iklan

Wednesday 3 December 2014

makalah ejaan


KATA PENGANTAR


Bahasa adalah sebuah lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang digunakan untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sempurna. Dalam penyampaiannya mutlak susunan kalimat dan sebagainya menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan.
Kesalahpahaman dalam menerima informasi ini dapat terjadi apabila dalam berkomunikasi tidak memperhatikan aturan-aturan yang berlaku. Maka dari itu, aturan-aturan ini perlu untuk dipelajari, dan termasuk didalamnya adalah ejaan bahasa Indonesia. Kesalahan dalam pengejaan dapat menghambat terjadinya komunikasi.
Berkomunikasi memang bukan hanya melalui lisan, dapat pula melalui sebuah tulisan. Berkomunikasi melalui lisan lebih mudah daripada tulisan, karena mimik, gerak-gerik, irama, jeda, dan unsur-unsur nonbahasa lainnya ikut memperlancar komunikasi itu. Dalam hal ini, unsure-unsur nonbahasa tidak dapat dituliskan, dan hal ini dapat menyulitkan komunikasi dan memberi peluang terjadinya kesalahpahaman. Disinilah ejaan dan tanda baca (fungtuasi) berperan sampai batas-batas tertentu, yakni menggantikan beberapa unsur nonbahasa yang diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.
Dengan makalah ini semoga menjadi pelajaran dan bermanfaat bagi kita semua, dan kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini, agar tercapainya makalah yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Penulis


BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Banyak diantara kita yang masih banyak menggunakan kata dan susukan kalimat yang masih salah dalam beberapa forum. Ada saatnya kita menggunakan kalimat-kalimat baku, dan ada saatnya pula kita menggunakan kalimat nonbaku.
Hal ini perlu untuk diperhatikan. Ketika penggunaan kalimat telah sesuai namun penggunaan ejaannya masih belum benar, ini dapat mengakibatkan kesalahpahaman, atau bahkan informasi yang hendak disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Ejaan sangat diperlukan, baik untuk komunikasi secara lisan atau bahkan tulisan.
Sehingga apa yang telah ada pada masyarakat umumnya, perlahan pemahaman ejaan yang digunakan diperhatikan dan diperbaiki dari keadaan semula yang mungkin terjadi kesalahan dalam pemakaiannya.

B.       Rumusan Masalah

1.    Apa yang disebut dengan ejaan?
2.    Bagaimana sejarah singkat ejaan Bahasa Indonesia?
3.    Bagaimana aturan-aturan penulisan huruf ?

C.      Tujuan Penulisan

1.    Untuk mendeskripsikan pengertian ejaan.
2.    Untuk menjelaskan sejarah singkat ejaan.
3.    Untuk menerangkan aturan-aturan penulisan huruf.



BAB II

MATERI


A.      Pengertian Ejaan

Ejaan merupakan penggambaran lambang-lambang bunyi ajaran dan interelasi antar lambang dalam suatu bahasa. Ejaan mengalami tahap perkembangan, sebelum Ejaan Yang Disempurnakan, ejaan telah mengalmi perubahan berulang kali, yaitu yang pertama Ejaan Van Ophuysen pada tahun 1901, kemudian Ejaan Republik (Soewandi) pada tahun 1997, baru kemudian Ejaan Yang Disempurnakan yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972.

B.       Sejarah Singkat Ejaan Bahasa Indonesia

Ejaan ditinjau dari dua segi, meliputi segi khusus dan segi umum. Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai perlambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, kelmpok kata atau kalimat. Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan bunyi
1.    Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam sebuah buku Kitab Logat Melajoe, dan mulai berlaku. Ejaan tersebut disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Sebelum ejaan ini dituliskan oleh penulis, pada umumnya memiliki aturan sendiri dan sangat beragam dalam menuliskan konsonan, vokal, kata, kalimat, dan tanda baca. Terbitnya Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai berikut:
a)    Huruf “y” ditulis dengan “j”
Contoh:
1.    Sayang – Sajang
2.    Yakin – Jakin
3.    Saya – Saja
b)   Huruf “u” ditulis dengan “oe”
Contoh:
1.    Umum – Oemoem
2.    Sempurna - Sempoerna
c)    Huruf “k” ditulis dengan ( ‘ )
Contoh:
1.    Rakyat – Ra’yat
2.    Bapak – Bapa’
3.    Rusak – Rusa’
d)   Huruf “j” ditulis dengan “dj”
Contoh:
1.    Jakarta – Djakarta
2.    Raja – Radja
3.    Jalan – Djalan
e)    Huruf “c” ditulis dengan “tj”
Contoh:
1.    Pacar – Patjar
2.    Cara – Tjara
3.    Curang – Tjurang

