TUGAS INDIVIDU
MAKALAH
“PENGELOLAAN
KELAS”
Di
Susun Oleh
UNIVERSITAS
TERBUKA (UT) NANGA PINOH
TAHUN
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya. Sehingga
kami bisa menyelesaikan penulisan makalah dengan lancar. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dan
atas terselesaikannya tugas makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia dan kepada teman-teman
Program Studi PGSD Universitas Terbuka Nanga Pinoh serta kepada semua pihak
yang tak bisa kami sebut satu persatu.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Aamiin
Nanga Pinoh, November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengelolaan Kelas................................................................... 3
B. Peran Guru
Dalam Strategi Pengelolaan Kelas......................................... 4
C. Prinsip –
Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas............................................... 6
D. Penataan
Ruang Kelas............................................................................... 7
E. Penataan
Tempat Duduk Siswa Sebagai Bentuk Pengelolaan Kelas........ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 10
B. Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun
yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang paling sering didiskusikan
oleh penulis profesional dan oleh para pengajar adalah juga pengelolaan kelas.
Mengapa demikian? Jawabnya sederhama. Pengelolaan kelas merupakan masalah
tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk meciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai
tujuan pengajaran efisien dan menggunakan mereka dapat belajar. Dengan demikian
pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.
Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih
tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik.
Dengan masalah yang telah bukan rahasia umum itu maka
penulis menarik kesimpulan untuk lebih membuka lagi mengenai judul yang akan
kami bahas yaitu “Pengelolaan Kelas” yang mana di dalamnya
terdapat beberapa masalah-masalah pengelolaan kelas, untuk lebih jelasnya akan
penulis paparkan di dalam Pembahasan yaitu pada Bab II.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
penulisan makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas
yaitu:
1.
Apa itu Pengertian
Pengelolaan kelas?
2.
Apa peran guru
dalam strategi pengelolaan kelas?
3.
Apa Saja
Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas ?
4.
Bagaimana Penataan
ruang kelas?
C.
Tujuan
Dari pemaparan di atas maka yang
menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu:
·
Untuk memperoleh gambaran tentang apa itu
pengelolaan kelas
·
Untuk memperoleh gambaran tentang penataan
tempat duduk siswa sebagai bentuk dari pengelolaan kelas yang dilakukan oleh
guru dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran dan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata,
yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu
sendiri asal katanya adalah ”kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”.
Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata
yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu “management”, yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam
pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto (1990;2) adalah pengadministrasian,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan.
Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik (1987:311)
adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang
mendapat pengajaran dari guru.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja
dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah
pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan
pengajaran.
Dalam konteks yang demikian itulah kiranya pengelolaan
kelas penting untuk diketahui oleh siapapun juga yang menerjunkan dirinya
kedalam dunia pendidikan.
Sedangkan menurut Sudirman N, dalam (dkk. 1991; 310),
pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi
oleh Hadari Nawawi (1989;115), dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau
pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam
mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya
pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah
sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk
melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan murid.
B.
Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas
Pada dasarnya proses belajar
mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya
guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya
proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk
meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam
dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru
sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru
sebagai valuator.
a)
Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi
sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang
memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan
menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan
bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya
sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat
diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
b)
Guru Sebagai Pengelola Kelas
Evaluator
atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap
pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun
kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi.
Tingkat pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain :
-
Mengetahui
-
Mengerti
-
Mengaplikasikan
-
Analisis
-
Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
-
Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik
untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan
menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting
dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif,
kognitif danpsikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan
pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan
berbagai proses instrument harus terbuka.
c)
Guru Sebagai Mediator Dan Fasilitator
Manager
memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan
menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai
Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang
tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai
pengelola kelas : Merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber
pembelajaran Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam
memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi
segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
d)
Guru Sebagai Evaluator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag
akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga
termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai
beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus
pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami
pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang
pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat
diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas
sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
C.
Prinsip – Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam kelas,
prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi
guru untuk mengetahui dan menguasai prinsi-prinsip pengelolaan kelas, yang di
uraikan berikut ini :
1. Hangat
dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar
mengajar.guru yang hangat dan akrab engan anak didik selalu menunjukkan antusias
pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan
pengelolaan kelas
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau
bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar
sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media atau alat bantu,gaya
mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik mengurangi munculnya
gangguan, kevariasian dalam penggunaan apa yang dsi sebut diatas merupakan
kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif.
4. Keluesan
Keluesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta
menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
5. Penekanan
pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus
menekankan pada hal-hal yang positif, dan menghindari pemusatan perhatian anak
didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan
pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari
kesalahan Yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar
6. Penanaman
disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik
dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu,guru sebaiknya selalu
mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri
hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung
jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya iku
disiplin berdisiplin dalam segala hal
D.
