan
Penulisan kata serapan bahasa asing
yang berimbuhan pada dasarnya tidak berbeda dengan kata berimbuhan bahasa indonesia
pada umumnya, yang memeperlakukan kaidah peluluhan fonem-fonem tertentu. Fonem p, t, k dan s meluluh.
Kata
Dasar
|
+
meng-
|
+
peng- / peng-…-an
|
Kritik
|
Mengkritik/
mengritik
|
Pengkritik/
pengritik
|
Stabil
|
Menstabilkan/
menyetabilkan
|
Penstabil/
penyetabil
|
Program
|
Memprograkan/
memogramkan
|
Pemprograman/
pemrograan
|
Prediksi
|
Memprediksi/
memrediksi
|
Pemprediksi/
perediksi
|
8. Penulisan Angka
Untuk menyatakan bilangan tingkat, harus diberi awalan
ke- dan garis penghubung (-) sehingga penulisannya sebagai berikut:
Contoh: juara ke-2
bangku ke-3 dari depan
abad ke-20
Untuk angka Romawi tidak perlu menggunakan awalan ke- dan garis
penghubung.
Contoh: juara II
bangku III dari depan
abad XX
9. Penggunaan Tanda Baca
Permasalahan yang sering ditemukan
adalah:
1)
Penggunaan
tanda titik pada singkatan nama orang, nama gelar dan nama lembaga
2)
Penggunaan
tanda koma pada pemerincian
3)
Penggunaan
tanda penghubung pada akhir baris dan pada gabungan kata yang maknanya
meragukan.
4)
Penggunaan
tanda titik dua (:) dan kutip (“...”) pada kalimat langsung
10. Kata-kata Berejaan Kembar
Dewasa ini banyak dijumpai kata yang cara penulisannya
bermacam-macam. Misalnya, disamping ahli ada akhli ; disamping doa ada do’a;
disamping masalah ada mas’alah dan ada juga masualah.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ejaan sangat mempengaruhi perkembangan Bangsa
Indonesia. Ejaan yang meliputi penulisan huruf, penulisan kata,
termasuk singkatan, akronim,angka, dan lambang
bilangan, serta penggunaan tanda baca. Selain itu juga
tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
Fungsi ejaan antara lain :
§ Sebagai landasan
pembakuan tata bahasa
§ Sebagai
landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
§ Sebagai alat
penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa Indonesia.
Dengan adanya ejaan tersebut tentu membantu kita dalam hal penulisan agar
penyampaian informasi dapat diterima dengan baik dan benar oleh para pembaca.
B. Kritik Dan Saran
Penggunan ejaan dengan baik dan benar perlu untuk diperhatikan dan dipahami dengan benar.
Penggunaan ejaan tersebut tentunya sangat penting dalam beberapa keadaan.
Missal pembuatan makalah, laporan dan atau sebagainya. Penanaman penggunaan
yang benar perlu untuk diberikan sedini mungkin pada siswa-siswa, agar tidak
terjadi penyalahgunaan yang lumrah terjadi pada masyarakat umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/5291361/EJAAN_BAHASA_INDONESIA_Oleh. (Didownload pada hari senin, 3
november 2014 jam 19:30 Wib)
·
I Nengah Sukarta, I N. Suparwa, I
G.N.K Putrayasa, I W. Teguh, 2011. Bahasa Indonesia Akademik untuk Perguruan
Tinggi. Edisi I, Cetakan 2. Bali: Swasta Nulus.
No comments :
Post a Comment