2.    Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
Ejaan Republik disusun oleh Mr.Soewandi. Penyusunan ini dimaksudkan untuk menyempurnakan Ejaan Van Ophuysen dan diresmikan dan ditetapkan berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A, tanggal 19 Maret 1947 dan diresmikan dengan nama Ejaan Republik.
1.    Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u dalam Ejaan Republik.
2.    Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam Ejaan Republik.
3.    Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
4.    Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
5.    Tanda trema (“) dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan Republik.

Van Ophuysen
Republik
Oemoer
Ma’loem
Rata-rata
ẽkor
Umur
Maklum
Rata2,Rata-rata
ekor

3.    Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan Yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972.Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman umum,karena dasarnya hanya mengatur hal-hal yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus,yang belum di atur dalam pedoman itu,yang di sesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman umum itu. Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di susun sebelumnya.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Ejaan EYD:
1.    Perubahan Huruf

Ejaan Lama

Ejaan EYD
Dj
Tj
Nj
Ch
Djika,wadjar
tjakap,pertjaja
njata,sunji
achir,chawatir
J
C
Ny
Kh
Jika, wajar
Cakap, percaya
Nyata, sunyi
Akhir, khwatir
2.    Huruf f, v dan z merupakan unsur serapan dari bahasa asing yang telah diresmikan pemakaiannya.
Misal:
Khilaf
Fisik
Zakat
Universitas
3.    Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan , misalnya pada kata furqan dan xenon.
4.    Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di yang merupakan kata depan. Sebagai awalan, di- di tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misal:
Awalan
Kata Depan
di-
dicuci
dibelikan
dilatarbelakangi
Di
Dikantor
Di belakang
Di tanah
5.    Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan.
Misal:
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
Hal-hal yang diatur dalam EYD:
a.    Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring
b.    Penulisan kata
c.    Penulisan tanda baca
d.   Penulisan singkatan dan akronim
e.    Penulisan angka dan lambang bilangan
f.     Penulisan unsur serapan




C.      Aturan Penulisan Huruf

1.    Pemenggalan Kata
Adakalanya kata harus dipenggal, misalnya karena pindah baris, atau untuk keperluan lain. Kata-kata seperti labrak, keprok, dan caplok sering dipenggal menjadi la-brak, ke-prok, dan ca-plok. Cara pemenggalan tersebut salah, dan yang benar adalah lab-rak, kep-rok, dan cap-lok.
Kata-kata serapan, seperti geografi, moderator, dan musikus, sering dipenggal menjadi ge-o-graf-i, mo-de-rat-or, dan mu-sik-us. Padahal kata-kata ini seharusnya dipenggal menjadi ge-o-gra-fi, mo-de-ra-tor, mu-si-kus.
2.    Penulisan Kata Depan dan Partikel
Kata depan di dan ke terpisah dengan kata yang mengikutinya. Berbeda dengan penulisan awalan di dan ke yang harus digabung dengan kata dasarnya.
Dipisah
Digabung
di pasar
di rumah
di rumah sakit
ditangkap
dikubur
dipukul
3.    Penulisan Gabungan Kata
Unsur kata-kata yang bisa berdiri sendiri penulisannya dipisah. Sedangkan kata-kata yang tida bisa berdiri sendiri penulisannya digabung.
Dipisah
Digabung
Buku tulis
Luar negeri
Garam dapur
Antarkota
Prasyarat
Prasejarah
4.    Penulisan Kata Ulang
Kata ulangdihasilkandari proses perulangan dan ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh :Lari-lari, Ragu-ragu, kadang-kadang, dll.
Kata ulang yang berubah bunyi.
Contoh :Sayur-mayur, Warna-warni, Bolak-balik.
Perulangan berimbuhan sekaligus, diawal saja atau akhir.
Contoh: Berpeluk-pelukan, Berjalan-jalan, Hormat-menghormati.
5.    Penulisan Kata Berimbuhan
Macam-macam bentuk imbuhan: meng-, per-, peng-, ter-, -an, -kan, -i
Penulisan Bentuk Gabungan Terikat
Gabungan kata adalah bentuk terikat yang tidak mandiri sebagai kata, tetapi memiliki arti penuh.
Contohnya:        …..kuselesaikan….. , ….kaunyatakan…, …bantuanmu…,   …bukunya…
6.    Penulisan Bentuk Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah bentuk bahasa yang dipendekan dari kata atau kelompok kata yang terdiri dari atas satu bunyi atau lebih.
1.    Ada singkatan biasa (tanpa tanda titik)
2.    Singkatan umum (dengan tanda titik)
3.    Singkatan ukuran
4.    Akronim
7.    Penulisan Unsur Serapan
Penulisan kata serapan bahasa asing yang berimbuhan pada dasarnya tidak berbeda dengan kata berimbuhan bahasa indonesia pada umumnya, yang memeperlakukan kaidah peluluhan fonem-fonem tertentu. Fonem p, t, k dan s meluluh.
Kata Dasar
+ meng-
+ peng- / peng-…-an
Kritik
Mengkritik/ mengritik
Pengkritik/ pengritik
Stabil
Menstabilkan/ menyetabilkan
Penstabil/ penyetabil
Program
Memprograkan/ memogramkan
Pemprograman/ pemrograan
Prediksi
Memprediksi/ memrediksi
Pemprediksi/ perediksi