Penataan Ruang Kelas
Pembelajaran
yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana
belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan
ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkunagan kelas perlu
ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara
siswa dengan guru, dan antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell
(Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
1.
Visibility
( Keleluasaan Pandangan)
Visibility
artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu
pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau
kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua
siswa kegiatan pembelajaran.
2.
Accesibility
(mudah dicapai)
Penataan
ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang
yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk
harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah
dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
3.
Fleksibilitas
(Keluwesan)
Barang-barang
di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika
proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
4.
Kenyamanan
Kenyamanan
disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
5.
Keindahan
Prinsip
keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan
dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan
dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan
dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan
memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah
laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu:
·
Ukuran
bentuk kelas
·
Bentuk
serta ukuran bangku dan meja
·
Jumlah
siswa dalam kelas
·
Jumlah
siswa dalam setiap kelompok
·
Jumlah
kelompok dalam kelas
·
Komposisi
siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan
wanita).
Berkaitan dengan penataan ruang kelas
belajar maka pada penulisan makalah ini hanya berkaitan dengan pengelolaan
kelas berupa penempatan tempat duduk siswa saja.
E.
Penataan Tempat Duduk Siswa Sebagai Bentuk
Pengelolaan Kelas
Tujuan utama penataan
lingkungan fisik kelas ialah
mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak
diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang
lainnya di dalam kelas.
Penataan tempat duduk adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh
guru dalam mengelola kelas. Karena pengelolaan kelas yang efektif akan
menentukan hasil pembelajaran yang dicapai. Dengan penataan tempat duduk yang
baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif, dan juga
menyenangkan bagi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Winzer (Winataputra,
2003: 9-21) bahwa “penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap
tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Lebih
jauh, diketahui bahwa tempat duduk berpengaruh jumlah terhadap waktu yang
digunakan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan”.
Sesuai dengan maksud pengelolaan
kelas sendiri bahwa pengelolaan kelas merupakan upaya
yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang
kondusif, melalui kegiatan pengaturan siswa dan barang/ fasilitas. Selain itu
pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakakan, memelihara tingkah laku
siswa yang dapat mendukung proses pembelajaran. Maka dengan demikian
pengelolaan kelas berupa penataan tempat duduk siswa sebagai bentuk pengelolaan
kelas dapat membantu menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh guru, karena hal ini akan
membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas adalah
kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi
kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan
maksimal. Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management)
lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan
barang/ fasilitas.
Salah satu bentuk pengelolaan kelas adalah
penatan tempat duduk, dimana penatan tempat duduk perlu memperhatikan
lingkungan fisik kelas dan juga keanekaragaman karakteristik siswa, serta
mempertimbangkan kesesuaian metode yang digunakan dengan tujuan akhir dari
pembelajaran itu sendiri.
Kondisi dan posisi tempat duduk dapat
menentukan tingkat aktivitas belajar siswa di kelas. Hal tersebut sisebabkan
karena tempat duduk yang nyaman akan membantu siswa untuk tenang dalam belajar
dan apat pula menimbulkan gairah belajar siswa.
B.
Saran
Kiranya
perlu menjadi perhatian bagi guru dan bahkan calon pengajar bahwa keterampilan
mengelola kelas salah satunya penataan tempat duduk harus dikuasai. Pengelolaan
kelas menyangkut kepada menciptakan iklim atau kondisi belajar yang kondusif
dan aksimal. Melalui penatan tempat duduk yang tepat diharapkan akan
menfasilitasi siswa untuk belajar dengan aktif. Adapun saran yang dapat
dilakukan dalam penatan tempat duduk seperti:
·
Menentukan
posisi tempat duduk yang disesuaikan dengan metode pembelajaran dan tujuan pembelajaran.
·
Kondisi
baik bentuk, ukuran tempat duduk harus baik dan pas
·
Menggunakan
tempat duduk yang mudah diatur atau diubah-ubah untuk mempermudah merubah
posisi tempat duduk
·
Penempatan
siswa sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya, misalnya menempatkan siswa
yang berpostur tingi di belakang, menempatkan siswa yang hiper aktif di depan
sehingga guru mudah untuk memantau.
DAFTAR
PUSTAKA
http://rizukifarevi.blogspot.com/2013/04/makalah-pengelolaan-kelas.html (Diakses
Pada Hari Selasa, 28 Oktober 2014 Jam 13:00 Wib)
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/28/penataan-tempat-duduk-siswa-sebagai-bentuk-pengelolaan-kelas/ (Diakses
Pada Hari Selasa, 28 Oktober 2014 Jam 13:15 Wib)
No comments :
Post a Comment