8.    Penulisan Angka
Untuk menyatakan bilangan tingkat, harus diberi awalan ke- dan garis penghubung (-) sehingga penulisannya sebagai berikut:
Contoh:           juara ke-2
            bangku ke-3 dari depan
            abad ke-20
Untuk angka Romawi tidak perlu menggunakan awalan ke- dan garis penghubung.
Contoh:           juara II
            bangku III dari depan
            abad XX
9.    Penggunaan Tanda Baca
Permasalahan yang sering ditemukan adalah:
1)        Penggunaan tanda titik pada singkatan nama orang, nama gelar dan nama lembaga
2)        Penggunaan tanda koma pada pemerincian
3)        Penggunaan tanda penghubung pada akhir baris dan pada gabungan kata yang maknanya meragukan.
4)        Penggunaan tanda titik dua (:) dan kutip (“...”) pada kalimat langsung
10.    Kata-kata Berejaan Kembar
Dewasa ini banyak dijumpai kata yang cara penulisannya bermacam-macam. Misalnya, disamping ahli ada akhli ; disamping doa ada do’a; disamping masalah ada mas’alah dan ada juga masualah.





BAB III

PENUTUP


A.      Kesimpulan

Ejaan sangat mempengaruhi perkembangan Bangsa Indonesia. Ejaan yang meliputi penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim,angka, dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca. Selain itu juga tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
Fungsi ejaan antara lain :
§  Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
§  Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
§  Sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa Indonesia.
Dengan adanya ejaan tersebut tentu membantu kita dalam hal penulisan agar penyampaian informasi dapat diterima dengan baik dan benar oleh para pembaca.

B.       Kritik Dan Saran

Penggunan ejaan dengan baik dan benar perlu untuk diperhatikan dan dipahami dengan benar. Penggunaan ejaan tersebut tentunya sangat penting dalam beberapa keadaan. Missal pembuatan makalah, laporan dan atau sebagainya. Penanaman penggunaan yang benar perlu untuk diberikan sedini mungkin pada siswa-siswa, agar tidak terjadi penyalahgunaan yang lumrah terjadi pada masyarakat umumnya.







DAFTAR PUSTAKA


https://www.academia.edu/5291361/EJAAN_BAHASA_INDONESIA_Oleh. (Didownload pada hari senin, 3 november 2014 jam  19:30 Wib)

·         I Nengah Sukarta, I N. Suparwa, I G.N.K Putrayasa, I W. Teguh, 2011. Bahasa Indonesia Akademik untuk Perguruan Tinggi. Edisi I, Cetakan 2. Bali: Swasta Nulus.

No comments :

Post a Comment